Kategori Berita
Media Network
Sabtu, 04 FEBRUARI 2023 • 11:30 WIB

Misteri Hilangnya Jejak Habibie dari Panel Sejarah Iptek di BRIN, Apa karena Beda Era?

Menteri Negara Riset dan Teknologi Prof.Dr.Ing B.J. Habibie mengatakan kepada tamunya Menteri Perdagangan dan Industri Finlandia Esko Ollila, pesawat Helikopter dan pesawat CN235 hasil produksi pabrik Industri Pesawat Terbang Nurtanio yang dikerjakan putr

Media sosial tengah dihebohkan dengan kabar hilangnya jejak Bacharuddin Jusuf Habibie dari lini masa sejarah Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang terpampang di markas Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). 

Kabar itu mencuat setelah sebuah unggahan memperlihatkan panel ‘Sejarah Riset dan Inovasi Indonesia’ yang diletakkan di lobi utama kantor BRIN.

Sayangnya alat peraga yang dipamerkan BRIN itu tak menampilkan sosok Habibie sebagai tokoh penting dunia riset Indonesia.

Disimak dalam unggahan yang dibagikan akun Instagram @undercover.id, panel berpola tugu merah putih yang dipajang BRIN hanya menampilkan foto Presiden pertama RI Sukarno dan Kepala BRIN Laksana Tri Handoko. Sisanya berupa logo besar G20 dan tulisan-tulisan aneka tema.

Disebutkan, ‘tugu' paling kiri yang memuat gambar Sukarno berisikan penjelasan kalau sang proklamator sebagai pelopor riset usai membentuk Organisasi untuk Penyelidikan dalam Ilmu Pengetahuan Alam (OPIPA) pada 1948.

Lalu ada panel pembangunan reaktor nuklir pertama di Indonesia pada 1960 dan peluncuran roket Kartika-1 pada 1964.

Selanjutnya, ada pula bagian panel yang menyebutkan soal penerbangan perdana Pesawat N-250 pada 1995. Namun, nihil keterangan siapa yang memprakarsai pengembangan pesawat pertama buatan Indonesia itu.

Kemudian, deret lini masa iptek di berikutnya menjelaskan soal Undang-undang Sisnas P3 IPTEK (UU No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi).

Pada saat itu, Indonesia dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri, yang kini menjabat Ketua Dewan Pengarah BRIN.

Bagian terakhir lini masa, yakni sisi paling kanan panel, mengungkap pembentukan BRIN yang dikepalai Handoko, lengkap dengan nama, foto, dan tanggal pelantikan si pejabat.

Perlu diketahui, BRIN merupakan lembaga yang didirikan oleh Presiden Joko Widodo pada tahun 2019. Pembentukannya dijelaskan melalui Peraturan Presiden Nomor 74 Tahun 2019, di mana lembaga ini mencaplok semua lembaga riset hingga menjadikannya institusi iptek raksasa.

Baca juga: 7 Quotes Kesuksesan dari Bapak Teknologi Indonesia BJ Habibie

Di mana Habibie?

Menteri negara Riset dan Tekonologi Prof.Dr.B.J. habibie (kanan) menjelaskan model pesawat terbang dari berbagai jenis dalam suatu pertemuan dengan Menteri Pertahanan Australia Ian Sinclair (tengah) di ruang kerja Menristek di Gedung BPP Teknologi Jakarta, Selasa (14/01/1983). (ANTARA FOTO)

Sebelumnya siapa yang tak tahu kalau Bacharuddin Jusuf Habibie adalah salah satu tokoh yang signifikan dalam perkembangan iptek modern RI. Presiden ketiga RI itu menjadi sosok utama di balik pembuatan pesawat N250 Gatotkaca.

Bahkan menurut siaran pers Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI), Prof. Habibie sebagai Tokoh Bangsa, Presiden Republik Indonesia ke-3, dan juga sebagai Bapak Teknologi Indonesia telah menjadi bagian penting dari perjalanan sejarah bangsa Indonesia.

Tetapi masalahnya, tak ada nama besar itu di panel sejarah iptek di kantor BRIN. Tak ada pula keterangan yang menautkan namanya dengan pesawat produksi Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) itu.

Memang, ada foto seorang pria dengan gaya klasik hitam putih berkostum jas di bagian paling kiri panel. Ia sedang berpose agak menyamping sambil memegang pesawat miniatur. Namun siapa pula yang ngeh bahwa foto tersebut adalah Habibie muda?

Baca juga: Biografi BJ Habibie, Presiden RI ke-3 dengan Masa Jabatan Paling Singka

Beda Era Habibie dan BRIN?

Mantan presiden BJ Habibie menunjukan foto dirinya bersama pesawat hasil karyanya N-250 'Gatotkaca' usai membuka pameran foto 'Cinta Sang Inspirator Bangsa Kepada Negeri' di Museum Bank Mandiri, Jakarta, Minggu (24/7/2016). (ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)

Kejanggalan itu pun mengingatkan publik  dengan video viral tahun lalu, di mana Laksana Tri Handoko sempat meminta para peneliti untuk lebih realistis dan tak mengulangi praktek era Habibie.

Ketua BRIN itu menegaskan kalau para peneliti harus realistis dan tidak mengulangi praktek riset seperti di zaman Habibie karena sudah beda era. Saat itu, Handoko juga berulangkali menggembar-gemborkan manfaat sehari-hari dan nilai guna kencur.

Narasi itu pun sempat menuai kritik dari Anggota DPR Fadli Zon yang menyebut Handoko masih jauh levelnya ketimbang Habibie.

Merespons hal itu, Handoko kembali menyatakan kalau kebijakan di BRIN dan riset di Indonesia tidak dimaksudkan untuk membuat dikotomi antara era Habibie dan saat ini. Karena hal tersebut tidak relevan dan tidak penting.

Tetapi menurutnya, setiap zaman membutuhkan pendekatan dan strategi yang berbeda mengikuti kondisi eksternal dan internal yang ada. Jadi bukan untuk menentukan mana yang lebih baik atau buruk.

Ia kemudian menjelaskan kebijakan BRIN saat ini lebih fokus mendukung upaya kedaulatan nasional dalam sektor pangan dan energi. 
Langkah tersebut disebut sesuai dengan kondisi pascapandemi serta perkembangan geopolitik global.

Selain itu, Handoko juga menjelaskan penguasaan teknologi saat ini menuntut kreativitas untuk menciptakan sistem baru yang terintegrasi.

Ia menilai hanya ada sedikit manufaktur yang masih relevan untuk dikembangkan di Indonesia, sementara sisanya cukup memanfaatkan manufaktur dari produsen (Original Equipment Manufacturer) berbagai belahan dunia.

Artikel Menarik Lainnya: 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

BERITA TERBARU

Misteri Hilangnya Jejak Habibie dari Panel Sejarah Iptek di BRIN, Apa karena Beda Era?

Link berhasil disalin!