Kategori Berita
Media Network
Rabu, 12 OKTOBER 2022 • 13:45 WIB

Peringatan 20 Tahun Ledakan Bom Bali, Kisah Penyitas Lolos dari Maut Bikin Merinding

Upacara peringatan untuk memperingati 20 tahun bom Bali, yang menewaskan 202 orang termasuk 88 warga Australia, di Pantai Coogee di Sydney, Australia, 12 Oktober 2022. (REUTERS/Loren Elliott)

Hari ini tepat 12 Oktober 2022 diperingati sebagai hari kelam bagi pariwisata di Bali. Tepat 20 tahun yang lalu terjadi dua ledakan terjadi di Paddy's Pub dan Sari Club (SC) di Jalan Legian, Kuta, Bali.

Peristiwa bom bali menimbulkan luka yang dalam bagi para penyitas. Total ada 203 korban jiwa dan 209 orang luka-luka atau cedera, kebanyakan korban merupakan wisatawan asing yang sedang berkunjung ke lokasi yang merupakan tempat wisata tersebut. 

Kebanyakan dari mereka merupakan warga Australia yang diantaranya 88 orang tewas.

Hanabeth Luke warga Australia ingat betul peristiwa berdara itu. Kejadian itu tampak baru seperti kemarin berlalu di mana ia ingat merangkak melalui puing-puing yang terbakar dan asap hitam tebal setelah sebuah bom meledak di sebuah klub malam di Bali 20 tahun yang lalu.

Ini tetap menjadi satu-satunya korban jiwa terbesar dari aksi teror dalam sejarah Australia. Negara akan mengingat para korban pada hari Rabu dengan pemerintah mengadakan upacara peringatan di gedung parlemen di Canberra.

Baca juga: Ground Zero, Monumen untuk Mengenang Tragedi Bom Bali yang Menewaskan 202 Orang

Penyitas bom Bali, Dr Hanabeth Luke melihat para korban bom Bali di monumen yang dibangun di Sydney, Australia. (REUTERS/ Jill Gralow)

 

"Kami tidak dapat membawa orang-orang itu kembali, tetapi kami dapat menjalani yang terbaik, versi terbaik dari hidup kami," kata Luke kepada Reuters.

Luke, yang saat itu berusia 22 tahun, melarikan diri dari gedung yang terbakar melalui atap yang runtuh dan memanjat dinding setinggi tiga meter di atas kabel listrik untuk melompat ke tempat yang aman, dengan panik mencari pertolongan.

Ia bersama pasangannya, Marc Gajado, saat itu. Ia ingat terjadi ledakan di luar. Sayangnya, pasangannya Gajado tidak selamat dari ledakan.

Pasalnya ia sedang berjalan ke arah depan gedung ketika bom itu meledak.

Kondisi lokasi ledakan bom di pusat wisata di Kuta, Denpasar, Bali 20 tahun lalu, 13 Oktober 2002. (Photo: AFP/Cyril Terrien)

 

Saat dia mencari Marc, Luke menemukan Tom Singer yang berusia 17 tahun yang terluka parah, membantu mengangkatnya berdiri.

"Aku berkata, kawan, aku tidak peduli jika kedua kakimu patah, kamu akan bangun dan kami akan menggunakan kedua kekuatan kami dan mengeluarkanmu dari sini," kata Luke.

Sebuah foto Luke membantu Singer yang terbakar parah, yang meninggal satu bulan kemudian di rumah sakit, tersebar di surat kabar secara global setelah tragedi itu, dengan beberapa menyebutnya "Malaikat Bali".

"Mimpi buruknya adalah, masih 20 tahun kemudian, Marc tidak akan pernah kembali," kata Luke, yang sekarang tinggal di Evans Head, 700 km (435 mil) utara Sydney, bersama pasangannya, Kieran, dan dua anaknya.

"Orang tua (Marc) tidak akan pernah melihatnya lagi. Orang tua Tom Singer, mereka adalah orang-orang yang paling luar biasa, seluruh keluarga mereka, mereka telah diguncang."

Artikel Menarik Lainnya: 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

BERITA TERBARU

Peringatan 20 Tahun Ledakan Bom Bali, Kisah Penyitas Lolos dari Maut Bikin Merinding

Link berhasil disalin!