INDOZONE.ID - Buat kamu yang dulu suka main perang air, ada tradisi seru di Riau yang mirip permainan masa kecil kita! Di Selat Panjang, tradisi perang air yang dikenal sebagai Cian Cui diadakan setiap tahun untuk merayakan Tahun Baru Imlek.
Tradisi ini berawal dari abad ke-19 saat para pedagang dari Fujian, Tiongkok, datang ke Selat Panjang untuk mencari peruntungan setelah Perang Candu.
Uniknya, para pedagang Fujian ini langsung akrab dengan penduduk lokal, yang akhirnya menciptakan akulturasi budaya yang kental. Perang air pun menjadi bagian dari perayaan Imlek yang meriah.
Baca Juga: Kenalan dengan Suku Mandar: Penjaga Tradisi Maritim Nusantara
Mengutip Arya Gusti Fadillah. Rusdiyanta, (2023), Diplomasi Kebudayaan di Kawasan Asia Tenggara Melalui Festival Perang Air di Selat Panjang, festival ini berlangsung selama enam hari mulai dari hari pertama Imlek. Angka enam dipercaya membawa keberuntungan dalam budaya Tionghoa, sehingga diharapkan festival ini membawa berkah bagi semua.
Perang air ini diadakan sambil para peserta berkeliling kota menggunakan becak motor, bersenjatakan pistol air dan semprotan busa warna-warni.
Tradisi unik ini makin ramai dengan kehadiran anak-anak dan pemuda yang ikut berpartisipasi.
Awalnya, rute perang air ini belum teratur, sering menyebabkan macet karena becak yang berlawanan arah.
Baca Juga: Warisan Tradisi Pernikahan Tiongkok: Dari Ritual Kuno hingga Modern
Namun kini, acara ini sudah diatur oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Meranti, Riau, dengan waktu perang air yang dibatasi dari pukul 15.30 hingga 17.00 WIB, demi menghormati masyarakat yang akan beribadah.
Tanggal pasti festival ini bergantung pada kalender Imlek, tapi perayaan biasanya berpusat di jalan-jalan utama kota Selat Panjang.
Becak-becak dihias layaknya kendaraan tempur, membuat suasana semakin seru. Selain jadi tradisi penting bagi warga Tionghoa, perang air Cian Cui kini menjadi daya tarik wisata bagi pengunjung lokal maupun mancanegara.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Buku