Mungkin bagi kalian sudah pernah mendengar istilah 'The Black Dahlia Murders' dari nama sebuah band metal terkenal. Ternyata nama itu terinspirasi dari sebuah pembunuhan yang sampai saat ini belum terpecahkan.
The Black Dahlia Murders bisa disebut sebagai kasus pembunuhan mutilasi seorang wanita cantik bernama Elizabeth Short yang dijuluki 'Black Dahlia'.
Kasus ini memang cukup menyita perhatian pada tahun 1947. Selain karena kondisi korban dimutilasi dan wajahnya dirusak, dan simpang siur konspirasi di kasus tersebut.
Berikut beberapa fakta menarik terkait kasus ini yang dirangkum Indozone.
Mengenal si Dahlia Hitam, Elizabeth Short
The Black Dahlia sendiri adalah julukan untuk Elizabeth Short, wanita muda berusia 22 tahun asal Los Angeles. Mengutip Mentalfloss, julukan 'The Black Dahlia' itu berasal dari teman-teman korban lantaran kesukaan Elizabeth kepada sebuah film kriminal 'The Blue Dahlia' karya Raymond Chandler yang populer saat itu.
Berdasarkan teori yang ada, warna rambutnya yang hitam dan kesukaannya menggunakan gaun hitam, ia akhirnya dijuluki 'The Black Dahlia' Sayangnya, namanya kini tinggal kenangan lantaran kasus tersebut.
Baca Juga: Cerita Lengkap Polisi Korsel yang Bunuh Puluhan Warga karena Kesal Diejek Kumpul Kebo
Penemuan mayat Black Dahlia setelah dikabarkan hilang 6 hari sebelumnya.
Pada 15 Januari 1947, jasad Elizabeth Short ditemukan seorang wanita di lahan kosong blok 3800 S Norton Avenue di Los Angeles, California. Wanita itu melihat sesosok mayat berselimut terbaring di lahan tersebut. Sebelumnya, korban terakhir kali terlihat pada 9 Januari dan dikabarkan hilang oleh para kerabat.
Kondisi jasad yang aneh: kepotong menjadi dua, luka di wajah yang lebar.
Wajahnya juga dipotong dari mulut ke telinga, meninggalkan senyum yang menakutkan. Tidak ada darah di tanah, sehingga diyakini bahwa mayat itu dipindahkan setelah dia dibunuh.
Dikaitkan dengan 2 pembunuhan berantai terkenal.
Ketika kematian The Black Dahlia di Los Angeles menjadi berita nasional, petugas polisi di kota lain, yaitu Cleveland merasakan déjà vu karena merasakan kesamaan dengan The Cleveland Torso Murders yang terjadi antara tahun 1934 dan 1938. Kondisi mayat yang dipotong sama, namun kedua kasusnya sampai saat ini tak bisa dipecahkan.
Satu bulan setelah pembunuhan Elizabeth, tubuh wanita lain ditemukan di Los Angeles—dan situasinya meniru kasus Black Dahlia dalam beberapa hal. Seorang wanita bernama Jeanne French berambut hitam ditemukan tewas di lahan rumput. Wajahnya juga dipukuli dan rusak. Yang membedakan adanya tulisan bertorehkan lipstick di perutnya "F**k You B.D." Tepat di bawahnya ada huruf "TEX."
Orang-orang dengan cepat menghubungkan "B.D." dengan Black Dahlia, tetapi polisi berhati-hati untuk menghubungkan keduanya secara resmi. Seperti Elizabeth, pembunuhan Jeanne tidak pernah terpecahkan.
Ratusan orang mengaku pelaku yang membunuh.
Penyelidikan dilakukan, namun polisi buntu menemukan siapa yang melakukannya karena entah mengapa begitu orang mengaku. LAPD harus mengesampingkan banyak tersangka dalam penyelidikan Black Dahlia, termasuk beberapa orang yang menyerahkan diri.
Meskipun beberapa sumber mengutip angka yang lebih rendah, Los Angeles Times menyebutkan jumlah pengakuan palsu dalam kasus Short lebih dari 500. klaim datang dari ibu rumah tangga, pendeta, tentara, pengembara mabuk, dan, jauh kemudian, orang iseng yang bahkan tidak hidup ketika nyawa Short diambil secara brutal.
File FBI pada kasus Black Dahlia menunjukkan bahwa banyak pria ditahan untuk diinterogasi, beberapa bahkan mengikuti tes poligraf. Tetapi pada akhirnya, tidak ada yang pernah didakwa dengan pembunuhan tersebut. Sampai saat ini belum diketahui mengapa banyak orang yang mengaku-ngaku sebagai pembunuh.
Tersangka kuat seorang dokter klinik bernama George Hodel
Salah satu nama yang dicurigai sebagai pelaku adalah George Hodel, seorang dokter yang mengelola klinik penyakit kelamin di Los Angeles pada 1940-an. Menurut The Guardian, Hodel ada dalam daftar enam tersangka utama dalam kasus Black Dahlia, dan LAPD bahkan menyadap rumahnya selama penyelidikan.
Tetapi Hodel—yang meninggal pada tahun 1999—mendapat ketenaran baru-baru ini ketika putranya, Steve Hodel, menuduhnya membunuh Short dalam buku terlaris tahun 2003 Black Dahlia Avenger: The True Story.
Steve mengklaim tulisan tangan ayahnya cocok dengan surat-surat aneh yang diterima polisi, yang diduga dari si pembunuh. Dia juga menemukan foto-foto seorang wanita yang menyerupai Short di album foto pribadi ayahnya, dan percaya latar belakang medis Hodel akan menjelaskan luka klinis yang tepat pada tubuh.
Tetapi beberapa telah mengabaikan klaim Steve sejak dia mulai menghubungkan ayahnya dengan pembunuhan terkenal lainnya yang belum terpecahkan, termasuk pembunuhan Zodiac.
Tersangka lain Leslie Dilon.
Nama lain yang populer di kalangan ahli teori Black Dahlia adalah Leslie Dillon. Dia muncul dalam file kasus FBI, tetapi mendapat perhatian baru pada tahun 2017 ketika penulis Piu Eatwell menyatakan kesalahannya dalam bukunya Black Dahlia, Red Rose. Dillon adalah seorang pelayan, penulis, dan asisten petugas pemakaman yang tampaknya mengetahui banyak detail mengejutkan tentang pembunuhan Short ketika LAPD menyeretnya untuk diinterogasi.
Dia akhirnya dibebaskan—berkat polisi yang kotor, menurut Eatwell—tetapi beberapa detektif yang menyelidiki kasus itu tidak pernah melupakannya.
Baca Juga: Cerita Lengkap Gadis Cantik di Jepang yang Mutilasi Adiknya karena Melanggar Tiga Aturan
Pada tahun 2018, Buz Williams seorang pensiunan perwira di Departemen Kepolisian Long Beach California dan putra Richard F. Williams, bagian dari Pasukan Gangster LAPD—mengatakan kepada Rolling Stone bahwa ayahnya yang polisi mengira Leslie Dillon adalah pembunuhnya,” dan bahwa polisi lainnya curiga bahwa Dillon, paling tidak, adalah kaki tangannya.
Namun, tak ada yang bisa membuktikannya. Kasus pembunuhan ini tak terpecahkan hingga sekarang.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: