Rabu, 03 JULI 2024 • 16:00 WIB

Kisah Makam Pangeran Sambernyawa dan 7 Mata Air Keramat yang Ramai Dikunjungi Saat Bulan Suro

Author

Kiri - Pangeran Sambernyawa & Kanan - Makam Pangeran Sambernyawa.

INDOZONE.ID - Pangeran Sambernyawa, pendiri Mangkunegaran dengan nama asli Raden Mas Said yang bergelar Mangkunegara I, merupakan salah satu tokoh besar dalam sejarah Jawa. 

Kunjungan ke makam ini memberikan kesan mistis, angker, dan wingit, terutama karena lokasinya yang berada di atas bukit, dikelilingi oleh hutan yang dihuni oleh kera dan monyet liar.

Pangeran Sambernyawa atau Raden Mas Said dikenal juga sebagai Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Mangkunegara I.

Makamnya berada di Astana Mangadeg atau Astono Mangadeg di Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Kompleks makam Pangeran Sambernyawa ini terletak di perbukitan lereng Gunung Lawu dan menyimpan jasad salah satu sosok terbesar di tanah Jawa.

Kompleks Pemakaman yang Dikeramatkan

Komplek Makam Pangeran Sambernyawa.

Astana Mangadeg terletak di atas bukit dengan ketinggian sekitar 750 meter di atas permukaan laut. Kompleks pemakaman ini berada di salah satu puncak tertinggi di antara deretan bukit di lereng Gunung Lawu.

Baca Juga: Menguak Tradisi Jamasan Pusaka 1 Suro di Momen Tahun Baru Islam

Makam utama di kompleks ini adalah makam Pangeran Sambernyawa yang sangat dikeramatkan. Tidak heran jika makam ini dijuluki makam keramat, sehingga pada bulan Suro ramai diziarahi oleh pengunjung dari berbagai penjuru tanah air, terutama pada malam Jumat dan malam Selasa Kliwon.

Pada momen ini, banyak peziarah datang berduyun-duyun untuk berziarah ke makam pendiri Puro Mangkunegaran ini.

Sapta Tirta: Tujuh Mata Air Keramat

Komplek Makam Pangeran Sambernyawa.

Di bawah kompleks pemakaman Pangeran Sambernyawa, terdapat Sapta Tirta atau tujuh mata air keramat.

Pada masanya, mata air ini terkenal sebagai tempat menempa sekaligus menggembleng prajurit Pangeran Sambernyawa, sebelum mereka turun ke medan perang melawan pasukan pendudukan VOC Belanda.

Hingga kini, Sapta Tirta masih ramai dikunjungi oleh para peziarah yang melakukan ritual khusus dengan mengambil air dari tujuh mata air tersebut.

Ritual dan Aturan Ziarah

Komplek Makam Pangeran Sambernyawa.

Untuk berziarah ke makam Pangeran Sambernyawa, pengunjung harus mendaki tangga yang tersusun di lereng perbukitan tersebut dan mengikuti aturan yang ditetapkan oleh pengelola, atas dasar petunjuk dari Puro Mangkunegaran.

Beberapa aturan tersebut antara lain, pengunjung pria harus berpakaian rapi atau sopan, sementara pengunjung wanita harus memakai jarik atau kain saat hendak menuju areal pemakaman.

Sejarah dan Perjuangan Pangeran Sambernyawa

Komplek Makam Pangeran Sambernyawa.

Pada pertengahan abad ke-18, sekitar tahun 1750-an, nama Raden Mas Said atau Pangeran Sambernyawa, sangat ditakuti oleh pasukan Belanda.

Ratusan nyawa dari pasukan Eropa harus melayang saat bertempur melawan Pangeran Sambernyawa.

Gubernur Belanda pada masa itu, Nicholas Hartingh, memberikan julukan Pangeran Sambernyawa karena di mata mereka, Raden Mas Said adalah malaikat maut bagi para musuhnya.

Selama 16 tahun masa perjuangan melawan pendudukan Belanda, Pangeran Sambernyawa dikenal dengan semboyan yang berarti "Jika satu selamat, semua selamat; jika satu mati, semua mati".

Semangat kebersamaan ini mengobarkan semangat para laskar Pangeran Sambernyawa untuk bersatu padu melawan VOC Belanda.

Ajaran Tridharma

Komplek Makam Pangeran Sambernyawa.

Pangeran Sambernyawa juga dikenal dengan tiga pokok ajaran yang disebut Tridharma, yaitu "Rumongso melu handarbeni, wajib melu hangrungkebi, dan mulat sarira hangrasa wani".

Ajaran ini mencakup konsep kepemimpinan yang berbeda dengan penguasa Jawa pada masa itu, mengedepankan nilai-nilai demokrasi, solidaritas, loyalitas, dan kebersamaan.

Baca Juga: Misteri Makam Gantung di Blitar: Mengungkap Legenda Ajian Pancasona

Ajaran Tridharma ini menjadi inspirasi besar yang kemudian hari dikenal sebagai nasionalisme bangsa Indonesia.

Sosok Inspiratif Pangeran Sambernyawa 

Komplek Makam Pangeran Sambernyawa.

Lahir pada 7 April 1725, Raden Mas Said adalah putra dari Pangeran Mangkunegoro Gendang dan Raden Ayu Wulan. Semangatnya yang teguh dalam memperjuangkan cita-cita menjadikannya sosok yang sangat luar biasa dan patut dijadikan teladan.

Pangeran Sambernyawa adalah suri tauladan utama yang memperjuangkan cita-cita republik ini, menginspirasi generasi berikutnya untuk terus berjuang demi kemerdekaan dan kedaulatan bangsa.

Kiri - Pangeran Sambernyawa & Kanan - Makam Pangeran Sambernyawa.

Makam Pangeran Sambernyawa di Astana Mangadeg, bukan hanya tempat peristirahatan terakhir seorang pahlawan besar, tetapi juga tempat yang penuh dengan nilai sejarah dan spiritual.

Keberadaan tujuh mata air keramat di sekitar makam semakin menambah kekhususan tempat ini, menjadikannya tujuan ziarah yang penuh makna.

Pangeran Sambernyawa, dengan segala perjuangan dan ajarannya, akan selalu dikenang sebagai salah satu sosok terbesar dalam sejarah Indonesia.


Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.

Banner Z Creators.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: YouTube @Purbo Sasongko