Hutan Karama di Bantaeng.
INDOZONE.ID - Kabupaten Bantaeng, yang berada di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), memiliki beragam keindahan alam yang tidak diragukan lagi, termasuk cerita mistisnya!
Sehingga Kabupaten Bantaeng dijuluki sebagai Kota Butta Toa atau Tanah Tuo yang diartikan Tanah Bersejarah.
Salah satu Desa yang berada di Bantaeng menyimpan misteri yang hingga kini belum terpecahkan. Nama Desa tersebut ialah Desa Labbo yang terletak di Kecamatan Tompobulu.
Di Desa Labbo, ada sebuah hutan yang diyakini warga terkenal angker. Hutan itu disebut 'Hutan Karama (Bahasa Makassar)' yang berarti mengandung makna Keramat.
Kepala Desa Labbo, Sirajuddin Siraj mengatakan, Hutan Karama masuk kategori hutan perawan. Karena semua jenis tanaman yang ada didalam kawasan hutan tersebut tumbuh subur dan lestari, sebab tak pernah terjamah oleh tangan manusia.
Sirajuddin mengungkap, warga Labbo dan sekitarnya tidak ada yang berani masuk ke dalam hutan Karama. Beberapa tahun silam, dibeberkan dia, ada orang yang mencoba mengambil ranting yang berada di dalam kawasan hutan Karama.
Namun tiba-tiba orang tersebut mengalami kejadian aneh yang mengancam jiwanya. Sehingga diyakini hutan Karama di Desa Labbo ini memiliki kesamaan dengan hutan 'larangan' di daerah lainnya.
"Jika ada orang yang nekat melanggar di kawasan tersebut, maka akan tertimpa bencana, berupa kemalangan, penyakit, bahkan kematian," tutur Kepala Desa Labbo Sirajuddin.
Menurut Kades Labbo, jika ada seseorang yang punya hajat memasuki kawasan hutan tersebut, dipastikan orang itu meminta bantuan kepada orang sakti. Dalam bahasa masyarakat setempat, dikenal dengan sebutan 'Pinati (Penjaga)'.
Selain itu, diungkapkan Kades, hutan tersebut kerap dikunjungi orang dari luar daerah dengan membawa 'sedekah hutan' atau sesaji.
“Pada waktu-waktu tertentu banyak orang berdatangan dari luar daerah membawa sedekah hutan," ujar Sirajuddin.
Dikatakan Sirajuddin pula, bahwa selain angker, di dalam hutan Karama terdapat tempat dan benda peninggalan kolonial Belanda. Pernah suatu ketika, kata dia, tanah dalam kawasan Hutan Karama terbelah dan mengancam keselamatan penduduk di sekitarnya.
Sehingga salah seorang tokoh sakti setempat melakukan ritual dan memasukkan sesuatu ke dalam tanah yang terbelah itu.
Writer: Victor Median