Virginia Hall, pahlawan yang paling diremehkan. (Photo/Wikipedia)
Kisah Virginia Hall terdengar seperti premis blockbuster. Seorang mata-mata berkaki satu yang menghabiskan seluruh Perang Dunia II menghindari penangkapan dari Nazi. Tak hanya itu, dia juga terkenal dengan julukan Wanita Pincang (The Limping Lady).
Dilansir Cracked, Senin (31/1/2022), Virginia lahir pada tahun 1906 dari keluarga kaya di Baltimore. Sayangnya ia tidak tertarik dengan kehidupan mewahnya dan menjadi seorang petualang. Tujuan utamanya menjadi seorang diplomat AS.
Atas kecintaan pada tujuannya itu, ia melakukan banyak perjalanan dan fasih dalam beberapa bahasa. Ia ditugaskan di Departemen Luar Negeri AS dan menjadi juru tulis di Turki di sebuah konsulat Amerika.
Pada tahun 1933, saat sedang berburu dia secara tidak sengaja menembak kakinya sendiri. Alhasil, kakinya harus diamputasi dan diwajibkan memakai kaki prostetik yang kurang nyaman dan diberi nama 'Cuthbert'.
Alih-alih menyusahkan dirinya karena menggunakan kaki prostetik, dia justru berusaha beradaptasi dan mendapatkan panggilan sejati ketika Nazi menyerbu Prancis.
Baca juga: 5 Fakta Unik Tentang Adolf Hitler yang Jarang Dibicarakan, Salah Satunya Vegetarian
Sebelum negara tersebut jatuh ke Blitzkrieg, Virginia Hall mengendarai ambulans untuk tentara Prancis. Ketika melarikan diri, ia kabur ke Inggris dan berkomunikasi dengan Eksekutif Operasi Khusus (SOE), sebuah organisasi rahasia selama Perang Dunia II.
Virginia kemudian menjadi seorang mata-mata dengan keterampilan yang luar biasa. Dia adalah salah satu mata-mata pertama yang berhasil masuk ke Prancis - meski negara tersebut telah ditaklukan.
Ia dijuluki sebagai "Wanita Pincang", tetapi ada banyak nama kode atau samaran untuk Virginia Hall. Dia pernah menyamar sebagai pemerah susu tua, hingga menjadi pemilik rumah bordil sebagai tempat mata-mata.
Para pekerja di rumah bordil menerima informasi dari pasukan Jerman yang mencari jasa mereka, dan rumah bordil sebagai lokasi menjadi rumah aman bagi agen dan kelompok lain seperti orang Yahudi yang melarikan diri.
Ketika Amerika Serikat memasuki perang pada akhir 1941, Virginia Hall dipindahkan ke Kantor Layanan Strategis Amerika (OSS). Dia terus melayani sebagai agen sepanjang sisa perang dan tidak pernah ditangkap oleh Gestapo.
Setelah perang, dia tetap dalam intelijen dengan karir 15 tahun di CIA. Namun, mengingat pengalamannya, posisi ini membutuhkan waktu lama yang aneh untuk diterima, dan dia sepertinya lebih banyak digunakan untuk pekerjaan meja, jauh dari bakat alaminya di lapangan.
Meski terkenal dengan segala kepiawaiannya menjadi anggota intelejen, kenapa kisahnya tidak terlalu begitu dikenal? Hal ini karena dia adalah seorang wanita. Walau demikian, dedikasinya terhadap kerahasiaan membuatnya berada di jangkauan intelejen lainnya.
Dia memang menerima penghargaan untuk pekerjaannya, tetapi ini diberikan di belakang layar. Hall adalah satu-satunya wanita sipil yang menerima "Distinguished Service Cross" dalam Perang Dunia II. Tentu saja, dia selalu menerima penghargaan ini dalam upacara pribadi.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: