INDOZONE.ID - Seorang tunanetra bernama Hendra, membagikan kisah horornya pernah memijat arwah seorang Pak Haji, yang ternyata sudah meninggal 40 hari sebelumnya.
Dalam kanal YouTube Lentera Malam, Hendra mengatakan bahwa pengalaman horor itu terjadi di awal tahun 2011 silam.
Sebenarnya, Pak Haji tersebut sudah langganan pijat dengannya. Setiap dua minggu sekali, Pak Haji biasanya akan meminta Hendra untuk pijat.
Namun kala itu, Hendra sudah lama tidak mendengar kabar Pak Haji. Hingga suatu sore, terucaplah di hatinya mempertanyakan kabar Pak Haji.
"Dulu saya punya ada bapak (langganan) kita panggil aja Pak Haji. Dia biasa mijat sama saya, biasanya dua minggu sekali. Saya ngucap habis Ashar nih jam setengah 'ini Pak Haji tumben udah lama enggak ada kabarnya, kemana ya'. Itu saya ngucap dalam hati," ujar Hendra, seperti dikutip Indozone di kanal YouTube Lentera Malam, Selasa (7/11/2023).
Sosok Pak Haji Minta Dipijat
Ilustrasi kaki dipijat
Anehnya, tak lama setelah itu, terdengar salam dari arah depan pintu yang dia yakini adalah suara Pak Haji. Sebenarnya kala itu Hendra heran kenapa Pak Haji tiba-tiba masuk ke kamarnya.
"Kira-kira jam 5 saya lagi ngepel kamar sambil nyetel musik, tiba-tiba pas udah di depan pintu, ada yang ngucap salam sama saya. Karena saya hapal suaranya 'lah Pak Haji. Kok kemari Pak Haji tumben-tumbenan ke kamar'. 'Iya orang ada perlu sama kamu'," cerita Hendra.
Baca Juga: Kisah Horor di Sekitar Kuta dan Legian Bali: Ada Makhluk Berkain Poleng hingga Naga Raksasa Penjaga Pusaka
Kala itu Pak Haji mengaku kakinya sedang sakit karena keseleo. Itu sebabnya Pak Haji datang ke kediaman Hendra untuk dipijat.
"Setelah kamar kering, (Pak Haji) kaki saya sakit banget Ndra keseleo nih. Yaudah duduk lah kita di lesehan, sambil saya pijatin kakinya," tambah Hendra.
Namun Hendra merasakan ada yang aneh dengan badan Pak Haji. Dia menyebut badan Pak Haji kala itu terasa anyep bak peredaran darahnya tidak lancar.
"Saya pegang kakinya, terus saya ngucap gini 'Badan Pak Haji hawanya kagak enak banget nih, hawanya anyep kayak darah kagak jalan Pak Haji'. 'Iya kali ya, saya kecapekan'. Jadi dia ngomongnya datar-datar aja, padahal aslinya enggak gitu," beber Hendra.
Hendra tidak terlalu menghiraukan kondisi badan Pak Haji yang terasa anyep dan kembali melanjutkan pijatannya.
Setelah selesai dipijat, Pak Haji mengatakan bahwa kakinya sudah jauh lebih baik. Hanya saja kala itu Pak Haji mengaku tidak membawa uang dan meminta Hendra untuk datang ke rumahnya setelah Isya.
"Setelah selesai 'coba Pak Haji tes gerakin'. 'Wih udah enak Ndra, buat jalan udah enak nih. Ndra kebetulan ini saya kagak bawa uang nih'. 'Yaudah Pak Haji, gak usah dipikirin, yang penting Pak Haji sehat. Kalau sehat kan bisa ibadah Pak Haji'. 'Ndra gini aja ya Ndra, ntar kamu habis Isya ke rumah, selesaikan aja kita semua, urusin biar enak sekalian'," tambah Hendra menceritakan obrolan dengan Pak Haji.
Pak Haji Meninggal 40 Hari Sebelumnya
Ilustrasi jasad (Freepik)
Hendra pun menepati omongannya. Setelah Isya dia bergegas ke rumah Pak Haji. Anehnya, saat sampai di depan rumah Pak Haji, ada banyak orang tahlilan.
Hendra sama sekali tidak tau tahlilan itu digelar untuk siapa. Namun dia memilih untuk ikut nimbrung bersama orang-orang yang hadir.
"Kira-kira habis Isya, saya telepon ojek yang biasa. Dianterin lah saya ke rumahnya. Pas sampai depan rumahnya, tukang ojek bilang kok banyak orang ramai lagi pada ngaji. Karena udah mulai ngaji, yaudah saya nimbrung tanpa tau itu acara apaan.
Setelah acara tahlilan selesai, Hendra pun diajak masuk ke dalam rumah oleh istri Pak Haji. Di situlah Hendra diberi tahu bahwa sebenarnya Pak Haji sudah meninggal 40 hari sebelumnya.
Acara tahlilan yang digelar di rumah itu ternyata dalam rangka memperingati 40 hari kepergian Pak Haji. Hendra yang mendengar penjelasan istri Pak Haji pun syok.
"Terus istrinya bilang 'Ya ampun Mas Hendra, ibu minta maaf ya mas, gak sempat ngabarin mas Hendra. Soalnya HP bapak rusak pas jatuh'. 'Terus Pak Hajinya mana bu?'. 'Mas Hendra, Pak Haji udah enggak ada. Ini 40 hari dia'. Merinding itu saya, kaget," akui Hendra.
Baca Juga: Kisah Horor Pria Didatangi Hantu Penunggu Rumah Dinas Angker, Ternyata Tempat Pembuangan Korban Mutilasi
Diselimuti syok, Hendra pun terang-terangan menceritakan momen saat didatangi oleh Pak Haji di sore hari dan minta untuk dipijat.
"'Lah Buk Haji, maaf ya Buk Haji. Tadi sore Pak Haji ke kamar saya minta pijatin kakinya sakit keseleo. Lah ini saya disuruh kemari sama Pak Haji. Itu karena Pak Haji badannya pengen dipijat sekalian katanya dia kecapekan'," sambung Hendra.
"'Enggak Mas Hendra, bapak udah enggak ada'. Ya kaget dong semua orang di situ. Yaudahlah intinya, emang saya belum tau dia kondisinya gimana, yaudah ikhlasin," lanjutnya.
Saat itulah terungkap bahwa Pak Haji sudah meninggal dunia 40 hari sebelumnya, karena terkena serangan jantung. HP yang biasa dipakai pun ikut rusak, sehingga tak bisa memberitahu Hendra.
"Saya tanya, Pak Haji kena serangan jantung, jatuh langsung meninggal. HP-nya pun hancur, makanya itu dia enggak bisa hubungin saya," papar Hendra.
Hendra menambahkan, saat memijat Pak Haji di sore hari itu rasanya seperti memegang ayam mati. Artinya tidak ada hawa panas di badan layaknya orang pada umumnya.
"Pas dipegang kayak megang ayam mati, jadi enggak ada hawa panasnya," tandasnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: YouTube/Lentera Malam