INDOZONE.ID - Malam turun pelan di Desa Wonosari, sunyi dan dingin seperti kenangan yang susah dilupain.
Di sebuah rumah kayu yang udah dimakan usia, Abinaya duduk bengong di teras. Tangannya megang segelas kopi yang udah dingin sejak lama, tapi dia nggak minum.
Matanya kosong, ngeliatin pekarangan yang gelap gulita seperti nunggu sesuatu, atau mungkin seseorang.
Udah tiga bulan Lestari pergi. Cewek yang udah nemenin hidup Abinaya sejak zaman putih abu-abu itu mendadak menghilang.
Awalnya cuma bilang mau merantau, tapi abis itu hilang kontak. Nggak ada kabar, nomor mati, DM nggak dibales.
Sampai akhirnya Abinaya liat foto Lestari di medsos. Senyum bareng cowok kota, katanya sih pengusaha. Batin Abinaya seperti digerus pelan-pelan, bukan marah, tapi hancur pelan dari dalam.
Di warung kopi desa, takdir mempertemukannya dengan sosok misterius yaitu Simbah dari ujung hutan.
Orang-orang takut deketin dia, katanya sih dulunya santri sakti yang bawa ilmu dari tanah seberang.
Simbah cuma bilang satu hal, “Kowe lagi goleking sing ilang, yo?” yang artinya "Kamu sedang mencari yang hilang ya?" Abinaya cuma angguk pelan. Dari situ, Simbah ngasih tawaran berupa Ajian Puter Giling.
Yuk simak kisah Ajian Puter Giling dilansir dari YouTube @Tos Nusantara selengkapnya!
Baca Juga: Rahasia Ajian Rawa Rontek: Ilmu Kebatinan yang Bikin Pemiliknya Abadi, Fakta atau Mitos?
Kata Simbah, ajian itu bisa bawa orang yang pergi untuk pulang. Tapi ada syaratnya.
Harus puasa 3 hari, ritual di malam hari, dan tembang Jawa kuno yang harus dibacakan waktu tengah malam di perempatan. “Tapi nek ora siap atimu, bisa digiling nganti lebur” artinya "Tapi jika hatimu tidak siap, bisa dihancur leburkan", kata Simbah pelan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: YouTube