Kategori Berita
Media Network
Senin, 04 MEI 2020 • 14:48 WIB

Ini Alasan Mengapa Masyarakat Mudah Terjerumus Teori Konspirasi

Ilustrasi teori konspirasi tentang virus corona. (Pixabay/Syaibatulhamdi).

Wabah virus corona menambah daftar kasus konspirasi yang ada di kalangan masyarakat. Belakangan ini masyarakat tengah dihebohkan perihal konspirasi yang melibatkan Bill Gates mengenai pernyataanya mengenai penyebaran virus Covid-19 yang menelan puluhan juta korban di seluruh dunia.

Disebutkan pada tahun 2015 lalu, Bill Gates sempat menuturkan bahwa dunia belum siap mengantisipasi mewabahnya sebuah virus baru. Ia juga mengatakan bahwa keberadaan virus di tahun mendatang bisa melebihi kesuraman di masa penyebaran virus ebola yang menewaskan sejumlah orang di beberapa negara bagian seperti Siberia, Sierra Leone dan Guinea.

Bahkan segelintir elite mengatakan bahwa virus corona dibuat oleh Bill Gates yang khawatir Microsoft disaingi oleh Apple. Kabar yang beredar di jejaring dunia maya ini memang tak akan pernah berakhir. Sejumlah publik figur di Indonesia pun telah mengangkat virus corona sebagai konspirasi.

Tapi apakah sebenarnya Sahabat Indozone memahami apa itu konspirasi? 

Konspirasi merupakan fenomena yang mendatangkan jawaban-jawaban luar biasa degan teori yang masih hitam-putih. Lalu mengapa banyak orang yang tertarik pada teori konspirasi?

Melansir dari Very Well Mind, ada beberapa faktor yang membuat orang percaya akan konspirasi. Di antaranya:

1. Situasi yang melibatkan peristiwa berskala besar, dimana penjelasan yang lebih biasa atau berskala kecil tampaknya tidak memadai. 
2. Situasi di mana orang mengalami kesulitan karena ketidakpastian.

Ilustrasi teori konspirasi karena virus corona. (Pixabay/Dieterich01).

Psikolog klinis asal Amerika Serikat, Steven Gans mengatakan bahwa ketika seseorang mendapatkan informasi yang berbeda dengan yang lainnya maka yang dilakukan masyarakat adalah menghubungkan titik-titik tersebut, sehingga membentuk pernyataan yang diinginkan. Masyarakat yang terlibat dalam persepsi konspirasi mendasari pemikiran atas realita yang tersembunyi dari publik, maka asumsi pun berkembang secara perlahan.

"Musuh (Covid-19) yang sedang kita hadapi ini tidak terlihat. Sosial distancing dan pysical distancing dilakukan sebagai upaya pencegahan penyebaran virus yang entah sampai kapan dilakukan. Masyarakat mulai jenuh, sebagian di antaranya terpapar pemikiran yang menjunjung tinggi teori 'kira-kira,'" kata Psikolog Klinis, Nur Rochman yang dihubungi Indozone, Senin (4/5/2020). 

"Kemudian penanganannya pun sedikit lamban, akhirnya persepsi masyarakat tidak bisa dikoordinasikan. Bahkan, beberapa di antaranya mengaku malu untuk bertanya mengenai fakta terkait virus corona," tambahnya.

Ia juga menambahkan, sebagai upaya mengantisipasi terjerumus dalam teori konspirasi, masyarakat perlu menambah informasi dan pengetahuan dari sumber yang terpercaya sehingga bisa mendapatkan informasi yang valid. 

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

BERITA TERBARU

Ini Alasan Mengapa Masyarakat Mudah Terjerumus Teori Konspirasi

Link berhasil disalin!