Kategori Berita
Media Network
Selasa, 23 AGUSTUS 2022 • 15:56 WIB

Profil Sutanto Eks Kapolri yang Tumpas Judi, Bedanya Konsorsium 303 'Kerajaan Sambo'

Eks Kapolri Jendral (Purn) Sutanto dan Irjen Ferdy Sambo. (Foto/Instagram)

Santer Isu konsorsium 303 terkait judi online yang diduga dipimpin Irjen Ferdy Sambo yang melibatkan para Jenderal dan oknum polisi lainnya jadi sorotan tajam publik.

Konsorsium 303 ini disinyalir melindungi bisnis judi online yang sedang marak di gunakan melalui aplikasi internet.

Soal praktik judi dan narkoba ini pernah disinggung Menkopolhukam Mahfud MD yang meminta Polri untuk fokus mengungkap kasus pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat ajudan mantan Kadiv Propam Mabes Polri Irjen Ferdy Sambo.

Padahal kata Mahfud, jabatan Ferdy Sambo sudah menjadi 'kerajaan'. Kewenangannya melebihi batas sudah seperti Mabes di dalam Mabes Polri hingga banyak jenderal yang tunduk.

"Jangan melebar ke judi, narkoba dan lainnya. Kalau itu nanti ada lagi, banyak itu. Wah, kalau tahu yang lebih dalam, sensitif itu lebih parah lagi," kata Mahfud yang pernah diwawancara Deddy Corbuzier seperti yang dikutip Indozone, Selasa (23/8/2022).

Namun siapa mengira di dalam kepolisian pernah memiliki 'Super Hero' pemberantasan judi. Sosok ini pernah dimiliki Polri pada diri Sutanto yang pernah menyatakan perang habis-habisan terhadap judi.

Pada masa Kapolri Jenderal Pol Sutanto, Korps Bhayangkara cukup disegani. Sepak terjangnya dalam menumpas segala bentuk perjudian dan premanisme tidak perlu diragukan.

Peperangan terhadap judi bahkan sudah dimulainya ketika masih menjabat sebagai Kapolda Sumatera Utara tahun 2000.

Di mana saat itu Sutanto pernah bersinggungan dengan 'Raja Judi' Sahara Oloan Panggabean atau yang akrab dipanggil Olo Pangabean, dianggap bandar besar judi.

Meskipun tuduhan terhadapnya ini belum perndah dapat dibuktikan pihak berwajib

Saat itu judi Kim dan Togel begitu mengakar hingga ke lapisan masyarakat paling bawah.

Olo Panggabean saat memimpin ormas dianggap cukup kuat mengawal bisnis judinya. Bahkan banyak oknum polisi yang membekingi bisnis haramnya itu.

Sutanto sebagai Kapolda pun kemudian memanggil Olo terkait judi, namun panggilan itu tak digubris. Dengan angkuhnya, Olo hanya mengirimkan perwakilannya untuk menyampaikan pesan ke Sutanto hingga membuatnya tersinggung.

Kepemimpinan Sutanto di Sumut mengukir catatan tersendiri. Di masanya itu lah perang melawan perjudian dilakukan habis-habisan, termasuk menumpas bisnis judi milik Olo.

Jabatannya pun kemudian sebagai Kapolda Sumut tak bertahan lama. Tak sampai setahun, dia kemudian diganti.

Sutanto kemudian melanjutkan misi membersihkan perjudian di seluruh Tanah Air ketika menjabat sebagai Kapolri 5 tahun kemudian.

Saat jadi Kapolri, Sutanto bahkan mengultimatum Kapolda yang tak sanggup melaksanakan instruksinya dengan ancaman pencopotan. Tak hanya perjudian, dia juga tegas dalam memberantas bisnis ilegal bahan bakar, narkoba, dan terorisme.

Dilansir dari berbagai sumber, Jenderal Sutanto lahir di Comal, Pemalang, Jawa Tengah. Dia menempuh pendidikan Akademi Kepolisian (Akpol) selepas mengenyam pendidikan sekolah menengah.

Dia lulus pada 1973 dengan menyandang gelar mentereng sebagai lulusan terbaik atau disebut Adhi Makayasa.

Kiprahnya di kepolisian bersinar terang. Sutanto mengawali karir sebagai Pamapta di jajaran Polda Metro Jaya, seiring berjalannya waktu dia dipromosikan sebagai Kapolsek Kebayoran Lama, Kapolsek Kebayoran Baru, Kapolres Sumenep, dan Kapolres Sidoarjo.

Dari memimpin teritorial, Sutanto ditarik ke Mabes Polri sebagai Paban Asrena Polri (1994-1995). Polisi kelahiran 30 September ini selanjutnya diutus ke Istana. Sutanto pun didapuk menjadi ajudan Presiden Soeharto pada 1995-1998.

Karirnya terus melejit. Selepas menjadi ring 1 Pak Harto, dia dipercaya sebagai Wakapolda Metro Jaya. Setelah itu dipromosikan sebagai Kapolda Sumatera Utara.

Rekam jejak yang gemilang di Sumut perang terhadap judi mengantarkan Sutanto sebagai Kapolda Jawa Timur (2000-2002). Ketika ini, namanya mulai santer disebut berpeluang kuat menjadi Kapolri di masa depan.

Faktanya, karir Sutanto terus meroket. Hanya dua tahun kurang di Jatim, dia dimutasi sebagai Kalemdiklat Polri. Sempat dianggap meredup, dia menyandang pangkat bintang tiga saat dipromosikan sebagai Kalakhar Badan Narkotika Nasional (BNN).

Namanya bertengger sebagai calon Kapolri ketika Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi Presiden.

Kebetulan Sutanto dan SBY merupakan rekan angkatan. Bila Sutanto lulusan terbaik Akpol 73, SBY peraih Adhi Makayasa-Tri Sakti Wiratama Akmil 1973.

Sutanto akhirnya diajukan sebagai calon tunggal Kapolri oleh SBY ke DPR. Parlemen lalu menyetujuinya.

Dia dilantik sebagai Kapolri oleh Presiden SBY di Istana Negara, Jumat (8/7/2005). Saat itu dia menggantikan Jenderal Pol Da’i Bachtiar. 

Dikutip dari laman resmi Polri, berikut beberapa peristiwa penting saat Sutanto menjabat Kapolri.

  1. Pencanangan pemberantasan perjudian pada 100 hari pertama menjabat yang terhitung sukses dalam pelaksanaannya.
  2. Meringkus buron gembong kasus terorisme asal Malaysia, Dr Azahari di Songgoriti, Kota Batu, Jawa Timur.
  3. Pengungkapan identitas para pelaku Bom Bali 2005.
  4. Penyelesaian kasus penyuapan saat penanganan kasus LC Fiktif yang diduga kuat menyeret petinggi Polri yakni Brigjen Pol Samuel Ismoko, Kombes Irman Santosa, dan Kabareskrim Komjen Pol Suyitno Landung.

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

BERITA TERBARU

Profil Sutanto Eks Kapolri yang Tumpas Judi, Bedanya Konsorsium 303 'Kerajaan Sambo'

Link berhasil disalin!