Kategori Berita
Media Network
Minggu, 05 JUNI 2022 • 09:44 WIB

Misteri dan Sejarah Candi Borobudur yang Tiketnya Jadi Rp750 Ribu untuk Wisatawan Lokal

Candi Borobudur pada masa lampau. (Konservasi Borobudur)

Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah, tengah menjadi bahan perbincangan hangat lantaran tiket masuknya bakal dinaikkan menjadi Rp750 ribu per orang untuk wisatawan lokal.

Rencana kenaikan itu disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.

Selain itu, jumlah pengunjung ke candi Buddha tersebut juga bakal dibatasi menjadi maksimal 1.200 orang per hari. Luhut bilang, kebijakan itu dibuat sebagai upaya untuk melestarikan candi ikonik tersebut.

Untuk turis asing, harga tiket masuk menjadi 100 dolar dan untuk pelajar hanya Rp5.000.

"Langkah ini kami lakukan semata-mata demi menjaga kelestarian kekayaan sejarah dan budaya nusantara. Semua turis juga nantinya harus menggunakan tour guide dari warga lokal sekitar kawasan Borobudur, ini kami lakukan demi menyerap lapangan kerja baru sekaligus menumbuhkan sense of belonging terhadap kawasan ini sehingga rasa tanggung jawab untuk merawat dan melestarikan salah satu situs sejarah nusantara ini bisa terus tumbuh dalam sanubari generasi muda di masa mendatang," ujar Luhut, Sabtu (4/6/2022), dalam lawatannya ke Candi Borobudur.

Sejumlah pekerja menyelesaikan pembuatan altar puja bakti perayaan Tri Suci Waisak Nasional 2022 di pelataran kompleks Candi Borobudur, Magelang, Jateng, Sabtu (14/5/2022). (ANTARA FOTO/Anis Efizudin)

Sejarah Borobudur

Dikutip dari Antara, Borobudur dibangun pada masa Dinasti Syailendra, yaitu pada tahun 780-840 Masehi. Pada waktu itu, banyak orang menganut agama Buddha Mahayana.

Borobudur berasal dari kata bara yang berarti 'kompleks biara' dan budur yang berarti 'atas'. Secara harfiah, barabudur memiliki arti 'biara di atas'. 

Borobudur terletak di daerah yang tinggi sebagai tempat ziarah dan pemujaan Buddha. Pada tahun 1814, candi ini ditemukan oleh Inggris yang menjajah Indonesia dalam pimpinan Gubernur Jenderal Sir Thomas Stamford Raffles. Keseluruhan candi selesai dibersihkan dan dipugar pada tahun 1982.

Arsitektur Borobudur berbentuk Mandala yang merupakan simbol alam semesta dalam agama Buddha. Setiap dinding, kecuali di area Arupadhatu, dihiasi oleh relief. Setiap aspek kehidupan masyarakat pada waktu itu tergambarkan dalam relief tersebut. Total ada 1.460 relief yang menceritakan peradaban manusia pada waktu itu. Kamu bisa melihat alur ceritanya sesuai arah jarum jam.

Bangunan ini mencerminkan tiga tingkatan spiritual dalam ajaran Buddha. Kamadhatu adalah area terendah yang menggambarkan manusia masih dikuasai oleh kama atau 'nafsu rendah'. Rupadhatu adalah tingkatan manusia yang telah bebas dari nafsu tetapi belum lepas dari bentuk dan rupa. Arupadhatu yang berarti 'tidak berwujud' melambangkan manusia yang telah lepas dari bentuk dan rupa tetapi belum berada di Nirwana.

Misteri Borobudur

Dilansir Historia.id, Borobudur kerap dianggap sebagai tempat yang angker. 

Babad Mataram mengisahkan Pangeran Mancanagara, putra mahkota Kesultanan Yogyakarta, mengunjungi Borobudur untuk membuktikan bahwa orang yang mendatangi seribu arca akan mati. Ia lalu mendatangi kesatria yang terpenjara di dalam sangkar, yang ada di dalam bangunan itu. Kesatria yang terpenjara itu kemudian ditafsirkan sebagai arca Buddha di dalam stupa berterawang yang ada di Candi Borobudur.

Delegasi pertemuan EDM-CSWG G2) memotret stupa Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah, Kamis (24/3/2022). (ANTARA/Hendra Nurdiyansyah)

Singkat cerita, setelah tidak ada pertanda kepulangannya, raja pun memerintahkan pasukan untuk membawa pulang anaknya, hidup atau mati. “Pangeran itu ditemukan, tetapi ia muntah darah, lalu meninggal dunia,” kata  ahli epigrafi Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Titi Surti Nastiti, dalam “Reinterpretasi Nama Candi Borobudur” termuat di Jurnal Amerta Vol 30. No. I, Juni 2018.

Titi menyimpulkan bahwa Budur pada masa Majapahit masih dipergunakan sebagai nama bangunan suci Buddha. Candi itu baru benar-benar ditinggalkan sejak penduduk sekitarnya beralih ke Islam pada abad ke-15.

Keberadaan Borobudur baru terungkap lagi setelah seorang Tionghoa, Tan Jin Sing melaporkan keberadaannya kepada Letnan Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles pada 1812. Seperti dikisahkan T.S. Werdoyo, salah seorang keturunan Tan Jin Sing, dalam biografi Tan Jin Sing: Dari Kapiten Cina sampai Bupati Yogyakarta, Tan Jin Sing diminta Raffles untuk mendatangi candi yang katanya terletak di dekat Muntilan itu.

Saat sampai, bangunan candi terlihat menyedihkan. Paimin, warga desa yang diajak Tan Jin Sing sebagai penunjuk jalan mesti membabat semak belukar di sekeliling candi dengan parang. Tubuh candi pun ditumbuhi tanaman. Bagian bawahnya terkubur dalam tanah, sehingga candi itu seolah-olah berada di atas bukit.

Delegasi pertemuan EDM-CSWG G2) memotret stupa Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah, Kamis (24/3/2022). (ANTARA/Hendra Nurdiyansyah)

Para pengunjung ini datang untuk meminta anugerah, untuk mendapatkan perlindungan dari penyakit, untuk meminta berkah setelah pernikahan dan kepentingan domestik lainnya,” kata John Miksic dalam Borobudur: Golden Tales of the Buddhas.

Mitos tentang arca di dalam sangkar yang membawa sial, pada masa ini justru sebaliknya. Ada keyakinan kalau salah satu arca di stupa berlubang di teras atas justru membawa keberuntungan bagi siapapun yang bisa menyentuhnya. Masyarakat menyebutnya dengan nama Kakek Bima, tokoh dalam kisah Pandawa lima dalam epos Hindu, Mahabarata.

“Wanita tanpa anak khususnya mengulurkan jari mereka ke arahnya, percaya bahwa dengan melakukan itu mereka telah memuaskan Kakek Bima,” jelas Miksic.

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

BERITA TERBARU

Misteri dan Sejarah Candi Borobudur yang Tiketnya Jadi Rp750 Ribu untuk Wisatawan Lokal

Link berhasil disalin!