Selasa, 14 FEBRUARI 2023 • 12:15 WIB

Romantisnya Syair Puisi Cinta Tertua di Dunia, Berusia 4.000 Tahun Dibaca saat Ritual Suci

Author

Prasasti berisi puisi cinta tertua di dunia (World History)

Puisi cinta tertua di dunia ditemukan secara tak sengaja pada abad ke-19. Kala itu para arkeolog mendatangi daerah Mesopotamia di Nippur (Irak sekarang) untuk mencari bukti fisik yang sesuai dengan narasi Perjanjian Lama di Alkitab. 

Namun alih-alih menemukan bukti yang diharapkan, mereka malah menemukan sebuah lempengan prasasti bertuliskan huruf paku. Tak disangka prasasti tersebut ternyata berisikan bait-bait romantis puisi cinta tertua di dunia. 

Dikutip dari World History, puisi itu kemudian disebut “Lagu Cinta untuk Shu-Sin” yang berasal dari masa 2.000 tahun sebelum Masehi atau sekitar 4.000 tahun silam.

Isi baitnya dibuat di masa Mesopotamia kuno yang dijadikan bacaan ritual suci untuk kesuburan dan diturunkan selama bergenerasi.

Ditujukan bagi Penguasa Dinasti Ketiga Ur

Prasasti berisi puisi cinta tertua di dunia (Ancient Origins)

Menurut sejarawan, puisi cinta itu ditujukan kepada Raja Sumeria Shu-Shin, penguasa keempat dari Dinasti Ketiga Ur yang berkuasa antara 2037 hingga 2029 SM. Penulisnya seorang pembicara perempuan. 

Puisi itu dibacakan ketika acara seremonial dalam pernikahan suci. Pembacaan selalu diiringi musik dan tarian.

Baca juga: 'Puisi Cinta yang Membunuh' Jadi Salah Satu Film Indonesia Pembuka yang Tayang di 2023

Menurut keyakinan bangsa Sumeria yang mendiami daerah Mesopotamia, sudah menjadi kewajiban sakral bagi raja untuk menikahi seorang pendeta perempuan setiap tahun agar tanah kekuasaan mereka dan para perempuan menjadi subur.

Ritual pernikahan suci itu melibatkan dua dewa, yaitu Inanna/Ishtar dan Dumuzi/Tammuz. Sang pendeta perempuan diwakili oleh Inanna, dewi kesuburan dan cinta, sedangkan sang raja diwakili oleh Dumuzi, di malam pengantin.

Pada 1951 Muazzez Hilmiye Cig dan Profesor Samuel Noah Kramer bekerja sama mengidentifikasi dan menerjemahkan puisi cinta itu.

Syair ‘Kesuburan’ Puisi Cinta

Pernikahan Inanna dan Dumuzi TangLung (Domain Publik)

Muazzez Hilmiye Cig, sejarawan dari Museum Istanbul tempat lempeng prasasti itu disimpan mengungkap, bangsa Sumeria meyakini hanya cinta dan gairah yang bisa memberi mereka kesuburan dan kenikmatan.

Baca juga: 13 Puisi tentang Cinta Sejati dalam Diam, Sedih dan Romantis!

Karena itu hubungan intim antara raja dan sang pendeta perempuan dianggap sebagai cara untuk menjamin kesuburan dan ladang pertanian. Sehingga kesejahteraan mereka terjamin untuk setahun kemudian.

Adapun diterjemahkan dari Samuel Noah Kramer, ‘Lagu Cinta untuk Shu-Sin’ bunyinya sebagai berikut:

lelaki pujaanku, cintaku
ketampananmu nan rupawan, sayangku
pujaan hatiku, cintaku
ketampananmu nan rupawan, sayangku
kau begitu memikat hati, ku ingin bergetar di hadapanmu

lelaki pujaanku, ku ingin kau membawaku ke kamar tidur
kau begitu memikat hati, ku ingin bergetar di hadapanmu
pujaan hatiku, ku ingin kau membawaku ke kamar tidur

lelaki pujaanku, biarkan ku membelaimu
belaianku yang hangat lebih manis dari madu
di kamar yang penuh madu ini
biarkan kunikmati ketampananmu

pujaan hatiku, biarkan ku membelaimu
belaianku yang hangat lebih manis dari madu
lelaki pujaanku, kau sudah mereguk kenikmatanku
bicaralah pada ibuku, ku akan serahkan diriku padamu

bicaralah pada ayahku, dia akan menjadikanku hadiah untukmu
semangatmu, ku tahu di mana harus menghibur semangatmu

lelaki pujaanku, tidurlah di rumah kita hingga fajar
hatimu, ku tahu di mana harus menyenangkan hatimu
pujaan hatiku, tidurlah di rumah kami hingga fajar
karena kau mencintaiku
beri aku doa dari belaianmu

tuhanku, pelindungku
shu-sin ku, yang membahagiakan hati Enlil
beri aku doa dari belaianmu
karena tempatmu semanis madu,

bawalah tanganmu seperti kain gishban
lindungi tanganmu seperti kain gishban
inilah lagu Inanna

 

Artikel Menarik Lainnya: 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: