Rabu, 19 MARET 2025 • 03:20 WIB

Mengulik Disiplin Ilmu yang Menjadi Dasar Tradisi Imsak di Indonesia

Author

Raihan Mahesa Ardiansyah

INDOZONE.ID - Saat kamu sahur, pasti beberapa menit menjelang Subuh dimulai, sering terdengar dengungan "Imsak! Imsak!" di masjid sekitar rumahmu.

Ya, imsak adalab sebuah penanda bahwa waktu sahur akan berakhir, dan waktu puasa akan dimulai, yaitu saat adzan Subuh berkumandang.

Biasanya, imsak akan dikumandangkan 10 menit menjelang Adzan Subuh.

Nah berbicara tentang sejarah imsak ini, bisa ditelurusi dalam Sunnah Nabi Muhammad SAW.

Jika merujuk pada pengertian puasa secara literatur fikih, waktu dimulainya puasa itu saat adzan subuh berkumandang.

Hal ini bisa dilihat dari Kitab Fiqh ash-Shiyam karya Syekh Yusuf al-Qardhawi, yang menerangkan bahwa puasa memiliki pengertian menahan diri dari segala hal yang membtatalkan puasa, dari terbit fajar hingga matahari terbenam.

Maka, merujuk dari pengertian tersebut, waktu dimulainya puasa yaitu saat adzan subuh berkumandang, bukanlah dari waktu imsak.

Kemudian, terkait tradisi imsak yang tiba pada 10 menit sebelum adzan subuh, dapat kita lihat dari hadits riwayat Imam Bukhari yang membahas tentang "berapa lama waktu antara selesainya sahur dan adzan subuh" yang berbunyi sebagai berikut:

Dari Anas bin Malik, bahwa Nabi SAW dan Zaid bin Tsabit makan sahur bersama. Setelah keduanya selesai makan sahur, beliau lalu bangkit dan melaksanakan shalat. Kami bertanya kepada Anas, "Berapa rentang waktu antara selesainya makan sahur hingga keduanya melaksanakan shalat?" Anas bin Malik menjawab "Kira-kira waktu seseorang membaca lima puluh ayat." (H.R. Bukhari no 542).

Dari hadits di atas, maka jarak antara selesai sahur dan waktu shalat subuh yaitu 50 ayat, yang kemudian oleh ulama di Indonesia memperkirakan 50 ayat itu berarti 10 menit.

Lebih dalam lagi, ada pendapat lain yang dikemukakan oleh Imam Al-Mawardi pada karyanya bernama Al-Iqna, yang berbunyi sebagai berikut.