Swiss Guards dari Vatikan penjaga Paus. (REUTERS/Stefano Rellandini)
INDOZONE.ID - Sejak abad ke-16, saat tentara bayaran Swiss yang terkenal dengan keberanian dan kesetiaannya tiba di Roma untuk melayani Paus Julius II, pengawal ini telah menjadi penjaga setia paus, kediamannya, dan perbatasan Kota Vatikan.
Meskipun tentara ini tampak kecil dalam skala global, mereka memiliki sejarah panjang dan peran penting dalam melindungi pemimpin gereja Katolik terbesar di dunia.
Mengutip The Guardian yang mendapatkan kesempatan langka untuk melihat barak-barak pengawal yang terletak di bagian timur Kota Vatikan dan mendapatkan wawasan tentang kehidupan sehari-hari mereka saat mempersiapkan sumpah rekrutan baru.
Dalam pelatihan tersebut, para pengawal yang mengenakan seragam merah, kuning, dan biru tradisional berlatih langkah-langkah terkoordinasi dengan sempurna di halaman barak.
Baca Juga: Jepang Cari 1.000 Jasad Tentara PD II di Jayapura: Upaya Penghormatan dan Kerjasama Internasional
Swiss Guards dari Vatikan penjaga Paus. (REUTERS/Tony Gentile)
Mereka mengangkat tiga jari tangan kanan mereka ke langit sebagai simbol Tritunggal Mahakudus sambil meneriakkan sumpah kepausan.
Di antara 34 rekrutan yang akan bersumpah pada upacara hari Senin adalah Renato Peter, 22, seorang pemuda dari desa dekat Sant Gallo di Swiss.
Renato telah bercita-cita menjadi Pengawal Swiss sejak dia pertama kali melihat mereka saat masih berusia 12 tahun.
"Saya melihat mereka pada audiensi paus di Lapangan Santo Petrus dan berpikir, 'Wow, betapa kerennya pekerjaan ini!" ungkap Renato.
Mimpinya untuk bergabung dengan pengawal ini tidak pernah pudar.
Meskipun pengawal ini terlihat menarik, para pria di balik seragam bergaya Renaissance yang dirancang oleh Kolonel Jules Repond pada tahun 1914, bukan Michelangelo seperti yang banyak dipercaya telah melalui proses aplikasi yang ketat dan pelatihan intensif.
Baca Juga: Kisah Tentara Jepang Berusia 14 Tahun yang Bertugas Kumpulkan Tulang Tahanan untuk Eksperimen
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Theguardian.com