Warga Kropakan menemukan Guci Kuno dari abad 9
INDOZONE.ID - Warga Dukuh Kropakan, Desa Mranggen, Kecamatan Jatinom, Klaten, Jawa Tengah, tanpa sengaja menemukan sebuah guci kuno. Diduga benda tersebut peninggalan era Dinasti Tang abad ke 9 atau era Mataram Kuno. Guci kini disimpan di rumah untuk menunggu penelitian dari tim Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Warga yang menemukan guci tersebut adalah Sardi (56 tahun). Keseharian Sardi membuat batubata di lahan milik Yoko yang disewa juragannya.
Guci ditemukan Sardi sekitar jam 9.30 siang, saat dirinya tengah mencangkul tanah untuk membuat adonan batubata. Di kedalaman 1 meter lebih sedikit, cangkulnya terantuk benda keras. Lalu ia mencoba mengeruk tanah dengan tangan dan alat kecil agar benda tersebut tidak rusak. Ternyata benda tersebut berupa guci dan posisi tertelungkup agak miring.
Warga Kropakan menemukan Guci Kuno dari abad 9
Benda tersebut lalu ia keluarkan. Oleh istrinya, Suyatmi (50 tahun), guci tersebut ia bersihkan dari tanah-tanah yang menempel.
Perut guci tidak berisi apa-apa, karena posisinya tertelungkup miring. Setelah bersih, difoto sama istrinya dan dishare ke grup RW pada siang harinya.
Baca Juga: Arkeolog Berhasil Menemukan Guci Keramik Berisi Zamrud Hingga Emas di Bogota, Kolombia!
Pupun Prasetya,tokoh pemuda setempat lalu memberitahukan temuan tersebut kepada Komunitas Pemerhati Cagar Budaya Klaten (PCBK), Hari Wahyudi.
Menurut Sardi, sebelum guci ditemukan, ia dan istrinya sudah mempunyai firasat. Keduanya semalaman tidak bisa tidur. Rasanya ingin mendatangi lahan yang biasa untuk membuat batubata.
Warga Kropakan menemukan Guci Kuno dari abad 9
“Sebetulnya saya dan istri ingin ke sini malam itu juga, sekitar jam tiga dinihari. Tapi kami kan juga menjaga cucu kalau di rumah? Siapa yang menjaga cucu kami? Lalu kami urungkan. Baru keesokan hari, sekitar jam 5, saya ke sini, menggali tanah seperti biasanya. Baru sekitar jam 9.30 menemukan guci ini,” kata Sardi saat ditemui Z Creator Edelweis Ratushima, Senin sore (31 Juli 2023).
Di pembuatan batubata, Sardi sering berpindah-pindah lahan yang disewa. Untuk di lahan milik Yoko ini, ia sudah mengolah batubata selama 4 tahun. Selama 6 bulan terakhir, ia sudah menemukan dua buah kendi, satu liontin emas, dan terbaru menemukan guci ini.
“Waktu menemukan kendi dulu, sudah hancur karena tercangkul, lalu tiga bulan kemudian menemukan liontin emas kecil, dan sekarang guci ini,” kata Sardi sambil membuat adonan tanah.
Waktu menemukan liontin, ia penasaran, benar emas atau bukan. Akhirnya ia ke toko emas, untuk memastikan dan dinyatakan emas sungguhan.
Baca Juga: Monumen Angker di Klaten Ini Ternyata Menyimpan Kisah Memilukan, Berani ke Sini?
Oleh pemilik toko, emas tersebut mau dibeli. Namun Sardi menolak. Mau dibeli berapa emasnya itu Pak?
“Saya tidak tanya harganya, karena saya menolak untuk menjual. Biarlah, kalau dibeli toh uangnya tidak seberapa karena emasnya kecil. Buat kenang-kenangan saja, saya simpan di rumah,” kata Sardi, yang dibenarkan oleh istrinya.
Sardi melanjutkan ceritanya, ia mempunyai firasat kalau guci tersebut sepasang. Ia berharap, dalam waktu dekat bisa menemukan guci lagi.
Hari Wahyudi menjelaskan, bila dilihat dari ciri-cirinya, guci tersebut berasal dari era Dinasti Tang atau era Mataram Kuno pada abad 9. Jadi usia guci tersebut sudah ribuan tahun.
Warga Kropakan menemukan Guci Kuno dari abad 9
Saat diukur, tinggi guci 29 centimeter, panjang tengah 28 centi, dan panjang bibir guci 15 centi. Ada glasiran tidak merata warna hijau kecoklatan. Juga ada 4 kuping sebagai pegangan.
“Bila dilihat dari ciri-ciri tersebut, ini guci peninggalan era Dinasti Tang. Guci ini dulunya dibuat secara massal di pabrikan Tiongkok sana. Jadi guci seperti ini sering ditemukan warga di beberapa lokasi,” jelas Hari, pegiat cagar budaya yang langsung mendatangi lokasi temuan tersebut.
Hal ini semakin menguatkan kalau Dukuh Kropakan ini dulunya merupakan pemukiman yang pernah ada pada masa kejayaan Mataram Kuno. Sudah ratusan benda cagar budaya ditemukan warga sini.
Baca Juga: Sisi Gelap Dinasti Ming, Kaisarnya Gemar Koleksi Ribuan Selir untuk Disiksa dan Dibunuh
Beberapa waktu lalu, awal bulan Pebruari 2023, tim BRIN yang dipimpin Sugeng Riyanto, pernah mendatangi Dukuh Kropakan ini, karena ditemukan sumur kuno di lahan milik Semi (52 tahun), yang lokasinya hanya beberapa ratus meter dari lokasi temuan guci ini.
“Sehingga tidak berlebihan kalau Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menamakan tempat ini sebagai Situs Kropakan, karena banyak peninggalan bersejarah ditemukan di sini,” tambah Hari.
Beberapa artefak yang sudah ditemukan berupa gerabah, tungku, guci, mata tombak, tulang, pipisan, manik-manik, pripihan berupa koin, dan lain-lain.
Benda-benda tersebut disimpan di beberapa rumah warga. Salah satunya di rumah Pupun Prasetya, tokoh pemuda setempat. Aura mistispun sempat dialami Pupun. Ia mengaku pernah diikuti seseorang sampai ke rumahnya, namun saat dilihat kembali sudah tidak ada. Sempat pula ada suara berdehem pada malam hari, di lokasi benda-benda itu berada, dan lain-lain.
“Yang penting tujuan kami baik, ingin mengumpulkan bukti-bukti sejarah yang pernah ditemukan warga. Biar kalau ada pihak terkait seperti Dinas Budaya Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) atau tim BRIN datang mengecek, barang bukti sudah terkumpul menjadi satu,” jelas Pupun.
Seringnya ada temuan benda-benda artefak, membuat warga sekitar semakin sadar bahwa benda tersebut tidak bisa diperjualbelikan dengan bebas. Harus dilaporkan dan dikumpulkan untuk bahan penelitian.
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Z Creators