Selasa, 17 JANUARI 2023 • 14:40 WIB

Ritual Jalan di Atas Api Telah Dilakukan Sejak Ribuan Tahun, Dulu Jadi Media Pengobatan

Author

Ilustrasi firewalking atau tradisi berjalan di atas api (Eco123)

Ritual berjalan di atas api atau firewalking telah dilakukan sejak ribuan tahun lalu. Bahkan sejak zaman kuno, tradisi ekstrem ini telah menimbulkan kekaguman bagi siapa saja yang mampu melewatinya.

Pasalnya berjalan di atas api bukanlah hal yang mudah. Orang-orang harus menahan panasnya bara yang menyala yang bersentuhan langsung dengan kulit.

Meski begitu, hal ekstrim ini memiliki tujuan tersendiri. Salah satunya untuk pengobatan.

Dikutip dari National Geographic, ritual berjalan di atas api dikenal di Amerika Utara beberapa saat sebelum abad ke-17.

Saat itu, Pastor Le Jeune, seorang pendeta Jesuit, mencatat pengalamannya menghadiri ritual penyembuhan yang dilakukan oleh penduduk asli Amerika.

Dia menggambarkan bagaimana seorang wanita yang sakit berjalan melintasi api tanpa cedera, sehingga membuatnya sangat terpesona.

Baca juga: Firewalking: Aktivitas Spiritual untuk Tunjukkan Kekuatan Fisik, Berani Coba?

Ritual itu diyakini memberikan rangsangan panas pada titik-titik tubuh tertentu. Tujuannya agar darah dapat bergerak lebih lancar dan jantung dapat memompa darah ke seluruh penjuru tubuh tanpa hambatan.

Setelahnya beberapa dekade kemudian, berjalan di atas api menjadi lebih umum di dunia Barat ketika sebuah artikel yang diterbitkan oleh Scientific American pada tahun 1970-an mengkampanyekan cara berjalan di atas api untuk tujuan pengobatan.

Media Penghormatan

Ilustrasi firewalking atau tradisi berjalan di atas api (Ancient Origins)

Sementara itu, di abad pertama Masehi, Plinius yang Tua dari Romawi mengeklaim bahwa ada pengorbanan tahunan untuk Apollo. Mereka yang berpartisipasi akan berjalan di atas tumpukan kayu yang hangus tanpa dibakar.

Jika berhasil melakukannya, para peserta menerima banyak berkah dari komunitas mereka termasuk pembebasan dari wajib militer.

Kisah serupa dapat ditemukan ditulis oleh Strabo dan Virgil, filsuf terkenal yang hidup sebelum abad ke-1 Masehi. Di mana ritual bejalan di atas api jadi media untuk menghormati suatu hal.

Baca juga: Mengenal 'Capacocha', Ritual Kejam yang Korbankan Banyak Anak Suku Inca

Di India dan Eropa pula, praktik berjalan di atas api menyebar di berbagai budaya. Segera, negara-negara termasuk Spanyol, Jepang, Thailand, Tiongkok, dan Tibet mulai menggunakan praktik ini dalam upacara keagamaan, spiritual, dan budaya.

Seiring waktu, semakin banyak orang yang mendapat kesempatan untuk mencoba berjalan di atas api. Beberapa dari upacara ini bahkan masih diadakan hingga kini.

 

Artikel Menarik Lainnya: 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: