Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk, bikin cerita dan konten serumu, serta dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.
INDOZONE.ID - Pada 1 Oktober kemarin, terjadi sebuah kebakaran bus sekolah di pinggiran Kota Bangkok yang menewaskan 20 puluhan siswa dan 3 guru.
Kecelakaan tersebut mengingatkan kembali pada sebuah tragedi kebakaran bus yang juga menewaskan guru dan siswa di Indonesia 21 tahun yang lalu. Tragedi tersebut dikenal dengan nama Tragedi Paiton 2003, yang terjadi pada 8 Oktober 2003.
Pada hari naas itu, sebuah tragedi kecelakaan mengenaskan yang tak pernah terbayangkan sebelumnya menewaskan 51 siswa dan 2 guru di sekolahan tersebut, serta 1 pemandu wisata, saat melakukan perjalanan pulang kembali ke Yogykarata setelah studytour ke Pulau Dewata.
Tragedi ini terjadi di daerah Banyuglugur, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Dinamakan Tragedi Paiton karena titik terjadinya kecelakaan masih berada di area PLTU Paiton.
Kronologi
SMK Yapemda 1 Sleman melakukan studytour ke Bali dengan menggunakan 3 bus keluaran karoseri AO Transport. Setiap bus berisi lebih dari 50 penumpang, yang terdiri dari para siswa dan beberapa guru. Bus yang mengalami tragedi ini adalah bus kedua.
Sekitar jam 3 sore, rombongan SMK Yapemda 1 Sleman akan kembali ke Yogyakarta setelah selesai dari kunjungan terakhir pada kegiatan study tour tersebut.
Sepanjang perjalanan, sebenarnya terjadi beberapa kendala yang menimpa bus ketiga pada rombongan tersebut, yaitu terjadinya pecah kaca hingga 2 kali dan bus yang tersangkut kabel ketika dalam perjalanan. Namun kendala tersebut dapat tertangani.
Begitu juga saat perjalanan pulang, dimana kembali terjadi insiden pada bus ketiga ketika baru saja sampai di Pelabuhan Gilimanuk.
Sehingga menyebabkan bus pertama dan bus kedua duluan menyebrang ke Pelabuhan Ketapang. Setelah kendala tertangani, bus ketiga pun menyusul menyebrang ke Ketapang.
Setelah sampai di Ketapang, bus kedua kemudian berjalan duluan, namun pada akhirnya berhenti untuk menunggu bus kesatu dan bus ketiga.
Kemudian, setelah semua bus sudah berkumpul, rombongan kembali melakukan perjalanan. Namun di tengah perjalanan, kembali terjadi masalah pada bus ketiga.
Kali ini, masalahnya cukup berat, yaitu rem yang beberapa kali tidak berfungsi. Namun pada akhirnya, masalah kembali dapat teratasi, dan perjalanan kembali dilanjutkan.
Dari arah berlawanan, berjalan sebuah truk kontainer yang dikemudikan oleh supir cadangan, karena supir utama sedang istirahat.
Sesampainya di Tanjakan Paiton, truk kontainer ini menambah kecepatan untuk menambah tenaga menaiki tanjakan tersebut. Setelah tanjakan tersebut, akan ditemui jalan menurun dengan tikungan yang tajam.
Pada turunan tersebut, truk berusaha menyalip kendaraan didepannya dengan kecepatan tinggi, namun sayang, saat ingin kembali ke jalur, terdapat sebuah gundukan pasir yang membuat sopir membanting stir dan kehilangan kendali, dan disinilah semuanya berawal.
Sama seperti yang dilakukan oleh truk kontainer tersebut, 3 bus ini yang dari arah berlawanan juga sedang menyalip kendaraan didepannya, yang diketahui kendaraan itu adalah truk Cold Diesel.
Saat itu posisi bus ketiga ditengah, sedangkan bus pertama didepan dan bus kedua di paling belakang. Ketiga bus berhasil menyalip truk colt tersebut.
Namun, truk kontainer yang hilang kendali tersebut ternyata mengarah menuju jalur 3 bus tersebut. Bus pertama dan ketiga berhasil lolos dari truk kontainer tersebut, namun tidak dengan bus kedua. Truk kontainer itu memotong lajur bus kedua, tabrakan pun tak terhindarkan.
Tabrakan ini menyebabkan tangki bahan bakar terbakar, dan dengan cepat menjalar ke bagian depan bus. Hal ini diperparah dengan colt diesel yang mereka salip menabrak bagian belakang bus kedua, menyebabkan bus dalam posisi terjepit, dan pintu belakang rusak tidak bisa dibuka.
Sopir bus berhasil keluar lewat jendela bus, begitu juga sang kernet, walaupun sebagian tubuhnya terbakar. Namun tidak dengan para siswa dan guru.
Mereka bertumpuk di belakang untuk membuka pintu belakang yang ternyata sudah rusak, serta berusaha memecah kaca jendela yang ternyata juga gagal.
Akhirnya kebakaran disertai dengan letupan-letupan kecil pun tak terelakkan. Setelah api padam, evakuasi korban tewas pun dilakukan. Keadaan korban sebagian besar saling bertumpuk di belakang, dengan kondisi yang sangat mengenaskan dan sulit dikenali akibat hangus terbakar.
Pasca kejadian
Seluruh korban tewas dibawa ke RSUD Situbondo. Disebutkan juga, pihak RS sampai kewalahan menangani para korban, hingga harus memberi balok es pada tiap jenazah untuk memperlambat proses pembusukan.
Setelah jenazah dimasukkan ke peti, jenazah kemudian diantar ke Yogyakarta dengan iring-iringan ambulan.
Supir truk kontainer dan asistennya berhasil ditangkap tak lama setelah mereka kabur dari lokasi kejadian. Supir mengakui bahwa sang asisten tidak memiliki izin untuk mengemudi truk, dan mereka melaju dengan kecepatan tinggi, serta rem dalam keadaan blong. Mereka juga mengatakan bahwa truk melaju menggunakan dua jalur saat di turunan.
Baca Juga: Cerita Mistis Dusun Sumberglatik yang Hilang 'Ditelan' PLTU Paiton
Saat ini, setiap bus wajib memiliki palu pemecah kaca, alat pemadam kebakaran, dan pintu darurat, untuk mengantisipasi agar kejadian seperti ini tidak terulang.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: YouTube/Bico Story