Bongkahan roket SpaceX perusahan miliarder Elon Musk yang diluncurkan tujuh tahun lalu akan menabrak bulan dalam waktu dekat.
Roket yang sudah jadi sampah luar angkasa itu ditinggalkan begitu saja di luar angkasa setelah menyelesaikan misinya.
Roket SpaceX sendiri diluncurkan pada 2015 lalu untuk mengorbitkan satelit NASA yang disebut Deep Space Climate Observatory (DSCOVR).
Seperti yang dilansir AFP, Astronom Bill Gray mengatakan sejak itu, roket tahap kedua, atau booster, telah terlunta-lunta di tempat yang disebut ahli matematika sebagai orbit kacau.
Gray-lah yang menghitung waktu tabrakan baru antara sampah antariksa dengan Bulan pada 4 Maret 2022.
"Tabrakan diperkirakan terjadi pada pukul 07:25 waktu Timur, dan sementara masih ada beberapa ketidakpastian dalam waktu dan tempat yang tepat, potongan roket tidak akan meleset ke bulan," kata Bill Gray, rangkaian perangkat lunak astronomi digunakan untuk menghitung orbit asteroid dan komet dilansir dari New York Times.
Kata Gray roket pendorong itu melintas cukup dekat dengan Bulan pada Januari.
Gray pengembang Project Pluto mengatakan perangkat lunak yang memungkinkan untuk menghitung lintasan asteroid dan objek lain di luar angkasa, digunakan dalam program observasi luar angkasa yang dibiayai NASA.
Gray telah menghitung waktu tabrakan itu terjadi. Berdasarkan pengamatannya dia menyimpulkan roket itu akan menabrak sisi Bulan paling jauh pada 4 Maret dengan kecepatan lebih dari 5.500 mil per jam (9.000 kilometer per jam).
Gray mengajak komunitas astronom amatir untuk bergabung dengannya untuk mengamati sampah roket tersebut.
Kapan waktu tepatnya tabrakan itu akan terjadi, Gray tidak bisa mastikan. Namun dia memperkirakan kalau tabrakan di bulan akan terjadi pada saat itu.
"Saya telah melacak sampah semacam ini selama sekitar 15 tahun. Dan ini adalah dampak bulan pertama yang tidak disengaja yang kami amati," kata Gray kepada AFP.
Astronom Jonathan McDowell mengatakan kepada AFP bahwa kemungkinan tabrakan serupa telah terjadi tanpa disadari di bulan.
"Setidaknya ada 50 objek yang tertinggal di orbit Bumi dalam pada tahun 60-an, 70-an, dan 80-an yang ditinggalkan begitu saja di sana. Kami tidak melacaknya," katanya.
"Sekarang kami mulai mengamati, tetapi banyak dari objek yang tidak kami temukan. Jadi tidak ada lagi," tambahnya.
"Mungkin setidaknya beberapa dari objek itu telah menabrak Bulan secara tidak sengaja dan kita tidak menyadarinya."
Dampak tabrakan bongkahan roket SpaceX seberat empat ton di Bulan tidak akan terlihat dari Bumi secara real time.
Tapi itu akan meninggalkan kawah yang dapat diamati oleh para ilmuwan dengan pesawat ruang angkasa dan satelit seperti Lunar Reconnaissance Orbiter NASA atau Chandrayaan-2 India, dan dengan demikian kita belajar lebih banyak tentang geologi Bulan.
Pesawat ruang angkasa telah sengaja menabrak Bulan sebelumnya untuk tujuan ilmiah, seperti selama misi Apollo untuk menguji seismometer.
Pada tahun 2009, NASA mengirim roket ke Bulan di dekat kutub selatannya untuk mencari air.
Tapi kebanyakan roket tidak pergi begitu jauh dari Bumi. SpaceX membawa pendorong roketnya kembali melalui atmosfer bumi sehingga mereka hancur di atas lautan. Tahap pertama dipulihkan dan digunakan kembali.
Gray mengatakan mungkin ada lebih banyak tabrakan yang tidak disengaja ke Bulan di masa depan karena program luar angkasa AS dan China meninggalkan lebih banyak sampah di orbit.
McDowell mencatat peristiwa ini "mulai bermasalah ketika ada lebih banyak lalu lintas".
"Sebenarnya bukan tugas siapa pun untuk melacak sampah yang kita tinggalkan di orbit bumi dalam," tambahnya. "Saya pikir sekarang saatnya untuk mulai mengaturnya."
SpaceX tidak segera menanggapi permintaan komentar dari AFP.
Perusahaan Elon Musk saat ini sedang mengembangkan pendarat bulan yang memungkinkan NASA mengirim astronot kembali ke Bulan paling cepat pada tahun 2025.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: