INDOZONE.ID - Gunung Everest, puncak tertinggi di dunia, menyimpan banyak misteri dan tragedi.
Selama lebih dari satu abad, gunung ini menjadi saksi bisu dari banyak pendaki yang mencoba menaklukkan puncaknya, namun tak semuanya berhasil.
Salah satu kisah yang paling terkenal adalah hilangnya Andrew "Sandy" Irvine, seorang pendaki asal Inggris, yang menghilang pada tahun 1924 bersama rekannya, George Mallory.
Hampir 100 tahun kemudian, dunia pendakian kembali dihebohkan dengan penemuan mengejutkan bagian tubuh yang diduga merupakan kaki Andrew akhirnya ditemukan.
Baca Juga: Misteri di Pegunungan Ural Rusia: Insiden Dyatlov Pass yang Tak Terpecahkan
Kisah Legendaris Andrew Irvine dan George Mallory
Melansir Instagram @aziz_3gp, Andrew Irvine dan George Mallory adalah dua nama besar dalam sejarah pendakian Gunung Everest. Pada tahun 1924, mereka melakukan ekspedisi untuk menjadi orang pertama yang mencapai puncak Everest.
Saat itu, pendakian ke Everest belum pernah berhasil dilakukan, dan tantangan yang dihadapi sangat besar, peralatan terbatas, cuaca ekstrem, dan medan berbahaya.
Baca Juga: Mengenal Gunung Es A23a yang Terbesar di Dunia dengan Fakta Menariknya
Pada tanggal 8 Juni 1924, Mallory dan Irvine terlihat terakhir kali sedang mendaki menuju puncak. Setelah itu, mereka hilang tanpa jejak.
Apakah mereka berhasil mencapai puncak atau tidak, hingga kini masih menjadi misteri. Namun, yang pasti, keduanya tidak pernah kembali. Tubuh George Mallory ditemukan pada tahun 1999, tetapi tubuh Irvine tetap hilang.
Penemuan Mengejutkan Setelah 100 Tahun
Bulan lalu, pendaki pembuat film mengatakan mereka menemukan sepatu bot kulit tua di Gletser Rongbuk Tenagh, di bawah sisi utara Gunung Everst.
Di sepatu itu ada kaus kaki bertuliskan, "AC Irvine". Tim dokumenter National Geographic langsung menyadari bahwa sepatu itu milik pendaki Andrew Comyn "Sandy" Irvine.
Baca Juga: Gunung Pegat Ponorogo: Keangkeran dan Mitos Pengantin yang Selalu Cerai Jika Melintas
Penemuan ini memberikan harapan bahwa sisa tubuh Andrew Irvine mungkin akhirnya bisa ditemukan.
Gunung Everest dikenal sebagai tempat yang sangat berbahaya. Di ketinggian yang mencapai lebih dari 8.000 meter, daerah ini sering disebut sebagai "zona kematian".
Oksigen sangat tipis di zona ini, dan cuaca bisa berubah dengan cepat, dari cerah menjadi badai salju dalam hitungan menit.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Instagram