Raja Agesilaus yang menentang Firaun Mesir. (History Collection)
Raja Agesilaus II adalah seorang pejuang pemberani yang tak mudah menyerah. Bahkan di usianya yang sudah tua, ia tetap menjadi ksatria yang masih kuat melawan musuh-musuhnya.
Raja dari Sparta yang naik takhta pada tahun 400 SM ini mendapatkan kekuasaan puncaknya setelah memenangkan Perang Peloponnesia. Tak boleh diragukan, kemampuan perangnya ini mampu ia pertahankan hingga usia tua.
Baca Juga: Memanjangkan Rambut Jadi Persiapan Pasukan Sparta untuk Hadapi Perang, Wajibkah?
Dikutip dari History Collection, nama Agesilaus II menjadi raja terunik lantaran diusianya yang sudah 80 tahun ia masih mampu berperang. Hal ini rupanya berdasarkan dari latar belakangnya sebagai keluarga dan bangsa pejuang.
Sang raja masih ikut berperang melawan musuhnya di dalam pertempuran Leuctra pada 371 SM. Raja Agesilaus memainkan lakon sampai akhir dan terus mencoba mengembalikan posisi Sparta menjadi kekuatan yang paling dominan di Yunani kuno.
Raja Agesilaus merupakan nama raja terlama di sejarah Sparta. Hal ini mampu ia pertahankan lantaran kemampuannya dalam menjalin persahabatan dengan sejarawan Xenophon.
Taktik berperangnya terlihat saat dirinya memasuki usia lebih dari 80 tahun. Dimana Agesilaus melamar menjadi tentara bayaran untuk melawan Firaun Tachos dari Mesir.
Baca Juga: Bukan Hewan Sembarangan, Kucing Dianggap Suci & Jadi Peliharaan Firaun di Zaman Mesir Kuno
Namun lamaran tersebut seakan tak diterima malah menjadi penghinaan baginya. Namun Raja Sparta tua itu tak gentar menjadikan penghinaan sebagai sebuah usaha untuk mengkudetakan sang firaun.
Setelah penghinaan dan perlakuan buruk yang diterimanya, Agesilaus memiliki sedikit simpati untuk Tachos, sehingga dia memberikan dukungannya ke belakang sepupu firaun untuk mengkudetanya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: