Kamis, 20 JANUARI 2022 • 16:16 WIB

Ditangkap Citra Satelit, Makam Kuno Cukup Luas Usia 4.500 Tahun Ditemukan di Arab Saudi

Author

Makam kuno berbentuk liontin ditemukan di Arab Saudi. (Foto/Jurnal The Holocene)

Sebuah jaringan luas makam kuno berusia 4.500 tahun peninggalan Zaman Perunggu ditemukan di Arab Saudi.

Makam kuno yang berbentuk 'liontin' karena menyerupai perhiasan itu berasal dari pertengahan millenium ketiga SM.

Para peneliti merinci menukan struktur bebatuan diperkirakan berjumlah sekitar 18.000 makam, yang membentang ribuan mil di kabupaten Al-'Ula dan Khaybar di Arab Saudi seperti yang diterbitkan dalam jurnal The Holocene.

Menurut parah ahli struktur itu terdiri dari tumpukan batu kecil yang disusun dalam bentuk yang rumit, menandai tempat di mana individu atau kelompok kecil dikuburkan.

Pemakaman digambarkan sebagai makam 'liontin' karena menyerupai perhiasan melingkar yang dilekatkan pada rantai, atau 'ekor'.

Foto makam kuno cukup luas ditemukan di Arab Saudi (Foto/Jurnal The Holocene)

 

Makam gantung sudah diketahui telah menghasilkan sisa-sisa manusia yang berasal dari pertengahan milenium ketiga SM, selama Zaman Perunggu.

Secara total, para ahli telah mengamati sekitar 18.000 makam di sepanjang 'jalan pemakaman', 'koridor' jarak jauh yang menghubungkan oasis dan padang rumput yang dibatasi oleh pemakaman. Hanya 80 di antaranya yang telah diambil sampelnya atau digali.

Diperkirakan bahwa makam tersebut mungkin dibangun sebagai peringatan ('cenotaphs') atau untuk tujuan simbolis atau ritual lainnya yang belum jelas.

Salah satu contoh kecil makam kuno yang membentang luas di Arab Saudi. (Foto/@Royal Commisson for Al Ula/AAKSA)

 

Dr Matthew Dalton, dari University of Western Australia's School of Humanities merupakan pemimpin dari proyek penelitian temuan ini.

Dia dan timnya menggunakan citra satelit, fotografi udara berbasis helikopter, survei tanah, dan penggalian untuk menemukan dan menganalisis pemakaman kuno ini.

"Orang-orang yang tinggal di daerah ini telah mengetahui tentang mereka selama ribuan tahun," kata Dr Dalton kepada CNN seperti yang dikutip Indozone dari Daily Mail, Kamis (20/1/2022).

"Tapi saya pikir itu tidak benar-benar diketahui sampai kita mendapatkan citra satelit bahwa seberapa luas makam itu," tambahnya.

Daerah gurun di Jazirah Arab dan Levant dikenal sebagai jalur arkeologi yang tak terhitung banyaknya, diapit oleh monumen batu, yang sebagian besar adalah makam kuno.

Ribuan mil dari jalur dan fitur monumen ini, yang secara kolektif dikenal sebagai 'jalan pemakaman', dapat ditelusuri melintasi lanskap, terutama di sekitar dan di antara sumber air utama yang abadi.

Menurut Dr Dalton jalan pemakaman merupakan jaringan jalan utama pada zaman tersebut.

Keberadaan makam kuno itu membuktikan bahwa manusia yang tinggal di Jazirah Arab sudah ada sejak 4.500 tahun yang lalu.

Ini memperlihatkan mereka terhubung secara sosial dan ekonomi satu sama lain daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Para peneliti menemukan bahwa mayoritas monumen pemakaman di lokasi itu terletak di dekat sumber mata air.

Arah jalan menunjukkan bahwa penduduk menggunakannya untuk melakukan perjalanan antara oasis utama, termasuk Khaybar, Al-'Ula dan Tayma.

Jalan yang lebih kecil memudar ke lanskap di sekitar oasis, menunjukkan bahwa rute itu juga digunakan untuk memindahkan kawanan hewan peliharaan ke padang rumput terdekat selama masim hujan.

"Oasis-oasis ini, terutama Khaybar, memperlihatkan beberapa monumen pemakaman terpadat yang dikenal di seluruh dunia," kata Dr Dalton.

"Banyaknya makam Zaman Perunggu yang dibangun di sekitar daerah ini menunjukkan bahwa populasi sudah mulai menetap lebih permanen di lokasi yang menguntungkan ini saat ini," tambahnya lagi.

Menurut para peniliti penggalian arkeologis dan analisis sisa-sisa manusia di dalam monumen-monumen ini akan sangat penting di masa mendatang hingga bisa memperlihatkan bagaimana manusia pada zaman itu bisa berkembang.

"Melalui proses ini bisa diidentifikasi dengan tepat hingga dapat mengungkap demografi mereka hingga bagaimana makam itu bisa dibangun. Ini memungkinkan bisa mendapatkan rekonstruksi yang lebih baik dari masyarakatnya dan praktik pemakaman mereka," katanya.

Artikel Menarik Lainnya:

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

TERPOPULER
TAG POPULER
BERITA TERBARU
Kontak Tentang Kami Redaksi Info Iklan Pedoman Media Siber Pedoman AI dari Dewan Pers Kode Etik Jurnalistik Karir
FOLLOW OUR SOCIAL MEDIA