Kategori Berita
Media Network
Kamis, 27 JULI 2023 • 20:22 WIB

Kisah Hiro Onoda, Tentara Kaisar yang Tetap Bergerilya 33 Tahun di Filiphina Tak Tahu Jepang Kalah Tahun 45

Tentara Jepang Hiro Onoda yang bertahan puluhan tahan usai Jepang menyerah 15 Agustus 1945

INDOZONE.ID - Bom atom buatan Amerika Serikat hasil pengembangan dari Oppenheimer akhirnya digunakan untuk menghancurkan dua kota di Jeoang, hingga akhirnya tentara Jepang menyerah. Saat semua tentara kaisar menyerah, ternyata terdapat kisah seorang tentang Hiro Onoda, perwira tentara Jepang yang tak menyerah karena tak sadar peperangan telah berakhir.

Kisah Hiro Onoda akhirnya menjadi perbincangan lantaran kegigihannya dalam bertahan hidup dan melanjutkan perang setelah perang berakhir. Ia dan ketiga temannya, melanjutkan perang gerilya di Filiphina dan terus melancarkan serangan serta menghindari kontak dengan penduduk setempat.

Selama bertahun-tahun, upaya diplomasi, letusan pamflet, dan bahkan pesan dari keluarga mereka tidak berhasil mengubah pikiran mereka selama 29 tahun.

Berikut kisah lengkapnya yang disusun Indozone dari berbagai sumber

Siapa Hiro Onoda?

Tentara Jepang Hiro Onoda yang bertahan puluhan tahan usai Jepang menyerah 15 Agustus 1945

Hiroo Onoda lahir pada tanggal 19 Maret 1922 di Prefektur Wakayama, Jepang. Pada usia 20 tahun, ia mendaftar sebagai perwira militer di Tentara Kekaisaran Jepang dan dikirim ke Filipina pada tahun 1944 selama Perang Dunia II.

Baca Juga: Misteri Desa di Jepang yang Dihuni Ratusan Boneka, Berani Tinggal di Sini?

Tugasnya di Pulau Lubang adalah menjadi bagian dari misi rahasia untuk mengganggu pasukan Sekutu dan gerilyawan Filipina.

Jepang menyerah, Hiro Onoda nggak percaya

Tentara Jepang Hiro Onoda yang bertahan puluhan tahan usai Jepang menyerah 15 Agustus 1945

Namun, pada 15 Agustus 1945, Jepang menyerah dan perang berakhir. Meskipun ada pesan dan selebaran yang menyatakan bahwa perang telah usai, Onoda dan tiga rekannya, Tsuzuki, Shimada, dan Kozuka, menolak untuk percaya dan memutuskan untuk melanjutkan perang gerilya mereka.

Selama bertahun-tahun bersembunyi di hutan dan pegunungan di Pulau Lubang, Onoda dan rekan-rekannya menjalani kehidupan yang sangat sulit. Mereka mencari makanan dengan cara merampok pertanian dan rumah-rumah desa.

Mereka juga mencuri senjata dan amunisi dari orang-orang yang meninggal atau tertangkap dalam pertempuran.

Rekannya meninggal

Tentara Jepang Hiro Onoda yang bertahan puluhan tahan usai Jepang menyerah 15 Agustus 1945

Pada tahun 1950, salah seorang rekan Onoda, Kozuka, tewas dalam bentrokan dengan pasukan pencari militer Filipina. Pada tahun 1954, rekan lainnya, Shimada, tewas dalam bentrokan dengan pasukan pencari yang berusaha meyakinkan mereka untuk menyerah.

Baca Juga: Rahmat Shigeru Ono, Tentara Jepang yang Membela Indonesia

Tsuzuki akhirnya meninggal karena penyakit yang dideritanya pada tahun 1972, meninggalkan Onoda sebagai satu-satunya yang tersisa.

Selama bertahun-tahun, upaya untuk membujuk Onoda agar menyerah dan menerima kenyataan perang telah berakhir, termasuk upaya dengan pesan yang ditinggalkan oleh keluarganya, tidak berhasil.

Pelajar Jepang mengunjungi Hiro Onoda pada tahun 1974

Tentara Jepang Hiro Onoda yang bertahan puluhan tahan usai Jepang menyerah 15 Agustus 1945

Pada tahun 1974, seorang pelajar Jepang bernama Norio Suzuki berangkat ke Filipina dengan misi khusus untuk menemukan Hiroo Onoda. Suzuki mendapat izin dari keluarga Onoda untuk mencarinya dan berhasil menemukan Onoda di hutan Pulau Lubang.

Namun, Onoda menolak untuk menyerah hanya dengan pertemuan itu saja. Dia meminta Suzuki untuk membuktikan bahwa perang telah benar-benar berakhir dan bahwa perintah untuk menyerah berasal dari komandannya sendiri, Letnan Hiro Onoda.

Suzuki kemudian kembali ke Jepang dan mencari Onoda's mantan komandan, Mayor Taniguchi, yang kini sudah pensiun sebagai pemburu binatang di Jepang.

Baca Juga: Tugas Berat Perempuan Inggris saat Perang Dunia I, Salah Satunya Menyiapkan Amunisi Perang

Setelah berhasil menemukan Mayor Taniguchi, Suzuki membawa mantan komandan itu kembali ke Filipina.

Hiro Onoda menyadari perang telah usai, menyerahkan, dan kembali ke Jepang

Tentara Jepang Hiro Onoda yang bertahan puluhan tahan usai Jepang menyerah 15 Agustus 1945

Pada tanggal 9 Maret 1974, Mayor Taniguchi, dengan bantuan dari pejabat militer Filipina, menyampaikan perintah resmi kepada Hiroo Onoda untuk menyerah dan mengakhiri perangnya.

Setelah hampir 30 tahun bersembunyi, pada 10 Maret 1974, Hiroo Onoda akhirnya menyerah. Ia menyerahkan senjata dan keluar dari hutan untuk kembali ke dunia luar yang sudah berbeda dari saat ia pergi bertahun-tahun lalu.

Penerimaan publik di Jepang terhadap kembalinya Onoda bercampur aduk. Ada yang memuji keteguhannya dan dedikasinya untuk menjalankan tugas, sementara yang lain mengkritiknya karena tetap bertahan bertahun-tahun setelah perang berakhir.

Meskipun begitu, Onoda menerima sejumlah tawaran bisnis dan kesempatan untuk berbicara di depan masyarakat tentang pengalamannya selama perang dan bertahan hidup di hutan selama bertahun-tahun.

Baca Juga: Peristiwa 16 Januari: Adolf Hitler Mengungsi ke Bunker Sebelum Kalah di Perang Dunia II

Membuat buku "No Surrender: My Thirty-Year War"

Tentara Jepang Hiro Onoda yang bertahan puluhan tahan usai Jepang menyerah 15 Agustus 1945

Pada tahun 1975, Hiroo Onoda kembali ke Pulau Lubang dan menyumbangkan sebagian tanahnya untuk menjadi taman nasional. Ia kemudian menulis buku berjudul "No Surrender: My Thirty-Year War" untuk menceritakan kisah hidupnya selama bertahun-tahun bersembunyi di hutan.

Setelah kembali ke Jepang, Onoda menghabiskan sisa hidupnya dengan bekerja sebagai petani dan membuka sekolah pelatihan petualangan di Jepang. Dia juga melakukan perjalanan ke berbagai negara untuk memberikan ceramah dan berbicara tentang perjuangannya selama perang.

Hiroo Onoda meninggal pada tanggal 16 Januari 2014, pada usia 91 tahun, di Rumah Sakit Toma, Tokyo, Jepang. Warisannya sebagai seorang prajurit yang setia kepada tugasnya dan kegigihannya untuk bertahan hidup dan berjuang selama bertahun-tahun setelah perang berakhir masih dihormati dan dikenang oleh banyak orang.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Berbagai Sumber

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Kisah Hiro Onoda, Tentara Kaisar yang Tetap Bergerilya 33 Tahun di Filiphina Tak Tahu Jepang Kalah Tahun 45

Link berhasil disalin!