Janin manusia. (photo/Dok. University Museum, State University)
Sebuah mumi janin yang berhasil ditemukan di Italia dilaporkan telah mengungkapkan prosedur aborsi ekstrem pada zaman dahulu yang dilakukan selama periode abad pertengahan. Mumi janin ini ditemukan setelah gempa berkekuatan 6,3 SR yang menghantam L'Aquila di Italia tengah pada 6 April 2009.
Ketika peneliti melakukan pemeriksaan pada mumi janin itu dengan menggunakan radiografi, mereka berhasil melihat kerangka janin yang tidak sepenuhnya terhubung atau terartikulasikan. Itu berarti bahwa tulang janin itu tidak berada pada posisi yang sama persis ketika janin masih hidup.
Para peneliti dilaporkan tidak dapat menentukan jenis kelamin dari janin itu, dikarenakan mereka tidak dapat menentukan morfologi dari tulang panggul hingga rahangnya. Di sisi lain, peneliti memperkirakan bahwa janin berada pada 29 minggu perkembangan di dalam rahim ibunya ketika akhirnya mati. Melihat hal itu, penulis studi dari Ruggero D'Anastasio dari University Museum at University of Chieti, Italia memberikan komentarnya.
"Semua karakteristik ini 'sangat menyarankan kasus embriotomi' yang merupakan prosedur yang terjadi sebelum mengeluarkan janin dari rahim," ungkapnya, mengutip Live Science.
"Kemungkinan kasus embriotomi ini adalah satu-satunya bukti antropologis dari praktik bedah ini hingga sekarang di wilayah geografis ini," jelasnya.
"Beberapa penulis melaporkan bahwa embriotomi adalah metode aborsi yang paling ekstrem selama periode abad pertengahan," tulis para peneliti pada laporan studi yang telah diterbitkan di International Journal of Osteoarcheology.
Sekadar informasi, Embriotomi adalah praktik umum pada zaman kuno. Prosedur dari praktik ini dilakukan di Alexandria dan kemudian di Roma pada abad pertama dan kedua. Biasanya, dokter melakukan prosedur ini ketika nyawa seorang ibu terancam dikarenakan komplikasi persalinan atau saat janin sudah dianggap mati dalam kandungan.
Praktik ini digunakan secara luas di banyak negara dengan tujuan untuk membantu mengeluarkan janin mati dari rahim wanita dengan lebih mudah hingga akhir abad ke-19. Hanya saja, ketika kemajuan dari ilmu ginekologi telah membaik, maka peran embriotomi digantikan dengan operasi caesar.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: