Meski dikenal sebagai satu-satunya penghasil pala hingga abad 18, Kepulauan Banda adalah daerah yang produksinya tidak berbasis pada pertanian.
Selain rempah-rempah, buah kelapa, dan beberapa jenis buah lain, bahan makanan termasuk garam tidak diproduksi di Banda.
Untuk kebutuhan sehari-hari, masyarakatnya bergantung dari pasokan produksi bahan makanan dari kepulauan lain.
Meskipun begitu, Kepulauan Banda tetap tidak kehilangan pesonanya melalui tanaman pala.
Tanaman yang bisa hidup berkelanjutan dari angin dan curah hujan serta iklim di kepulauan Banda ini juga sekaligus membuat masyarakat Kepulauan Banda mampu bertahan dari hasil rempahnya.
Melalui rempah pala ini, selain sebagai bahan tukar kebutuhan pokok masyarakatnya, juga menghadirkan banyak hal lain.
Misalnya dalam proses terbentuknya jalur perdagangan, hadirnya asimilasi budaya yang masih terasa sampai sekarang, dan menjadikan kepulauan ini menjadi berbagai kajian, riset hingga beralih wahana menjadi film.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Jalurrempah.kemendikbud.go.id