Ilustrasi wanita pribumi yang menjadi babu. (Wikipedia)
Perbudakan di dunia sudah berlangsung sejak lama, mulai dari peradaban Mesir, Romawi, Yunani hingga saat sekarang ini. Namun, bagaimana sejarahnya sampai ke Indonesia tentu tak lepas dari pengaruh Belanda masuk ke Nusantara.
Baca Juga: Histori Solomon Northup, Petani sekaligus Musisi yang Diculik dan Dijual Sebagai Budak
Praktik perbudakan di Indonesia, akibat kejamnya kekuasaan di Hindia Belanda yang membuat banyak masyarakat pribumi yang dilibatkan sebagai pekerja kasar bagi orang-orang Eropa.
Dikutip dari jurnal Jantra edisi 11, sebutan budak bagi wanita pribumi dihapuskan dan diganti menjadi baboe. Baboe atau yang kerap disebut dengan 'babu' bisa diartikan sebagai wanita pribumi yang dipekerjakan oleh orang-orang Belanda demi mendapatkan kehidupan yang layak.
Meski para wanita pribumi tahu akibat dari pekerjaan tersebut, namun menariknya banyak para wanita yang memiliki motivasi besar untuk menjadi seorang baboe bagi pria elit Eropa.
Hal ini tidak terlepas dari pengaruh pergundikan yang tampaknya menjanjikan kehidupan sejahtera bagi para nyai. Para nyai dianggap wanita pribumi memiliki kehidupan yang layak dan sejahtera di jajaran kehidupan orang Eropa yang berpijak di Nusantara.
Baca Juga: Selama 16 Tahun, Wanita Ini Dipaksa Jadi Budak Milik Orang Kaya di Brazil
Di samping itu, menjadi nyai bagi pria Eropa dari kalangan elite dapat menciptakan mobilitas vertikal secara sosial di masyarakat. Motivasi-motivasi itulah yang mendorong maraknya minat wanita untuk menjadi baboe bagi pria kaya Eropa di Hindia Belanda.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: