Sarpah bergegas ke rumah Mbah Kardi, berharap masih ada yang bisa dilakukan.
Tapi terlambat. Saat kembali, kabut sudah makin tebal. Dari balik kabut, muncul bayangan perempuan berambut panjang dengan punggung berlubang.
Sundel bolong itu menunjuk ke arah Imah dan berkata, “Sekarang dia milikku.”
Imah menjerit dan memegangi perutnya. Tubuhnya mulai memudar, larut bersama kabut.
Sarpah mencoba meraihnya, tapi yang ia pegang cuma udara kosong yang tersisa hanyalah setangkai bunga kamboja.
Baca Juga: Mengenal Perempuan Bahu Laweyan, Sosok Mistis yang Bikin Takut Menikah
Sejak malam itu, nama Imah nggak pernah disebut lagi oleh warga Sindangsari.
Nggak ada yang berani masuk hutan saat malam, dan nggak ada yang mau dekat-dekat rumah tua tempat Imah tinggal.
Bisik-bisik masih terdengar di antara kabut, tangisan lirih yang datang dari hutan. Sebagian orang bilang itu cuma suara angin.
Tapi buat yang pernah dengar langsung, mereka tahu sundel bolong belum pergi. Dia masih mencari korban, menuntut balas atas nasib tragisnya.
Nah setiap kali bunga kamboja muncul di jendela rumah seseorang, warga tahu akan ada jiwa yang dipanggil lagi.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: YouTube