Selasa, 14 DESEMBER 2021 • 16:28 WIB

Riwayat Panjang Tsunami di Indonesia, Sudah Terjadi Sejak Tahun 416 Masehi

Author

Tsunami Aceh pada 2004 (REUTERS/Kimimasa Mayama)

Letak geografis Indonesia yang berada di zona cincin api (ring of fire) membuat aktivitas tektonik dan vulkanik sangatlah tinggi. Tak heran jika bencana gempa bumi disertai tsunami memiliki riwayat yang panjang di Tanah Air.

Indonesia termasuk salah satu negara yang rawan terhadap bencana gempa bumi dan tsunami. Terakhir, gempa bumi disertai tsunami terjadi di Sulawesi Tengah pada 29 September 2018. Saat itu, gempa bermagnitudo 7,4 SR memicu gelombang tsunami setinggi dua sampai empat meter.

Dalam katalog Tsunami Indonesia yang dirilis oleh Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Kedeputian Bidang Geofisika BMKG pada 2019, tsunami telah terjadi di Indonesia sejak tahun 416.

1600-an - 1700-an

Peta sebaran sumber tsunami 1600-an (BMKG)

Pada tahun 416, tercatat gempa bumi disertai tsunami terjadi di laut selatan Jawa, wilayah yang kini bagian dari Indonesia. Riwayat tsunami kedua tercatat pada tahun 1608 di Ternate, lalu tsunami ketiga terjadi pada tahun 1629 di Laut Banda.

Di era 1600-an, gempa bumi disertai tsunami paling dahsyat terjadi pada 17 Februari 1674 di Laut Banda. Menurut catatan Wichman (1918) yang dilansir BMKG, korban tewas akibat tsunami itu diperkirakan sebanyak 2.243 orang.

Memasuki tahun 1700-an, gempa bumi disertai tsunami sudah mulai terjadi sejak 1708 di Laut Banda, kemudian 1722 di Laut Jawa, 1754 di Laut Banda, 1757 di Laut Jawa, hingga terakhir pada 10 Februari 1797 di Sumatera yang menewaskan 300 orang.

1800-an

Peta sebaran tsunami 1800-an (BMKG)

Bencana gempa bumi disertai tsunami juga tercatat di era 1800-an. Tsunami pertama terjadi pada tahun 1802 di Laut Banda, lalu 1815 di Laut Bali yang menewaskan hingga 1200 orang, 1820 di Laut Flores yang juga memakan korban jiwa sebanyak 500 orang.

Pada 1825, lagi-lagi Laut Banda menjadi sumber tsunami yang mengakibatkan 60 orang tewas. Kemudian 1861 di Barat Daya Sumatera yang menewaskan 1105 orang, 1871 di Laut Sulawesi hingga 400 orang tewas.

Tsunami paling dahsyat di era ini terjadi pada 1883 akibat letusan Gunung Krakatau di Selat Sunda. Bencana ini menewaskan hingga 36000 orang di Sumatera dan Jawa.

1900-an

Peta sebaran tsunami 1900-an (BMKG)

Memasuki abad ke-20, riwayat gempa bumi disertai tsunami tercatat dengan baik. Di era ini, bencana tsunami pertama terjadi pada 1909 di Sumatera, lalu 1910 di Maluku, 1914 di Barat Laut Papua.

Pada 1918, tsunami terjadi di Laut Sulawesi menewaskan sebanyak enam orang. Kemudian 1927 di Palu yang mengakibatkan 50 orang tewas. Kemudian pada 1928 di Laut Flores dengan korban jiwa mencapai 128 orang.

Bencana tsunami kembali terjadi di Selat Makassar pada 1969 yang menewaskan hingga 600 orang. Lalu pada 1977 di Waingapu memakan korban jiwa sebanyak 189 orang, 1979 di Pulau Lembata Flores dengan korban tewas sebanyak 539 orang.

Tsunami paling mengerikan di era ini terjadi pada 1992 di Laut Flores. Bencana tsunami saat itu menewaskan sebanyak 2500 orang tewas.

2000-an

Peta sebaran tsunami 2000-an (BMKG)

Peristiwa tsunami yang paling mendapat sorotan di era ini terjadi pada tahun 2004 di Aceh yang bersumber dari Samudera Hindia. 

Di Aceh sendiri, korban tewas akibat tsunami itu sebanyak 166.080 orang. Sementara korban tewas secara kesuluruhan di negara-negara yang terdampak mencapai 227.898 orang.

Pada 2006, tsunami besar kembali melanda Tanah Air, tepatnya di Pangandaran. Peristiwa ini menewaskan hingga 664 orang. Lalu pada 2010, tsunami di Mentawai mengakibatkan 456 orang tewas.

Tsunami terakhir terjadi pada 2018 di Sulawesi Tengah yang menewaskan hingga 2.037 orang.

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: