Selasa, 03 DESEMBER 2024 • 13:28 WIB

Kilas Balik Kisah Issei Sagawa: Sang Kanibal yang Lolos dari Hukuman, lalu Jadi Selebritas di Jepang!

Author

Issei Sagawa.

INDOZONE.ID - Seorang pria asal Jepang lolos dari hukuman meski terbukti membunuh, memperkosa, dan memakan mayat korbannya. Pria Jepang ini bernama Issei Sagawa.

Issei Sagawa membunuh Renee Hartevelt, seorang mahasiswi asal Belanda. Tak hanya itu, Renee Hartevelt pun diperkosa dan dimakan oleh Issei Sagawa.

Issei Sagawa dan Renee Hartevelt.

Issei Sagawa, atau dikenal dengan nama The Kobe Cannibal, memakan jasad Hartevelt pad 1981 saat sang gadis sedang berkunjung ke apartemennya di Prancis.

Baca Juga: Kisah di Balik Pembubaran PNI dalam Memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia

Issei Sagawa menembak leher Renee Hartevelt dari belakang dan membunuhnya. Selepas itu, ia mengonsumsi tubuh sang korban selama tiga hari sebelum membuangnya.

Motif utama Issei Sagawa melakukan aksi tersebut, adalah hasratnya untuk mencoba daging manusia setelah puluhan tahun.

Latar Belakang Issei Sagawa

Issei Sagawa adalah seorang mahasiswa Ph.D yang mengambil konsentrasi Sastra Perbandingan di Sorbonne University, Paris, Prancis.

Saat masih kecil, Issei Sagawa mendeskripsikan dirinya sebagai anak yang lemah secara fisik.

Suatu hari, saat duduk di kelas satu sekolah dasar, ia melihat “daging yang bergetar” di salah satu teman laki-lakinya. Kemudian, ia berpikir bahwa itu terlihat lezat.

Namun, Issei Sagawa menegaskan dirinya bukanlah seorang homoseksual. Dia menyebut, seorang wanita Barat yang tinggi serta sehat, memicu fantasi kanibalismenya.

Upaya Membunuh Gadis Lain Sebelum Renee Hartevelt

Setiap malam di Paris, Issei Sagawa akan membawa pulang seorang pelacur. Dia akan berusaha membunuh mereka untuk memuaskan hasrat kanibalismenya.

Namun, Issei Sagawa tidak mampu membunuh mereka. Kegagalan yang sering terjadi, membuat Issei Sagawa bersumpah untuk melakukan “ritual” membunuh seorang gadis apa pun kondisinya.

Pada saat itulah, ia bertemu dengan Renee Hartevelt.

Issei Sagawa.

Pembunuhan dan Pembuangan Jasad Renee Hartevelt

Ia mengundang Renee Hartevelt dengan niatan untuk berpesta. Saat di rumahnya, Issei Sagawa menodongkan pistol ke arah Renee Hartevelt dari belakang.

Namun, ia tidak berhasil menembaknya. Sebab, pelatuk tembakan yang tidak berhasil. Hal itu membuat Issei Sagawa makin histeris.

Selang dua hari, ia kembali mengundang Renee Hartevelt ke apartemennya. Kali ini, Issei Sagawa sanggup membunuh Renee Hartevelt.

“Pelan-pelan saya datang dari belakangnya, menarik nafas dalam, dan membunuhnya saat paru-paru aku setengah penuh,” ujar Issei Sagawa dalam sebuah wawancara dengan media.

Baca Juga: Fakta dan Agama Suku Togutil, Warga Halmahera Timur yang Nomaden: Benarkah Kanibal dan Tinggal di Hutan?

Melihat jasad Renee Hartevelt, Issei Sagawa sempat berpikir untuk menelpon ambulans. Akan tetapi, Issei Sagawa lebih memilih untuk memenuhi mimpinya dalam menyantap manusia setelah 32 tahun lebih menunggu.

Issei Sagawa sempat menyesali tindakannya membunuh Hartevelt. Ia merasa sudah kehilangan sosok teman penting.

Sang kanibal sempat berpikir, jika Renee Hartevelt mengizinkan Issei Sagawa untuk mencicipi dagingnya sedikit saat masih hidup, dia tidak akan membunuhnya.

Pada 12 Juni 1981, Sagawa pun membawa jasad Renee Hartevelt ke dalam Hutan Paris’s Bois de Boulogne. Lalu, dia pun membuang jasad Renee Hartevelt ke sebuah danau.

Namun, ada seorang saksi yang melihat Issei Sagawa sebelum dirinya dilaporkan ke pihak kepolisian.

Mengaku Membunuh, tetapi Tetap Menjadi Orang Bebas

Issei Sagawa mengakui tindakannya, tetapi pihak medis mengatakan sang kanibal tidak dalam kondisi “waras” untuk menghadiri persidangan pada 1983.

Ia pun ditahan di sebuah lembaga psikiatri sebelum dideportasi ke Jepang satu tahun kemudian.

Saat di Jepang, pihak kepolisian menganggap Sagawa waras. Dia dianggap hanya mempunyai permasalahan “kelainan karakter” sehingga tidak wajib untuk dirawat di rumah sakit.

Sayangnya, pihak kepolisian Jepang tidak mendapatkan file kasus Issei Sagawa dari pihak Prancis yang sudah menganggapnya selesai.

Walaupun keluarga Renee Hartevelt mendesak agar Issei Sagawa dituntut, tetapi dia tetap menjadi orang bebas.

Issei Sagawa.

Kehidupan sang Kanibal Kobe di Jepang bak Selebritas

Issei Sagawa mendapatkan ketenaran serta status selebritas di Jepang. Dari kejadian itu, ia tidak menunjukkan sedikit pun penyelasan atas tindakannya.

Issei Sagawa berpendapat, bahwa dorongan tersebut murni bentuk hasrat seksual karena ingin “menggerogoti” daging perempuan, bukan membunuhnya.

Menurutnya, kanibalisme ini merupakan ekstensi dari keintiman seksual.

“Apabila seorang pria normal menyukai seorang gadis, mereka akan mengalami hasrat untuk melihatnya sesering mungkin, berada di dekatnya dan menciumnya, bukan? Bagiku, memakan mereka adalah bentuk dari hasrat itu.” ungkap Isseei Sagawa.

Ia pun menulis sebuah novel dengan judul “In the Fog” yang mengisahkan pembunuhan Renee Hartevelt dengan sangat detail.

Baca Juga: Kilas Balik Sumanto, Sosok Kanibal Asal Purbalingga yang Cari Kedamaian Abadi

Tidak hanya buku, ia juga membuat manga yang menggambarkan perlakuannya. Issei Sagawa bahkan sering diundang wawancara oleh banyak media lokal dan luar.

Ia sempat direferensikan oleh lagu milik Rolling Stones dan The Stranglers menurut laporan media.

Issei Sagawa tampak lolos dari hukuman dunia, tetapi dia tidak dapat menghindari maut. Pada 24 November 2022, Issei Sagawa meninggal di usia 73 karena penyakit Pneumonia.

Penulis: Gadis Kinamulan Esthiningtyas

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Newsweek, News.abplive.com