Reza ngikutin Lilis ke hutan, menembus kabut dan bau dupa. Di sanalah dia ngeliat pelaminan berdiri di tengah pepohonan, dikelilingi makhluk tinggi berbalut kain putih dengan wajah tertutup rambut. Di atas singgasana duduk mempelai dari alam lain, wajahnya simetris banget, tapi nggak punya bola mata.
Orang tua berjubah hitam muncul, bilang bahwa keturunan Nyai Sarti dulu janjiin pernikahan tiap tujuh generasi dengan penjaga hutan. “Agar desa ini subur, langit tak murka, dan penyakit tak menjalar,” katanya. na dan sekarang giliran Lilis.
Reza protes. Tapi semua seperti udah ditentukan. Sosok mempelai gaib bahkan nawarin, “Kalau kamu menolak, kamu yang jadi pengantinnya.” Reza bingung, tapi belum sempat jawab, seseorang narik dia dari belakang.
Pas bangun, dia masih di kamarnya. Tapi bunga melati layu di tangan Lilis malam itu masih ada. Bukti nyata bahwa semua itu bukan mimpi.
Baca Juga: Kisah Mistis Desa Karuhun yang Muncul Tiap 33 Tahun Sekali: antara Mitos, Kutukan, dan Dimensi Lain
Paginya, Reza konfrontasi ibunya. Ternyata semua orang desa tahu, tapi memilih bungkam. Leluhur mereka buat perjanjian kelam. Dan sekarang, Lilis jadi tumbal. Reza mutusin buat lawan. Dia pergi ke kuburan tua dan nemuin nisan kuno dengan ukiran aneh dan undangan hajatan tertancap di atasnya.
Begitu dia sentuh, tanah bergetar. Bayangan kain putih muncul, matanya kosong. “Darahmu adalah kunci. Kau cucu dari penjaga janji. Jika tidak ada pengantin, jiwa terdekat harus membayar: kau atau adikmu,” bisik sosok itu.
Dengan panik, Reza robek undangan, tapi suara bisikan mengerikan terdengar: “Janji tidak bisa dihapus. Hanya dipindahkan.”
Hari berganti. Hajatan makin meriah. Tapi yang datang bukan tamu biasa. Mereka mengenakan pakaian usang, tubuhnya basah dan dingin. Di pelaminan, Lilis duduk mengenakan kebaya putih. Tapi ada yang salah. Matanya hitam legam. Itu bukan Lilis.
Reza mau nyamperin, tapi ibunya menahan. “Dia bukan Lilis lagi, tapi kita masih bisa nyelamatin dia,” katanya.
Tiba-tiba mempelai dari alam lain muncul. Kini dia lebih nyata, tubuhnya tinggi, berbalut jubah akar. Suaranya dalam, dingin, “Kalau kau yang menggantikannya, kami akan lepaskan dia.”
Reza terpaku. Undangan yang tadi dia robek muncul kembali utuh di pangkuannya. Semua mata baik manusia maupun bukan menatapnya.
Di tengah alunan gamelan yang mulai mengeras, dia harus milih antara menyerahkan adiknya, atau dirinya sendiri jadi pengantin dunia gaib.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: YouTube