Cabai merah. (photo/Pexels/Artem Beliaikin)
JAKARTA – Siapa yang enggak kenal cabai? Bumbu pedas ini sudah menjadi bagian sulit terpisahkan dari kuliner Indonesia. Namun, pernahkah kamu bertanya-tanya, mengapa cabai terasa pedas? Apakah itu rasa, atau sebenarnya respons tubuh terhadap sesuatu yang lebih dalam?
Seorang science communicator yang aktif di bidang STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics), Ifatul Khasanah, mengungkap fakta menarik di balik sensasi pedas yang sering kita nikmati.
Ifatul menjelaskan, pedas cabai bukanlah kategori rasa seperti manis, asin, atau pahit. Pedas merupakan bentuk rasa sakit yang dirasakan tubuh, akibat aktivasi sensor panas di lidah.
"Bentuknya protein di membran sel, bayangin kayak saklar gitu lah. Saklar ini, kalau kena suhu panas 43 derajat celcius, dia akan nyala dan ngasih info ke otak kalau lidahnya kepanasan," ujar Ifa, dikutip dari salah satu unggahan di akun Instagram Pribadinya.
Namun, pedas dari cabai berbeda. Molekul bernama capsaicin, yang terkandung dalam cabai, mampu mengaktifkan saklar panas tersebut, meski tanpa adanya perubahan suhu. Akibatnya, otak menginterpretasikan sensasi ini sebagai rasa terbakar.
Baca Juga: 4 Fakta Carolina, Cabai Terpedas di Dunia yang Bisa Bikin Sakit Kepala saat Memakannya
Capsaicin merupakan senyawa yang banyak ditemukan di selaput pembungkus biji cabai. Menurut perempuan lulusan ITB ini, keberadaan capsaicin adalah mekanisme pertahanan diri alami cabai.
“Jadi, kalau kita makan senyawa capcaisin, lidah kita akan terasa kebakar. Soalnya otak kita ngerasa kita lagi kena suhu panas," katanya.
Menurut Ifatul, meskipun sensasi pedas sebenarnya adalah rasa sakit, banyak orang merasa justru semakin menikmati makanan pedas. Kenapa, ya?
1. Endorfin, Si Pain Killer Alami
Saat merasakan sakit, tubuh kita secara alami mengeluarkan hormon endorfin untuk mengurangi rasa sakit. Endorfin ini, menimbulkan efek nyaman yang membuat kita merasa lebih baik.
2. Dopamin dan Rasa Bahagia
Endorfin juga memicu keluarnya dopamin, hormon yang memberikan rasa senang dan puas. Efek ini mirip seperti euforia kecil, sehingga orang terus mencari sensasi pedas untuk mendapatkan rasa bahagia.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Instagram/ifasaan