Kategori Berita
Media Network
Jumat, 06 SEPTEMBER 2024 • 14:52 WIB

Remaja Tewas di Gereja Incheon Setelah Disiksa Secara Brutal oleh Anggota Gereja, Ini Rangkuman Faktanya

Ilustrasi kematian remaja di Gereja Incheon. (koreaboo.com)

INDOZONE.ID - Seorang remaja berusia 17 tahun meninggal dunia di sebuah gereja di Incheon, Korea Selatan, setelah mengalami penyiksaan berat oleh anggota gereja.Tragedi ini mengguncang masyarakat Korea Selatan dan memicu kemarahan publik.

Berikut rangkuman kasus remaja tewas setelah disiksa secara brutal oleh para anggota Gereja.

Remaja Berusia 17 Tahun Meninggal di Gereja

Gereja di Incheon yang menjadi TKP tewasnya remaja 17 tahun setelah disiksa oleh anggota gereja. (freepik.com)

Pada 15 Mei 2024, seorang remaja ditemukan tewas di gereja tempat ia tinggal selama tiga bulan. Kejadian ini baru terungkap ke publik setelah seorang anggota Partai Kekuatan Rakyat, Yoo Sang Bum, membeberkan rincian insiden tersebut. Penyiksaan yang dialami korban menjadi sorotan setelah adanya penyelidikan dari pihak berwenang.

Baca Juga: Misteri Penampakan Bunda Maria yang Jadi Inspirasi Pembangunan Gereja Katolik Our Lady of La Vang di Vietnam

Penyiksaan dan Perlakuan Tidak Manusiawi

Ilustrasi penyiksaan remaja di gereja Incheon. (freepik.com)

Korban yang diketahui menderita gangguan bipolar, justru diserahkan oleh ibunya kepada tim paduan suara gereja untuk "disembuhkan." Namun, daripada mendapatkan perawatan yang tepat, korban malah mengalami berbagai bentuk penyiksaan.

Anggota paduan suara yang bertanggung jawab atas korban memaksanya untuk menyalin ayat-ayat Alkitab selama lima hari berturut-turut tanpa tidur sama sekali dan melakukan aktivitas fisik berat, seperti naik turun tangga gereja selama satu jam setiap hari.

Saat korban menunjukkan tanda-tanda gangguan mental, ia diikat dan disiksa, meskipun ia telah memohon untuk dibawa ke rumah sakit jiwa.

Baca Juga: Mengenal Kisah Rasul Thomas: Sang Pendiri Gereja Kristen Tertua di India

Pemimpin Paduan Suara Mengetahui Penyiksaan dan Temuan Polisi

Ilustrasi penyelidikan polisi. (freepik.com)

Setelah korban meninggal, polisi menemukan tubuhnya dengan tangan terikat dan tubuh penuh dengan memar. Diduga kuat, pemimpin paduan suara mengetahui tindakan kekerasan yang dialami korban dan bahkan menyetujui penyiksaan tersebut.

Setelah mendapatkan laporan dari dua anggota paduan suara, pemimpin tersebut memberi instruksi untuk "menghukum dia dengan keras." Bahkan ketika korban kehilangan kendali, seperti cedera pada kandung kemih dan ususnya pada 4 Mei 2024, pemimpin paduan suara tetap menolak memberikan bantuan medis.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Koreaboo.com

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Remaja Tewas di Gereja Incheon Setelah Disiksa Secara Brutal oleh Anggota Gereja, Ini Rangkuman Faktanya

Link berhasil disalin!