Rabu, 23 FEBRUARI 2022 • 17:50 WIB

Perjalanan Antara Hidup dan Mati Untuk Kerja Ilegal di Malaysia: Aku Kira, Aku Akan Mati

Author

Pekerja migran yang ingin menyebrang ke Malaysia secara ilegal terperangkap di kubangan lumpur di tengah laut. (Sumber/TNI AU)

Saat itu gelap gulita ketika Andika Pramono yang berusia 28 tahun dan 33 orang Indonesia lainnya menunggu di pantai di Tanjung Tiram, Sumatera Utara pada dini hari Senin (7 Februari).

Mereka sedang menunggu instruksi khusus, yang mereka yakini akan membawa mereka lebih dekat ke impian mereka untuk bekerja di Malaysia dengan gaji yang lebih tinggi.

Setelah sekitar satu jam, seseorang memberi tahu mereka bahwa kapal yang akan membawa mereka secara ilegal ke Malaysia telah tiba.

“Kami diberitahu untuk segera pergi ke kapal sekitar 200m lepas pantai. Tapi kami tidak tahu kalau airnya keruh,” kata Pramono seperti yang dikutip dari CNA, Rabu (23/2/2022).

Kedalaman air hanya sekitar 1,3 meter tetapi lumpur membuat mereka sulit berjalan, memaksa mereka untuk berenang, kata Pramono.

Beberapa wanita yang tingginya di bawah 1,6 m mengalami kesulitan.

"Aku kira, aku akan Mati. Jadi kami saling membantu. Kalau tidak saling membantu, sebagian perempuan mungkin sudah meninggal karena kelelahan," katanya.

Akhirnya, 30 dari mereka berhasil mencapai perahu motor kayu sementara empat orang tetap di darat karena tidak berani berenang di air yang berlumpur.

Tapi itu bukan akhir dari cobaan berat mereka.

Kapal mengalami masalah teknis. Sambil menunggu diperbaiki, personel TNI dan Polri tiba-tiba datang, menghalang-halangi rombongan untuk pergi.

Semua 34 pekerja migran ditahan tetapi kapten kapal berhasil melarikan diri.

Upaya orang Indonesia yang mencoba pergi ke Malaysia secara ilegal tidak jarang terjadi, menurut pihak berwenang.

Ada kasus orang Indonesia yang diselundupkan ke Malaysia hampir setiap hari, kata Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dilaporkan dalam pertemuan dengan timpalannya dari Malaysia Inspektur Jenderal Acryl Sani Abdullah Sani pada akhir Januari ketika mereka membahas masalah pekerja migran.

Juru bicara Angkatan Laut Laksamana Pertama Julius Widjojono mengatakan kepada CNA bahwa dalam tiga bulan terakhir, pihak berwenang mencegat setidaknya empat upaya pekerja migran yang mencoba menyeberang ke Malaysia secara ilegal.

Ada satu penggerebekan di Batam dan tiga lainnya di Sumatera, termasuk kasus kapal 7 Februari.

Perjalanan ilegal juga rentan terhadap kecelakaan kapal.

Antara Desember tahun lalu dan Januari tahun ini, setidaknya ada lima kecelakaan kapal yang mengakibatkan kematian puluhan orang Indonesia, kata kepala badan pemerintah untuk perlindungan pekerja migran BP2MI Benny Rhamdani kepada CNA.

Mengapa orang melakukan perjalanan ilegal dan tidak aman ini? Biasanya dimulai dengan keinginan untuk pekerjaan dengan gaji lebih baik di Malaysia, menurut mereka yang diwawancarai. Tapi perjalanan yang mengerikan akan segera menyusul.

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

TERPOPULER
TAG POPULER
BERITA TERBARU
Kontak Tentang Kami Redaksi Info Iklan Pedoman Media Siber Pedoman AI dari Dewan Pers Kode Etik Jurnalistik Karir