Mengenal 'Red Sprite', Fenomena Langit Paling Misterius Muncul saat Badai Petir Besar

Red Sprite

INDOZONE.ID - Roh Merah atau Red Sprite adalah sebuah fenomena langit, yang disebabkan oleh pelepasan listrik berskala besar yang terjadi di lapisan mesosfer.

Fenomena ini biasanya terjadi ketika badai petir besar tengah melanda. Selain itu, kondisi ini biasanya juga dipicu oleh pelepasan petir positif di antara awan petir dan permukaan tanah.

Red Sprite terkadang disebut sebagai petir yang terjadi di atmosfer atas. Namun sejatinya, ini merupakan fenomena plasma (wujud dasar zat keempat yang memiliki muatan ion dan elektron) dingin, yang tidak memiliki saluran suhu panas seperti petir sehingga lebih mirip dikatakan sebagai pelepasan tabung fluoresen dibadingkan pelepasan petir.

Fenomena itu disebut sebagai salah satu fenomena besar, sebab ukuran yang ditimbulkan oleh Red Sprite bisa menjadi 50-100 kilometer, dan hanya terjadi dalam waktu yang sangat singkat.

Red Sprite termasuk dalam kelompok fenomena misterius dan penuh warna yang disebut Transient Lumious Event (TLE).

Fenomena ini pertama kali dibuat oleh Toynbee dan Mackenzie pada tahun 1886, yang menyatakan bahwa gangguan listrik dapat terjadi di atmosfer bagian atas.

Lalu pada tahun 1989 untuk pertama kalinya, fenomena Red Sprite ini berhasil didokumentasikan secara fotografis menggunakan kamera video cahaya rendah.

Baca Juga: Fenomena Langka! Lingkaran Cahaya Merah Besar Mirip UFO Melintas di Langit Italia

Lantas apa saja unsur-unsur penyusun Red Sprite ini?

Pada 2019 lalu, fenomena ini kembali muncul di langit dan tertangkap oleh kamera. Bentuknya gumpalan cahaya merah dengan sulur-sulur menjalar yang terlihat sangat mirip dengan ubur-ubur, sehingga para ilmuwan menamainya dengan Jellyfish Sprite.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Dr. Passas-Varo, yang diterbitkan di jurnal Nature Communication mengungkapkan susunan unsur dari fenomena roh merah berbentuk ubur-ubur tersebut.

Red Sprite

Dr. Passas menyebutkan bahwa kulit pucat zamrud Red Sprite itu disebabkan oleh oksigen yang tereksitasi. Mirip dengan cahaya hijau yang dihasilkan aurora dengan peran nitrogen.

Namun, unsur utama dari Red Sprite itu adalah besi. Hal ini dianggap sangat mengejutkan, pasalnya logam tersebut akhirnya dapat dikirim dari luar angkasa.

Mereka juga menambahkan, hasil dari foto yang ditangkap menggunakan kamera spektografi yang dapat memastikan sifat kimia, ditemukan adanya nikel, natrium, dan silikon, yang menyebabkan Red Sprite ini mampu menambahkan semburat kuning oranye pada cahaya hijau yang dipercikannya.

Baca Juga: Heboh, Penampakan Cahaya Terang di Atas Telaga Ngebel Ponorogo saat Hujan, Fenomena Apa?

Semua elemen penyusun Red Sprite sering kali ditemui dari mikrometeoroid, dan partikel debu luar angkasa yang hampir terus-menerus jatuh ke atmosfer bagian atas.

Artinya, Red Sprite tersebut dapat dilihat sebagai "pengunjung" antar planet yang bisa datang kapan saja.

Hal ini dapat dibuktikan karena pada tahun 2020 lalu, pesawat luar angkasa Juno milik NASA menangkap sebuah gambar fenomena TLE di dekat planet Jupiter.

Pemahaman yang lebih baik tentang Red Sprite dan entitas serupa kilat lainnya, dapat membantu para ilmuwan menafsirkan sifat kimia dan fisika atmosfer di atas bumi yang sulit diurai.

Meskipun tidak terlalu banyak kesimpulan yang dapat diketahui dari jurnal baru tersebut, setidaknya fenomena Red Sprite atau jenis-jenis TLE lainnya membantu kita menyadari betapa banyaknya aktivitas listrik yang sebenarnya terjadi di angkasa.

Writer: Putri Surya Ningsih

Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.

Banner Z Creators