Ruwatan adalah upacara yang bertujuan untuk membersihkan diri dari nasib buruk dan menghindari gangguan makhluk gaib.
Beberapa kriteria orang yang harus diruwat di antaranya adalah:
- Ontang-anting: Putra-putri tunggal.
- Kedono-kedini: Sepasang putra-putri.
- Sendang kapit pancuran: Satu putra diapit oleh dua orang putri.
Orang-orang yang memenuhi kriteria ini dipercaya rentan terhadap serangan Batara Kala, simbol kejahatan dalam mitologi Jawa. Melalui ruwatan, mereka diharapkan bisa terhindar dari bahaya tersebut.
Cerita lain yang menambah kengerian Malam Satu Suro adalah keyakinan bahwa arwah orang-orang yang dikorbankan untuk tumbal pesugihan (ritual pengorbanan untuk mendapatkan kekayaan), akan dilepaskan pada malam ini.
Arwah-arwah ini diberi kebebasan sebagai bentuk balasan atas pengabdian mereka selama setahun penuh. Cerita-cerita ini menambah aura menyeramkan Malam Satu Suro dan membuat banyak orang waspada dan berhati-hati.
Mengungkap Misteri Malam Satu Suro yang Terkenal Mistis dan Mencekam
Bulan Muharram, yang dikenal sebagai Bulan Suro oleh masyarakat Jawa, adalah salah satu dari empat bulan suci dalam Islam.
Dalam ajaran Islam, Muharram adalah bulan yang dimuliakan dan memiliki banyak keutamaan. Umat Muslim dianjurkan untuk memperbanyak ibadah dan amal baik pada bulan ini.
Islam tidak membenarkan keyakinan terhadap hal-hal mistis yang sering dikaitkan dengan Malam Satu Suro. Mengaitkan kesialan dengan waktu tertentu adalah perbuatan yang dianggap syirik dan termasuk dosa besar dalam Islam.
Baca Juga: Sambut Malam 1 Suro, Lautan Manusia Rebutan Buceng Purak, Apa Manfaatnya?
Rasulullah SAW mengajarkan bahwa kesialan atau keberuntungan bukanlah hasil dari waktu atau tanggal tertentu, melainkan dari kehendak Allah SWT. Oleh karena itu, umat Muslim dilarang untuk mempercayai bahwa Malam Satu Suro membawa sial atau bencana.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Youtube @Larasati Channel