Ilustrasi bulan. (unsplash/Tony Detroit)
Tim peneliti mengungkapkan bahwa kini Bumi memiliki dua buah Bulan. Bulan kedua yang baru teridentifikasi oleh para peneliti ini, diberi nama CD3 2020. Penemuan Bulan kedua di Bumi ini berdasarkan pengamatan dari tim Catalina Sky Survey dari Lembaga Pusat Planet Kecil (The Minor Planet Center/ TMPC).
Namun, satelit baru berukuran kecil ini hanya bersifat sementara. Tim peneliti menyebut, satelit baru tersebut sudah masuk dalam orbit Bumi sekitar tiga tahun lalu yang tertangkap oleh teleskop di Mount Lemmon Sky Center Observatory, Amerika.
Tim peneliti menjelaskan, ukuran satelit baru ini sangat kecil, yaitu 1,9 x 3,5 meter. Ukuran tersebut lebih kecil daru ukuran Bulan pada umumnya, yang punya diameter 3.474 kilometer. Bahkan, saking kecilnya, satelit baru ini tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.
BIG NEWS (thread 1/3). Earth has a new temporarily captured object/Possible mini-moon called 2020 CD3. On the night of Feb. 15, my Catalina Sky Survey teammate Teddy Pruyne and I found a 20th magnitude object. Here are the discovery images. pic.twitter.com/zLkXyGAkZl
— Kacper Wierzchos (@WierzchosKacper) February 26, 2020
"Berita besar, Bumi memiliki objek yang baru ditangkap. Bulan mini ini disebut CD3 2020 pada 15 Februari lalu bersama rekan saya Catalina Sky Survey, Teddy Pruyne," cuit Kacper Wierzchos, salah satu astronaut dari TMPC.
Para peneliti menilai bahwa satelit baru ini adalah asteroid yang berada terlalu dekat dengan Bumi dan terjebak gravitasi Bumi.
Dua orang peneliti yang berhasil menemukan temuan hebat ini ialah Theodore Pruyne dan Kacper Wierzchos. Dilansir dari New Atlas, meski temuan ini sudah berlangsung sejak minggu lalu, namun mereka masih enggan mengumumkannya dalam waktu dekat. Mereka ingin memastikan bahwa itu adalah benda luar angkasa, bukan satelit buatan manusia atau sekadar sampah luar angkasa.
Mereka menuturkan, satelit ini akan segera meninggalkan orbit Bumi yang mungkin terjadi pada April 2020.
Sebenarnya, penemuan Bulan berukuran kecil bukan baru pertama kali terjadi. Sebelumnya, para astronot telah menemukan Bulan kecil sekitar 14 tahun yang lalu dan diberi nama RH120 2006. Bulan ini kemudian terhempas dari orbit Bumi pada tahun 2007 silam.
Tak hanya itu, ada pula penemuan satelit HO3 2016, yang mengikuti Bumi dengan jarak 13,6 kali lebih jauh dari jarak Bulan. Satelit semu ini sebenarnya berjalan mengelilingi Matahari, namun jarak orbitnya setara dengan Bumi. Kondisi inilah yang membuatnya seolah-olah mengikuti Bumi. HO3 2016 diperkirakan sudah mengikuti Bumi dalam 100 tahun terakhir.
Dilansir dari The Next Web, bulan-bulan kecil itu hanya tinggal sementar di Bumi karena kurangnya keseimbangan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: