Minggu, 16 APRIL 2023 • 10:21 WIB

Rodney James Alcala, Pria Bejat yang Perkosa dan Bunuh 130 Wanita dengan Cara Sadis

Author

Rodney James Alcala. (The New York Times/Jefferson Siegel)

Nama Rodney James "Rod" Alcala sempat menjadi buronan nomor 1 FBI, karena tega membunuh 130 wanita dengan sadis. Sebelum membunuhnya, ia terlebih dahulu memperkosanya dan membuat para korban tak sadarkan diri. 

Lantas, bagaimana kehidupan Alcala dari remaja hingga dinobatkan menjadi salah satu pembunuh paling keji di Amerika Serikat (AS)? Berikut Indozone rangkum kisahnya untuk kamu.

Siapa Rodney James "Rod" Alcala? 

Dikutip dari Criminal Minds, Alcala lahir dengan nama asli Rodrigo Jacques Alcala Buquor. Ia lahir di Texas pada tahun 1943.

Ayahnya, Raoul Alcala Buquor, meninggalkan keluarganya ketika Alcala masih muda. Saat berusia 12 tahun, dia, ibunya Anna Maria Gutierrez, dan saudara perempuannya, Christine dan Marie, pindah ke pinggiran kota Los Angeles.

Pada usia 17 tahun, dia mendaftar di Angkatan Darat AS dan bertugas selama empat tahun sebagai juru tulis.

Baca Juga: Yoo Young-chul Alias 'The Raincoat Killer', Pembunuh Sadis yang Kisahnya Dibuat Series

Rodney James Alcala. (Wikipedia)

Setelah mengalami gangguan saraf, ia dipulangkan secara medis ketika psikiater militer mendiagnosisnya dengan gangguan kepribadian antisosial. 

Pada tahun 1968, ia lulus dari Sekolah Seni Rupa UCLA dengan gelar Sarjana Seni Rupa dan kemudian belajar film di bawah bimbingan Roman Polanski di Universitas New York dengan nama "John Berger".

Di musim panas, dia bekerja sebagai konselor di sebuah kamp drama untuk anak-anak di New Hampshire.

Alcala Berubah Jadi Pembunuh

Korban pertama Alcala yang diketahui adalah seorang gadis berusia delapan tahun bernama Tali Shapiro, yang diculiknya saat dia dalam perjalanan ke sekolah. 

Setelah dia membujuknya ke mobilnya, seorang saksi mengikutinya kembali ke apartemennya di De Longpre Avenue dan memanggil polisi. Pada saat mereka tiba, Alcala telah memukul Saphiro dengan tongkat baja dan memperkosanya.

Ketika mereka mengetuk pintu, dia melarikan diri dari belakang dan menghindari penangkapan. Sejak saat itu, ia ditempatkan di daftar Sepuluh Orang Paling Dicari FBI.

Kemudian, Alcala melarikan diri ke Pantai Timur dan mendaftar di NYU. Pada tahun 1971, Alcala diyakini telah memperkosa dan mencekik Cornelia Crilley, seorang pramugari Trans World Airlines, di apartemennya yang berlokasi di Manhattan.

Pada tahun yang sama, dua anak di kamp melihat poster Buronan FBI dan memberi tahu staf kamp tentang hal itu. Mereka melaporkan Alcala ke pihak berwenang, yang menyebabkan dia diekstradisi ke California. 

Rodney James Alcala. (Looksmax)

Karena keluarga Saphiro telah pindah ke Meksiko dan tidak mengizinkan putri mereka bersaksi, Alcala akhirnya dibebaskan dengan pengakuan bersalah atas tuduhan penyerangan yang lebih ringan. 

Setelah 34 bulan, pada tahun 1974, Alcala dibebaskan dan menculik seorang gadis berusia 13 tahun bernama "Julie J." dalam catatan pengadilan, ia diketahui memaksa korban untuk menghisap mariyuana dan menciumnya. 

Bergeser ke tahun 1977, saat mendapat izin dari petugas pembebasan bersyaratnya untuk mengunjungi kerabat di New York City, Alcala membunuh Ellen Jane Hover, seorang sosialita berusia 23 tahun.

Di dalam buku agenda milik Ellen, terdapat sebuah tulisan yang menyatakan bahwa dia mengadakan pertemuan dengan seorang pria bernama "John Berger", alias Alcala, pada tanggal dia menghilang.

Alcala Juara 1 "The Dating Game"

Pada tahun 1978, terlepas dari catatan kriminalnya, Alcala diterima sebagai "Sarjana No. 1" di The Dating Game. Di acara tersebut, Alcala dikenal sebagai fotografer profesional yang sukses. 

Meskipun Alcala memenangkan kontes, kontestan wanita tidak ada yang mau berkencan dengannya karena Alcala sangat "menyeramkan".

Penolakan ini membuat Alcala semakin marah dan kemudian membunuh setidaknya tiga wanita lagi dalam kurun waktu dua tahun. 

Rodney James Alcala. (TMZ)

Korban terakhirnya yang diketahui adalah Robin Samsoe yang berusia 12 tahun, yang diculik dalam perjalanan ke kelas balet pada tahun 1979 di Huntington Beach. Tubuh Samsoe yang membusuk ditemukan di Sierra Madres 12 hari kemudian.

Pada 24 Juli, Alcala ditangkap atas kasus pembunuhan Samsoe. Saat penyidik menggeledah rumah ibu Alcala, mereka menemukan loker yang ternyata berisi ratusan foto gadis-gadis di bawah umur sedang telanjang atau mengenakan pakaian renang. 

Loker itu juga berisi sepasang anting-anting milik Samsoe dan sepasang lainnya yang diketahui milik Charlotte Lamb, seorang wanita berusia 31 tahun yang terbunuh di ruang cuci gedung apartemennya di El Segundo pada tahun 1978.

Alcala Dijatuhi Hukuman Mati

Alcala diadili atas pembunuhan Samsoe dan dinyatakan bersalah hingga dijatuhi hukuman mati pada tahun 1980. Hukuman tersebut dibatalkan dua kali dengan berbagai macam alasan yang sebenarnya tidak masuk akal. 

Selama di penjara, ia menerbitkan buku berjudul You, The Jury, di mana dia membantah membunuh Samsoe dan mengajukan tersangka lain.

Alcala juga mencoba menuntut sistem hukuman California dua kali, karena kecelakaan yang membuatnya terpeleset dan karena penjara tidak memberinya diet rendah lemak.

Rodney James Alcala. (New York Post)

Pada tahun 2003, DNA Alcala diambil dan menghubungkannya pada 2 kasus pembunuhan sadis. Pada tahun 2010, Alcala diadili dengan total lima pembunuhan: Samsoe, Jill Barcomb, Georgia Wixted, Charlotte Lamb, dan Jill Parenteau.

Tahun 2011, dia didakwa atas pembunuhan Cornelia Crilley dan Ellen Hover di New York. Bulan Desember 2012, Alcala juga akhirnya mengaku telah membunuh 2 wanita lainnya. 

Pada 7 Januari tahun berikutnya, Alcala dijatuhi hukuman seumur hidup lagi. Dia juga diyakini oleh penyelidik bertanggung jawab atas pembunuhan tahun 1977 terhadap Pamela Jean Lambson yang berusia 19 tahun di San Francisco. 

Namun, ia tidak dituntut karena tidak ada sidik jari atau bukti DNA yang melibatkan dirinya atas kasus pembunuhan tersebut. 

Foto di Loker Alcala dan Fakta Baru

Rodney James Alcala. (Orange County Register/Michael Goulding)

Di dalam loker milik Alcala, terdapat 900 foto tidak senonoh yang memperlihatkan wanita di bawah umur tidak menggunakan pakaian sehelai benang pun. 

Mayoritas dari foto tersebut adalah korban pembunuhan Alcala. Lebih lanjut, di antara ratusan foto itu, terdapat satu foto yang ternyata adalah anak dari keluarga yang sudah kehilangan jejaknya selama beberapa tahun. 

Pada September 2016, Alcala didakwa atas pembunuhan Christine Ruth Thornton, yang tubuhnya ditemukan di Wyoming pada tahun 1982, lima tahun setelah dinyatakan hilang. 

Alcala Meninggal di Penjara

Rodney James Alcala. (REUTERS/David Handschuh)

Atas semua kasus pembunuhannya yang di luar akal sehat, Alcala akhirnya dikurung di Penjara Negara Bagian California, Corcoran. Pada 24 Juli 2021, Alcala meninggal dunia karena sebab yang 'alamiah' di usianya yang menginjak 77 tahun. 

Pada saat kematiannya, Alcala sedang menunggu untuk dieksekusi mati. Ia terbukti bersalah karena telah membunuh sebanyak 130 wanita dengan cara yang keji. 

Baca Juga: 3 Hukuman Mati Paling Sadis di Dunia, Ada yang Sampai Dikuliti Hidup-hidup!

Modus Pembunuhan Alcala

Korban keganasan Alcala yang mayoritas berjenis kelamin perempuan berusia 8-31 tahun.

Alcala memiliki kebiasaan menyiksa korbannya terlebih dahulu, dengan mencekik mereka sampai tidak sadarkan diri menggunakan celana, stocking, atau tali sepatu. Tak jarang, Alcala memukul korbannya dengan benda tumpul. 

Kemudian, Alcala menyadarkan korbannya sebelum akhirnya menghabisi nyawanya. Setelah selesai, ia rupanya mengambil anting-anting korbannya sebagai piala.

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: