INDOZONE.ID - Ketika jalan-jalan keliling Ponorogo pasti kalian dibuat bertanya-tanya mengenai patung dan bundaran yang ada di setiap perempatan? Mungkin tak cuma pelancong saja yang menyimpan pertanyaan tersebut tetapi banyak masyarakat Ponorogo pun demikian.
Pembangunan patung dan bundaran di setiap pertigaan dan perempatan jalan di pusat Kabupaten Ponorogo dimulai pada era Bupati Markum Singodimedjo tahun 1996-1997. Tercetusnya ide pembangunan tersebut dilandasi beberapa alasan.
Melansir dari laman Facebook Semua Tentang Ponorogo, sebelum ada patung dan bundaran dulu banyak terjadi kecelakaan kendaraan besar menabrak sepeda pelajar. Setelah ada kejadian seorang pelajar tewas di perempatan, Bupati Markum kemudian mendapat surat dari teman korban.
Isi surat tersebut berupa permintaan agar dibuatkan bundaran di perempatan lokasi kecelakaan. Tujuannya ingin mengurangi kecepatan kendaraan besar ketika melintas di sana.
Baca Juga: Mitos Unik di Balik Dawet Jabung Minuman Tradisional Khas Ponorogo
Bupati Markum saat itu juga memiliki program membuat Ponorogo menjadi kabupaten yang indah dan menarik. Harapan dari program tersebut bisa mengembangkan ekonomi.
Selain itu, beliau pun ingin melestarikan budaya Ponorogo yakni kesenian reog (warok dan bujangganong). Ketiga hal tersebut kemudian dieksekusi oleh Bupati Markum dalam bentuk pembangunan patung dan bundaran di setiap perempatan.
Patung dan bundaran ikonik Ponorogo ini seiring berjalannya waktu terjadi perubahan. Jika patung dan bundaran di masa Bupati Markum hingga Bupati Ipong Muchlissoni memiliki warna khas hitam.
Maka di kepemimpinan Bupati Sugiri Sancoko tahun 2021 terjadi perubahan pada patung dan bundarannya diganti warna putih dan emas. Kebijakan Bupati Giri ini sempat menimbulkan pro kontra di masyarakat.
Baca Juga: Sejarah Makam Sunan Gunung Jati Cirebon, Saksi Penyebaran Islam di Indonesia
Mengubah warna terutama pada patung dinilai keluar dari filosofi patung itu sendiri. Adapun terkait dengan bundaran yang mengelilingi patung terjadi perubahan pada tahun 2016.
Ukuran bundaran diperkecil untuk efektivitas lalu lintas karena sudah mulai padat. Aturan melintas di bundaran ini pun berubah pula. Apabila sebelumnya pengendara harus mengitari bundaran saat belok. Kini pengendara jika ingin belok tak perlu mengitari bundaran lagi.
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Z Creators