Minggu, 19 SEPTEMBER 2021 • 17:05 WIB

Mengenal Algor Mortis, Istilah Forensik Penurunan Suhu Tubuh Mayat

Author

Ilustrasi memeriksa suhu tubuh. (Instagram/@sang.detective).

Dalam forensik dan dunia investigasi, ada beberapa istilah-istilah ilmiah yang digunakan sebagai 'bahasa' bagi mereka sesama pemeriksa mayat di tempat kejadian perkara (TKP). Salah satunya istilah algor mortis.

Apa itu algor mortis? Menurut salah satu anggota tim identifikasi Polresta Pontianak Apida Agung Utomo, algor mortis adalah penurunan suhu tubuh mayat akibat terhentinya produksi panas sehingga terjadinya pengeluaran panas secara terus-menerus. 

"Pengeluaran panas tersebut biasa disebabkan oleh adanya perbedaan suhu antara mayat dengan lingkungan dimana ditemukannya atau keberadaannya. Suhu tubuh pada orang yang sudah meninggal secara bertahap akan sama dengan lingkungan atau media di sekitarnya karena metabolisme yang menghasilkan panas terhenti setelah orang meninggal," kata Agung seperti yang dilihat Indozone dalam akun @sang.detective.

Menurut Agung, penurunan suhu tubuh dipengaruhi oleh lima faktor. 

1. Faktor lingkungan (media)

Penurunan suhu tubuh cepat bila ada perbedaan besar suhu lingkungan dengan tubuh mayat.Semakin rendah suhu media tempat mayat terletak semakin cepat penurunan suhu tubuh mayat. Penurunan suhu akan cepat bila intensitas aliran udara besar, udara yang mengalir, dan udara lembab.

2. Keadaan fisik tubuh.

Penurunan suhu tubuh makin lambat bila jaringan lemak dan otot makin tebal. Pada mayat dengan tubuh kurus akan lebih cepat dibanding yang gemuk.

Ilustrasi memeriksa suhu tubuh. (Instagram/@sang.detective).

Baca Juga: Misteri 'Mumi Alien' Ata Kini Sudah Terpecahkan, Dipastikan Adalah Manusia!

3. Usia.

Penurunan suhu akan cepat pada anak dan orang tua. Pada bayi akan lebih cepat karena luas tubuh permukaan bayi lebih besar.

4. Pakaian yang menutupi tubuh.

Makin berlapis pakaian menutupi tubuh, penurunan suhu semakin lambat dan begitu juga sebaliknya

5. Suhu tubuh sebelum kematian.

Penyakit dengan suhu tubuh tinggi pada saat meninggal seperti kerusakan jaringan otak, perdarahan otak, infeksi, asfiksia, penjeratan akan didahului peningkatan suhu tubuh, hal ini menyebabkan penurunan suhu tubuh lebih cepat.

Di sisi lain yang tak kalah pentingnya saat dilakukan pemeriksaan kematian pada tubuh korban maka secara otomatis atau biasanya akan ditemukan adanya lebam mayat ( Livor Mortis ) jika mayat tersebut sudah meninggal beberapa jam yang lalu.

"Lebam mayat muncul secara bertahap, biasanya akan mencapai perubahan warna yang maksimal sekitar 8-12 jam. Sebelum menetap, lebam mayat dapat berpindah bila tubuh mayat tersebut dipindahkan lagi," kata Agung.

Lebam mayat menetap tidak lama setelah perpindahan atau turunnya darah, atau ketika darah keluar dari pembuluh darah ke sekeliling jaringan lunak tubuh.

"Untuk mengetahui lebih jelas bahwa lebam mayat belum menetap dapat dilakukan uji coba dengan penekanan," jelas Agung.
 

Ilustrasi memeriksa suhu tubuh. (Instagram/@sang.detective).

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: