Kategori Berita
Media Network
Senin, 04 NOVEMBER 2024 • 11:32 WIB

Kitsch: Kontroversi Antara Seni Murahan dan Evolusi Budaya Populer

Ilustrasi modern kitch yang digambarkan melalui sekelompok anjing yang sedang bermain poker.

INDOZONE.ID - Kitsch, sebuah istilah seni yang mulai dikenal luas pada abad ke-19, mengundang perdebatan sengit di kalangan seniman. Berasal dari bahasa Jerman "verkitschen," yang berarti "yang termurah," istilah ini muncul untuk menggambarkan karya-karya seni populer yang dianggap tidak memiliki nilai estetika tinggi.

Karya-karya kitsch ini pertama kali muncul dari studio-studio di Munich, Jerman, dengan karakteristik yang lebih mengutamakan daya tarik visual ketimbang kedalaman artistik, memicu perdebatan panjang tentang makna seni sejati.

Baca Juga: Mengenal Gouging, Seni Bela Diri Asal Amerika Serikat yang Dilarang Saking Brutalnya

Dalam perkembangannya, istilah kitsch digunakan untuk mendeskripsikan karya-karya yang mengutamakan nilai jual dan daya tarik komersial ketimbang nilai seni. Beberapa seniman menganggap kitsch mencemari dunia seni, menurunkan standar estetika yang sudah mapan.

Namun, seniman lain justru melihat kitsch sebagai respons terhadap selera publik dan alat kritik terhadap norma seni yang dianggap terlalu eksklusif.

Menurut kritikus seni Clement Greenberg dalam esainya Avant-Garde and Kitsch (1939), kitsch adalah seni yang ditujukan untuk massa dan menolak nilai-nilai artistik avant-garde. Greenberg berpendapat bahwa kitsch bersifat pasif dan hanya menawarkan kenikmatan instan tanpa upaya pemahaman mendalam, berbeda dengan seni modern yang menuntut refleksi dan interpretasi mendalam dari audiens.

Sebaliknya, sosiolog Thomas Kulka dalam bukunya Kitsch and Art (1996) melihat kitsch sebagai bagian integral dari seni yang tidak bisa diabaikan, meskipun ia menyadari kekurangannya dari segi konsep artistik.

Baca Juga: Temuan Lukisan Babi Berusia 51.200 Tahun di Sulawesi Jadi Bukti Seni Naratif Tertua di Dunia

Karakteristik kitsch umumnya mudah dikenali dengan estetika yang meriah dan tampilan berlebihan. Objek-objek kitsch sering kali memanfaatkan nostalgia dan menyajikan kesenangan instan. Seniman-seniman fine art mengkritik kitsch sebagai seni yang dangkal karena hanya menawarkan estetika dan sentimentalitas tanpa konsep yang mendalam.

Namun, ada pula seniman yang merangkul kitsch sebagai bentuk protes terhadap standar seni eksklusif dan menggunakan elemen-elemen kitsch untuk mengeksplorasi ide-ide tentang konsumsi budaya dan keaslian.

Perdebatan mengenai nilai kitsch dalam seni telah berlangsung selama beberapa dekade dan memiliki dampak signifikan pada pandangan masyarakat mengenai seni dan budaya populer. Di era seni modern, kitsch tetap menjadi elemen kontroversial.

Sementara kitsch membuat seni lebih inklusif dan mudah diakses publik, kritik terhadap kitsch juga mencakup kekhawatiran bahwa kehadirannya mengurangi kualitas dan integritas seni tinggi.

Fenomena kitsch melahirkan genre yang menjembatani high art dan low art, menciptakan diskusi yang dinamis mengenai selera, eksklusivitas, dan peran seni dalam masyarakat.


Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Jurnal Internasional

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Kitsch: Kontroversi Antara Seni Murahan dan Evolusi Budaya Populer

Link berhasil disalin!