INDOZONE.ID - Perjalanan Indonesia menuju kemerdekaan dari Belanda adalah sebuah babak penting dalam sejarah, yang ditandai oleh perjuangan panjang, ketegangan, dan konflik. Berikut penjelasan mengenai sejarah lengkap proses kemerdekaan Indonesia dari Kolonialisme ke Negara Merdeka.
Sikap Belanda Terhadap Gerakan Kemerdekaan Indonesia
Nasionalisme Indonesia yang muncul awal abad ke-20 berbeda dari gerakan protes sebelumnya seperti Perang Jawa dan kerusuhan agraria. Gerakan nasionalis yang banyak anggotanya terdidik di Barat INI tidak hanya ingin mengatasi ketidakpuasan lokal, tetapi juga ingin menyatukan semua orang Indonesia dalam satu negara merdeka.
Jepang, yang berhasil mengalahkan negara besar seperti China dan Rusia, menjadi simbol kekuatan dan kemerdekaan bagi banyak orang Indonesia. Pada tahun 1912, kemenangan Jepang memotivasi pendirian Sarekat Islam, partai politik pertama di Hindia Belanda.
Sarekat Islam berkembang pesat menjadi gerakan massa dengan platform anti-kapitalis, mendapat pengakuan resmi dari pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1913 dan memiliki lebih dari setengah juta anggota.
Mereka menuntut pengaruh politik lebih besar dan hak suara untuk semua pria di atas 21 tahun, asalkan bisa membaca dan menulis, serta otonomi lebih untuk Indonesia. Namun, Belanda percaya kemerdekaan penuh hanya mungkin jika Indonesia menjadi negara maju secara ekonomi yang dianggap tidak akan terjadi dalam waktu dekat.
Baca Juga: Lihat Kembali Sejarah Bambu Runcing, Senjata Pahlawan dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia
Masa Pendudukan Jepang Tahun 1942-1945
Saat Jepang menginvasi Hindia Belanda pada Maret 1942, kekuasaan Belanda di wilayah tersebut berakhir. Setelah Jepang mengalahkan Amerika Serikat di Pearl Harbor pada Desember 1941, pasukan Belanda tidak bisa menghentikan kemajuan Jepang. Semua 30.000 warga Belanda di Hindia Belanda kecuali yang berhasil melarikan diri ke Australia terpaksa tinggal di kamp konsentrasi.
Sementara itu, pemimpin partai nasionalis Indonesia mulai bekerja sama dengan Jepang dengan harapan mendapatkan kemerdekaan setelah Jepang menang di Asia. Walaupun banyak orang Indonesia terpaksa bekerja di tambang dan ladang untuk mendukung usaha perang Jepang, mereka tetap lebih membenci Belanda dibandingkan Jepang. Ketika Jepang kalah, pemimpin nasionalis, dipimpin oleh Soekarno, mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Baca Juga: Fakta Mesin Jahit Bendera Pusaka, Saksi Sejarah Perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia
Perjuangan untuk Kemerdekaan Setelah Perang Dunia II
Pernyataan kemerdekaan Indonesia pada Agustus 1945 tidak diakui oleh banyak politisi Belanda, karena dikeluarkan oleh mereka yang sebelumnya bekerja sama dengan Jepang. Belanda, yang baru saja dibebaskan dari pendudukan Jerman pada Mei 1945, berharap bisa kembali ke situasi sebelum perang.
Mereka merasa kehilangan Indonesia akan merugikan status internasional mereka. Banyak ekonom Belanda juga salah mengira bahwa Hindia Belanda menyumbang sekitar 7 persen dari Produk Nasional Bruto Belanda. Belanda yakin bahwa Sukarno dan pemimpin nasionalis harus dihapus dan bahwa sebagian besar orang Indonesia masih setia pada Belanda.
Jika Belanda tidak berada dalam kondisi buruk dengan pelabuhan yang hancur dan kekurangan sumber daya, mereka mungkin bisa mengembalikan situasi seperti sebelum perang. Namun, kekuatan Inggris dan tentara India Britania yang ada di Hindia Belanda melakukan kolaborasi dengan para nasionalis.
Belanda merasa perlu untuk kembali dan menormalkan keadaan. Meskipun Belanda berjanji kepada rakyat Indonesia melalui siaran radio dari London pada tahun 1942 bahwa Indonesia akan merdeka suatu hari nanti, mereka berjuang keras untuk mempertahankan koloninya.
Akibat keras kepala Belanda, Indonesia mengalami perang dekolonisasi selama empat tahun.
Pemerintah nasionalis Indonesia ditangkap tetapi kemudian dibebaskan di bawah tekanan PBB. Banyak pria muda Belanda yang baru direkrut setelah pendudukan Jerman berjuang di Indonesia dengan kekejaman yang mirip dengan yang dilakukan oleh Jerman.
Akhirnya, pemerintah Belanda setuju untuk memberikan kemerdekaan kepada Indonesia di bawah tekanan Amerika Serikat, yang mengancam akan menghentikan bantuan Marshall jika Belanda tidak menyerahkan kedaulatan.
AS mendukung Sukarno dan kemerdekaan Indonesia dengan harapan agar Indonesia yang merdeka tidak jatuh ke tangan Komunis. Karena tekanan AS, kedaulatan diserahkan kepada pemerintah nasionalis Indonesia pada tahun 1949, meskipun bagian Belanda dari Papua Nugini tetap menjadi pengecualian.
Pada tahun 1963, sisa terakhir dari Hindia Belanda juga diserahkan ke Indonesia setelah Sukarno mengancam akan memulai perang kolonial lagi, dan AS kembali menggunakan tekanan untuk memaksa Belanda menyerahkan benteng terakhirnya di Asia.
Dampak Kolonialisme bagi Belanda dan Indonesia
Proses dekolonisasi menimbulkan perasaan terkhianati di antara tiga kelompok utama: Indo-Belanda, minoritas cina, dan tentara Indonesia di angkatan bersenjata kolonial. Banyak Indo-Belanda dan minoritas ras cina pindah ke Belanda, dengan sedikit masalah beradaptasi karena mereka sudah berpendidikan Belanda dan berbicara bahasa Belanda.
Sekitar 6.000 masyarakat keturunan cina terpelajar juga pindah ke Belanda. Masalah utama muncul dengan tentara Indonesia yang sebelumnya berada di angkatan bersenjata kolonial Belanda, khususnya sekitar 4.000 tentara dari Maluku. Namun bagaimana cara menangani tentara yang tidak bisa diharapkan bergabung dengan angkatan bersenjata Republik Indonesia yang baru merdeka?
Setelah beberapa perdebatan, pemerintah Belanda memutuskan untuk memindahkan tentara Maluku bersama keluarga mereka (total 12.500 orang) ke Belanda. Mereka dianggap sebagai migran sementara, dengan harapan Indonesia akan hancur dan memungkinkan pembentukan republik-republik independen regional.
Meskipun sebuah republik Maluku Selatan sempat diumumkan, pemerintah nasional di Jakarta berhasil menumpas pemberontakan tersebut dan Indonesia bertahan sebagai negara kesatuan bertahan. Tentara Maluku akhirnya menerima kewarganegaraan Belanda setelah bertahun-tahun diskusi.
Demikian beberapa penjelasan mengenai sejarah lengkap proses kemerdekaan Indonesia dari Kolonialisme ke Negara Merdeka. Kolonialisme di Hindia Belanda dan kemerdekaan Indonesia adalah proses yang mencerminkan perubahan besar dalam politik global dan aspirasi nasional.
Bagi Belanda, kehilangan Indonesia menandai transisi signifikan dalam perannya di dunia internasional, sementara Indonesia memulai babak baru sebagai negara merdeka. Proses ini menunjukkan tantangan besar yang dihadapi kedua belah pihak dan dampak jangka panjang dari kolonialisme yang melibatkan dinamika politik, sosial dan ekonomi yang kompleks.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Ehne.fr