Kategori Berita
Media Network
Selasa, 15 AGUSTUS 2023 • 23:20 WIB

Kisah Pria Evakuasi Jasad Teman Korban Longsor Cianjur, Serem Arwah Minta Tolong Korek Tanah Tempat Tertimbun

Ilustrasi - Tim SAR gabungan mencari korban yang tertimbun longsor akibat gempa di Kampung Cijedil, Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Minggu (27/11/2022).

INDOZONE.ID - Seorang pria bernama Edoy menceritakan pengalaman horornya, didatangi arwah sahabatnya yang menjadi korban gempa dan longsor Cianjur pada November 2022 lalu.

Dalam kanal YouTube Lentera Malam, Edoy menceritakan bahwa dirinya memiliki seorang sahabat sebut saja Ujang, yang tinggal berdekatan dengannya di sebuah desa di Cianjur.

Bersahabat sejak lama, kebersamaan mereka harus terpisah karena Edoy memutuskan untuk merantau ke Ibu Kota. Sedangkan Ujang memilih tinggal di kampung untuk menjaga orangtuanya.

Setelah tiga bulan berada di Ibu Kota dan tinggal di rumah tantenya, Edoy baru mendapatkan pekerjaan sebagai waiters di sebuah rumah makan.

Syok Tau Berita Musibah Longsor

Meski terpisah jarak dan kota, namun Edoy dan Ujang masih sering berkomunikasi. Sampai tiba lah suatu hari, di tengah-tengah jam kerja, Edoy melihat berita di TV telah terjadi bencana gempa bumi dan longsor di kampungnya.

"Si reporter TV itu nyebut ada nama desa gua. Gua panik. Ada rekaman amatirnya tuh, gua ingat banget itu desa gua. Setelah gua ngelihat berita itu gua panik, gua sabarin sampai istirahat, gua lemes," kata Edoy, seperti dilihat Indozone, Selasa (15/8/2023).

Baca Juga: Gempa di Cianjur Merupakan Bencana Alam yang Langka, Hanya Terjadi 20 Tahun Sekali

Edoy makin panik, karena keluarga, Ujang dan tetangganya tidak bisa dihubungi saat itu. Edoy menduga hal itu terjadi karena jaringan komunikasi di daerahnya terputus akibat gempa.

Di tengah-tengah waktu istirahat kerja, Edoy sempat curhat ke atasannya soal kampungnya yang terjadi gempa. Beruntung, Edoy mendapatkan izin dari supervisor di tempat kerjaannya untuk kembali ke kampung halaman dan melihat keluarganya.

Awalnya Edoy masih bertahan di kosan sambil menunggu kabar dari keluarganya. Namun tiba-tiba ada nomor telepon tak dikenal menghubunginya dan memintanya untuk segera pulang.

"Pas gua nunggu ada telepon masuk nomor enggak dikenal, cuman gua angkat. Dia cuman ngomong 'Lu cepat pulang, tolongin! Pulang, buru!". Gua nanya, ini siapa. Yaudah ini gua pulang malam ini juga. Udah langsung mati telepon itu," ungkap Edoy.

Setelah mengangkat telepon itu, Edoy pun memutuskan untuk pulang ke kampungnya. Namun, tidak ada bis yang mau melintas ke daerah tersebut karena terjadi longsor. Hanya saja, ada seorang sopir yang menyarankannya untuk naik mobil elf, yang hendak menuju ke arah kampungnya.

"Awalnya dia (sopir) mau minta ongkos gede ke gua, setelah gua cerita itu kampung gua dan mau nemuin keluarga, mau evakuasi keluarga, gua enggak dimintain ongkos. Dia tulus membantu gua," tambahnya.

Disambut Arwah Sahabat

Perjalanan Edoy pun dimulai sekira pukul 11 malam. Setelah beberapa jam, mereka pun sampai di daerah perbatasan. Mobil itu tidak bisa melanjutkan perjalanan, karena ada pembatas jalan.

Karena diselimuti perasaan kalut, Edoy pun memilih jalan kaki sekitar 3 km dari perbatasan itu ke kampungnya. Dalam kondisi gelap dan sepi, Edoy hanya mengandalkan flash HP untuk menerangi jalannya.

Sampai akhirnya Edoy tiba di tugu perbatasan kampung. Alangkah terkejutnya Edoy, karena di tugu tersebut ada sosok Ujang yang menunggunya dengan penampilan lusuh.

"Di perbatasan desa itu, temen (Ujang) berdiri di situ. Dari jauh gua udah lihat, orang itu dia. Dia nunduk kayak nungguin gua, tapi gua gak janjian. Gua mikirnya insting kali ya," Edoy menceritakan.

"Gua nyamperin dia dalam keadaan lusuh. Posisi gerimis, rambutnya udah berantakan, lusuh gitu, terus tanah semua (badannya). Dia pakai baju kayak hijau tosca. Gua panggil dong 'Jang gimana keadaan?' Dia cuman 'ayo'. Lemes banget suaranya 'ikutin gua'. Kayak orang capek," ujarnya.

Anehnya, selama berjalan, Edoy dan Ujang tidak jalan berdampingan. Edoy selalu berada di depan diikuti Ujang. Edoy menduga kala itu Ujang sedang capek.

Perjalanan mereka terhenti setelah Ujang menunjuk sebuah tumpukan tanah di lokasi gempa dan longsor. Ujang meminta Edoy untuk membantu menggali tumpukan tersebut.

Tiba-tiba saja, Ujang datang menghampiri Edoy dengan membawa batang kayu berukuran besar, yang digunakan untuk mengorek tumpukan tersebut.

"Yang gue kesel sama temen gua, dia enggak bantuin dong. Dia diem aja. Dia pergi di sela-sela gua ngorekin tumpukan itu, dia enggak bilang. Pikiran gua dia ngambil air minum," ungkap Edoy.

"Di beberapa menit setelah gua gali itu, ada yang aneh. Satu temen gua enggak balik lagi, kedua gua ngorek baju warnanya sama kayak yang dia (Ujang) pakai," tambahnya.

Lagi asyik mengorek tumpukan tanah tersebut, tiba-tiba datang tim SAR dan polisi dan menghampirinya. Edoy pun dimarahin, karena dinilai melewati daerah yang sudah dipasangin garis polisi.

"Di situ gua ngerasa enggak bersalah, karena sepenglihatan gua, awal masuk itu sepi. Enggak ada apa-apapun, kanan kiri sepi yang ada tumpukan rumah hancur. Gua bilang, mereka enggak percaya," lanjutnya.

Meski sudah menjelaskan, tim SAR dan Polisi yang tidak percaya dengan penjelasan Edoy pun langsung membawanya ke posko. Edoy dimarahin karena tim SAR dan Polisi takut terjadi longsor susulan.

Keesokan harinya, tim SAR dan Polisi kembali mendatangi Edoy dan meminta keterangan ihwal tujuannya mengorek tumpukan tersebut. Sampai akhirnya, Edoy ditemani oleh tim SAR dan Polisi untuk kembali ke lokasi tumpukan tersebut.

"Gua langsung ke tumpukan itu. Gua coba gali, setelah itu dibantu sama tim kira-kira setengah jam. Tau siapa yang gua temuin? Almarhum (Ujang)," lanjutnya.

Evakuasi Jasad Sahabat

Ilustrasi - Evakuasi korban longsor Cianjur

Edoy pun mengikuti semua proses dari evakuasi almarhum hingga mengebumikannya. Sedih dan tidak menyangka benar-benar dirasakan Edoy saat mengevakuasi jasad sahabatnya sendiri.

"Dari jenazah dia diangkat, sampai dikebumikan, bener-bener gua temenin prosesnya. Mungkin hanya itu Jang yang bisa gua kasih nih di akhir lo ada di bumi," kata Edoy.

"Gua sedih udah pasti, sambil bibir gemeter. Yang gua tatapin itu wajahnya. Persis kayak yang semalam ada goresan di kepala. Jadi pas gua lihat mukanya, gua perhatiin, gua sedih dan gak nyangka itu semalam siapa. Gua enggak nyangka berarti selama ini lo nungguin gua datang, atau kangen. Lo sampai temuin gue semalem, lanjutnya.

Baca Juga: Mengenang Longsor Tenjolaya, Bencana yang Menimbun 1 Pabrik Teh hingga 50 Rumah Bedeng

Edoy mengaku ada sebuah janji yang belum terwujud antara mereka, yaitu pergi ke pantai di momen Lebaran.

"Beliau nungguin gua itu bener-bener nungguin gua momen lebaran. Dia janjian sama gua itu momen Lebaran mau ke pantai, ngajakin gua jalan. Itu ada janji," beber Ujang.

Didatangi Almarhum

Pasca kejadian itu kata Edoy, dirinya sering kali diperlihatkan sosok almarhum Ujang. Bahkan ketika dirinya sudah kembali ke Ibu Kota.

"Sosok Ujang itu ada di kosan gua. Pulang gua kerja, kalau masuk siang jam 10/11 sudah sampai kosan. Kadang dari kejauhan itu posisi dia ada di tangga. Posisinya kayak di gapura," beber Edoy.

"Kayak bayangan-bayangan Ujang itu ada. Kayak gua lagi kepikiran dia. Mungkin dia mau nampakin, tapi kan kita udah beda alam," tambahnya.

Alasan Tidak Langsung Datangi Rumah

Edoy menjelaskan alasan kenapa terlebih dulu datang ke lokasi yang ditunjukkan Ujang, ketimbang menghampiri rumahnya yang juga tertimbun longsor.

Katanya, posisi rumah Ujang lebih mudah untuk dihampiri karena berada di bagian atas. Sedangkan rumahnya yang berada di bawah sudah tertimbun longsor.

"Nasib keluarga gua, abang ipar gua enggak selamat. Terus keluarga gua udah dievakuasi ke desa lain, alhamdulillah selamat," ujar Edoy.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: YouTube/Lentera Malam

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Kisah Pria Evakuasi Jasad Teman Korban Longsor Cianjur, Serem Arwah Minta Tolong Korek Tanah Tempat Tertimbun

Link berhasil disalin!