Oleh karena itu, Fiona Broome pun mulai mencetuskan Mandela Effect sebagai nama untuk fenomena ketika seseorang atau sekelompok besar orang memiliki ingatan yang berbeda dengan fakta yang ada.
Ilustrasi penyebab mandela effect.
Akar penyebab Mandela Effect masih menjadi topik spekulasi. Beberapa penjelasan penyebab Mandela Effect dikaitkan dengan bukti adanya dunia paralel atau dunia lain yang menyusup ke dunia kita.
Penjelasan lainnya berpendapat bahwa Mandela Effect disebabkan karena adanya informasi palsu yang tertanam di otak, hingga akhirnya informasi palsu tersebut menjadi fakta di otak.
Penjelasan lainnya menyebutkan juga bahwa pengaruh sosial dan kekuatan sugesti memainkan peran penting yang menjadi penyebab Mandela Effect.
Selain itu, bidang psikologi kognitif juga memberikan penjelasan mengenai fenomena Mandela Effect bahwa ingatan manusia merupakan hal yang rapuh dan bisa dipengaruhi oleh faktor eksternal sehingga dapat mempengaruhi ingatan seseorang.
Baca Juga: Mengungkap Misteri 'Plaza de Toros: Tarian Keberanian dalam Adu Banteng Spanyol
Dengan adanya internet dan platform media sosial, Mandela Effect kini telah semakin dikenal. Orang-orang mulai berbagi ingatan mereka yang tidak sesuai dengan realita, dan menyadari bahwa ada banyak orang lain yang juga memiliki ingatan palsu.
Beberapa contoh Mandela Effect adalah sebagai berikut:
Kamu tahu karakter Pikachu yang merupakan salah satu karakter terkenal dari serial anime Pokémon kan? Sekarang coba bayangkan karakter Pikachu di dalam ingatanmu.
Apakah ekor Pikachu sepenuhnya berwarna kuning? Atau apakah ekor Pikachu memiliki warna hitam di ujung ekornya?
Banyak orang mengingat Pikachu memiliki ekor berwarna kuning dengan ujung ekor berwarna hitam. Kenyataannya, Pikachu selalu memiliki ekor yang sepenuhnya berwarna kuning.
Selanjutnya apakah kamu pernah menonton animasi berjudul Curious George? Di dalam serial animasi tersebut salah satu karakter utamanya adalah seekor kera bernama George.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Forbes