Kalung Hope Diamond (wikipedia)
INDOZONE.ID - Kalung Hope Diamond, atau yang dikenal sebagai "Permata Biru Berkilau" memukau seberat 45,52 karat ini bukan hanya permata termahal di dunia, tetapi juga diselimuti legenda kutukan yang telah menghantui para pemiliknya selama berabad-abad.
Lahir dari kedalaman bumi India pada abad ke-17, "Hope Diamond" telah menjadi saksi bisu sejarah kelam dan tragedi yang menimpa orang-orang yang memilikinya.
Asal mula Hope Diamond dapat ditelusuri kembali ke abad ke-17, ketika berlian besar berwarna biru ini ditemukan di tambang di India.
Permata ini kemudian dijual kepada seorang pedagang permata Prancis bernama Jean-Baptiste Tavernier, yang membawanya ke Eropa. Dari situlah permata tersebut memulai perjalanan yang berliku-liku melintasi benua dan zaman.
Baca Juga: Misteri di Pegunungan Ural Rusia: Insiden Dyatlov Pass yang Tak Terpecahkan
Sejak di Eropa, Hope Diamond dikaitkan dengan sejumlah kejadian tragis dan kisah mengerikan. Salah satu legenda paling terkenal adalah bahwa permata tersebut dicuri dari mata dewa Sita, dewi Hindu, dan sejak saat itu membawa kutukan bagi siapa pun yang memilikinya.
Banyak dari pemiliknya mengalami malapetaka, kebangkrutan, atau bahkan kematian yang misterius.
Ilustrasi pemilik kalung hope diamond Evalyn Walsh McLean (foto: wikipedia)
Hope Diamond telah memiliki sejumlah pemilik terkenal selama berabad-abad. Salah satu pemiliknya yang paling terkenal adalah Raja Louis XIV dari Prancis, yang membelinya pada tahun 1668 dan memotongnya menjadi bentuk yang lebih besar.
Selama Revolusi Prancis, permata tersebut dicuri dan kemudian dijual, memulai serangkaian kepemilikan yang berubah-ubah.
Beberapa kisah tragis pemilik Hope Diamond yang terkenal:
Baca Juga: Kisah Rochelle Harris, Perempuan 30 Tahun yang Kepalanya Digerogoti Belatung Pemakan Daging
Setelah kematian Evalyn Walsh, Hope Diamond diwariskan kepada organisasi amal, dan saat ini dipamerkan di Smithsonian Institution di Washington, D.C.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Youtube/ History Indonesia