INDOZONE.ID - Gerakan Pramuka di Indonesia memiliki sejarah panjang yang erat kaitannya dengan perkembangan gerakan kepanduan di dunia.
Awal mula gerakan ini berakar dari istilah "Pandu" atau "Kepanduan," yang merupakan organisasi pemuda dengan tujuan mulia, yakni mendidik anggotanya menjadi individu yang berjiwa ksatria, gagah berani, dan selalu siap menolong sesama.
Baca Juga: Misteri Desa Tumbal, Konon Ada Suku Misterius Penyeimbang Hutan di Kalimantan
Awal Mula Gerakan Kepanduan di Dunia
Gerakan kepanduan pertama kali didirikan oleh Lord Baden Powell, seorang tokoh militer asal Inggris yang juga dikenal sebagai Bapak Pandu Dunia.
Konsep ini kemudian menyebar ke berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, yang saat itu masih dalam cengkeraman penjajahan Belanda.
Baca Juga: 5 Tradisi Unik Suku Madura, Salah Satunya Ritual Ojung Agar Terhindar dari Malapetaka!
Kepanduan Masuk ke Indonesia Perjalanan Pramuka Dari Kepanduan Hingga Jadi Ekstrakurikuler Wajib.
Organisasi kepanduan mulai dikenal di Indonesia melalui Nederlandsch-Indische Padvinders Vereeniging (NIPV), sebuah organisasi kepanduan yang dibawa oleh Belanda.
Organisasi ini menarik perhatian pemuda-pemuda Indonesia karena sifatnya yang universal dan sesuai dengan kebutuhan mereka untuk menyalurkan aspirasi kebangsaan.
Hal ini mendorong lahirnya berbagai organisasi kepanduan lokal seperti Jong Java Padvinderij (JJP), Jong Islamieten Bond (Napit), dan Hizbul Wathan.
Baca Juga: Mengungkap Kisah Tragis di Balik Dahsyatnya Bom Hiroshima dan Nagasaki
Namun, pemerintah kolonial Belanda melarang organisasi kepanduan non-Belanda untuk menggunakan istilah "Padvinderij."
Sebagai tanggapan, Kyai Haji Agus Salim, seorang tokoh kepanduan Indonesia, memperkenalkan istilah "Pandu" atau "Kepanduan" untuk menggantikan istilah tersebut.
Oleh karena jasanya ini, beliau kemudian dikenal sebagai Bapak Pandu Indonesia.
Baca Juga: Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia: Simak Kisah di Balik Penetapannya
Pasca Kemerdekaan dan Penyatuan Organisasi Kepanduan
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, berbagai organisasi kepanduan bermunculan kembali, dan jumlahnya mencapai lebih dari 100 organisasi.
Situasi ini memicu kekhawatiran pemerintah tentang dampaknya terhadap persatuan bangsa.
Oleh karena itu, pada 20 Mei 1961, Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961 yang meresmikan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan di Indonesia.
Baca Juga: Mengenal Kiprah Tiga Tokoh Perumus Pancasila dalam Sejarah Perjuangan Indonesia
Istilah "Pramuka" pertama kali diperkenalkan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX.
Terinspirasi dari kata "Poromuko," yang berarti pasukan terdepan dalam pertempuran, istilah ini kemudian diubah menjadi "Praja Muda Karana," yang mengartikan jiwa muda yang aktif berkarya.
Baca Juga: Kisah di Balik Tokoh Squidward dalam Kartun SpongeBob: Benarkah Mirip Sifat Manusia?
Pembentukan Gerakan Pramuka dan Pengukuhan Bapak Pramuka Indonesia
Setelah Keputusan Presiden tersebut, semua organisasi kepanduan di Indonesia dilebur menjadi satu dalam Gerakan Pramuka.
Pemerintah juga melarang pembentukan organisasi kepanduan lain.
Selanjutnya, dibentuklah pengurus Gerakan Pramuka yang meliputi Majelis Pimpinan Nasional (Mapinas), Kwartir Nasional (Kwarnas), dan Kwartir Daerah (Kwarda).
Sri Sultan Hamengkubuwono IX terpilih sebagai Ketua Kwartir Nasional pertama dan kemudian dikukuhkan sebagai Bapak Pramuka Indonesia.
Baca Juga: Kisah di Balik Sejarah Hari Perawat Sedunia, Ternyata Ada Kaitannya dengan Florence Nightingale
Hari Pramuka dan Perkembangan Gerakan Pramuka
Puncak dari pembentukan Gerakan Pramuka ditandai dengan pelantikan pengurus Nasional Gerakan Pramuka pada 14 Agustus 1961.
Pada hari tersebut, Presiden Soekarno menganugerahkan Panji Gerakan Pramuka kepada Sri Sultan Hamengkubuwono IX, yang diikuti dengan defile atau pawai Pramuka di depan Presiden dan berkeliling Jakarta untuk memperkenalkan Gerakan Pramuka kepada masyarakat.
Peristiwa ini kemudian dikenal sebagai Hari Pramuka, yang diperingati setiap tanggal 14 Agustus dengan berbagai kegiatan kepramukaan di seluruh Indonesia.
Baca Juga: Sejarah Hari Sepeda Sedunia 3 Juni, Ternyata Ada Kaitannya dengan Penelitian Prof. Leszek Sibilski
Oleh karena itu, pertanyaan yang sering muncul tentang kenapa pramuka jadi ekstrakulikuler wajib telah terjawab bahwa dilihat dari Gerakan Pramuka sendiri telah berkembang menjadi organisasi yang disegani dan sehingga ekstrakurikuler wajib pada tingkat pendidikan di Indonesia.
Itulah sekilas tentang sejarah Gerakan Pramuka di Indonesia. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita semua!
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: YouTube @Tunas Kelapa Channel