Rabu, 13 DESEMBER 2023 • 12:09 WIB

'The Most Beautiful Suicide', Potret Bunuh Diri Evelyn McHale yang Mendunia dan Kontroversial

Author

'The Most Beautiful Suicide'.

INDOZONE.ID - Evelyn McHale, hanyalah seorang perempuan muda biasa yang tumbuh besar di New York. Namun, siapa sangka bahwa perempuan biasa ini malah akan dikenal dunia lewat sebuah potret yang mengabadikan momen kematiannya? Tentu tidak ada, bahkan Evelyn sendiri pun mungkin tak akan pernah membayangkan hal tersebut.

Potret yang mengabadikan momen kematiannya ini dijuluki sebagai The Most Beautiful Suicide. Julukan kontroversial ini lantas menuai kritikan dari berbagai pihak karena dianggap mengagung-agungkan aksi bunuh diri dan sangat berpotensi mempengaruhi individu-individu rentan untuk mengambil langkah yang sama.

Kisah di Balik The Most Beautiful Suicide

The Most Beautiful Suicide.

Melansir skny.io, sehari sebelum kematiannya pada 30 April 1947, diketahui Evelyn mengunjungi tunangannya, Barry Rhodes di Easton, Pennsylvania.

Dalam sebuah wawancara, Barry yang saat itu sedang menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi Lafayette mengungkapkan bahwa pada kunjungannya tersebut Evelyn terlihat sangat bersemangat dan sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda kalau dia akan mengambil langkah ekstrim untuk mengakhiri hidupnya.

"Dia sering menyuarakan ketakutannya tentang tidak bisa menjadi istri yang baik. Ketika saya memberikan kecupan perpisahan, dia tampak bahagia dan normal selayaknya gadis lain yang akan menikah," ucap Barry sambil mengenang kali terakhir pertemuannya dengan Evelyn yang saat itu terlihat terburu-buru menuju kereta untuk kembali ke New York.

Namun, tentu saja apa yang terlihat di depan mata tidak selamanya adalah kebenaran. Hal inilah yang terjadi pada Evelyn di esok hari kemudian, pada 1 Mei 1947.

Sekitar pukul 9 pagi, dia tiba di Stasiun Penn. Sekitar pukul 10.40 pagi waktu setempat, perempuan yang tampak bersemangat saat bertemu sang kekasih itu mendatangi Gedung Empire State, membeli 1 tiket akses ke sebuah dek observasi yang terletak di lantai 86 gedung tersebut.

Sesampainya di sana, Evelyn segera melepaskan mantel yang dia kenakan, melipatnya rapi dan menaruhnya di dek tersebut bersama dompet yang menyimpan surat perpisahan.

Tak menunggu waktu lama, Evelyn nekat memanjat pagar pembatas dan kemudian terjun bebas menghantam sebuah limosin Cadillac milik Majelis PBB yang saat itu terparkir tepat di bawahnya.

Momen jatuhnya Evelyn saat itu disaksikan secara langsung oleh beberapa orang, termasuk salah satunya mahasiswa fotografi bernama Robert Wiles yang kebetulan sedang berada tak jauh dari lokasi kejadian.

Beberapa menit setelah tubuh Evelyn menghantam limosin, Robert segera mengarahkan kameranya untuk mengabadikan momen itu. Dalam potret itu, terlihat sosok Evelyn yang terbaring tenang di antara lapisan baja yang ringsek dan pecahan kaca limosin yang hancur berantakan.

Potret Evelyn McHale saat bunuh diri.

Kakinya menyilang anggun, tangan kirinya yang terbalut sarung tangan putih bertumpu pada dada sembari memegang erat kalung mutiara yang dikenakan. Ekspresi wajahnya terlihat tenang, tak menggambarkan akhir mengerikan yang dialami tubuhnya.

Peristiwa ini menjadi pemberitaan di berbagai media. Foto momen kematian Evelyn yang diambil oleh Robert pada akhirnya rilis di majalah Life edisi 12 Mei 1947. Foto ini kemudian mendapat julukan The Most Beautiful Suicide atau Bunuh Diri Paling Indah oleh majalah Time.

Kini, ketika kita menyebut nama Evelyn McHale, mungkin hal pertama yang terlintas adalah julukan The Most Beautiful Suicide. Begitu pun sebaliknya, ketika kita menyebut nama potret itu, nama dan kisah Evelyn akan turut hadir dalam pembicaraan. Keduanya tak lagi dapat dipisahkan, telah jadi satu kesatuan yang abadi dalam ingatan banyak orang.

Baca Juga: Sepak Terjang Shinsengumi, Pasukan Penjaga Keamanan Kekaisaran Jepang di Zaman Edo

Siapa Evelyn McHale?

Evelyn McHale, wanita yang dijuluki 'The Most Beautiful Suicide'.

Evelyn lahir dari pasangan Helen dan Vincent McHale di Berkeley, California pada 20 September 1923. Evelyn dan keenam saudaranya menghabiskan waktu tak begitu lama di California. Pasca perceraian orang tuanya, dia dan saudara-saudaranya ikut sang ayah pindah ke New York.

Di Tuckahoe, New York itulah Evelyn tumbuh dewasa. Orang-orang di sekitarnya menggambarkan Evelyn sebagai sosok yang menarik, cerdas dan pendiam. Dibandingkan dengan gadis seumurannya, Evelyn terlihat sedikit tomboy, dia lebih menyukai beraktivitas di luar ruangan daripada kegiatan feminim tradisional seperti minum teh, merangkai bunga dan sebagainya.

Setelah lulus SMA, Evelyn bergabung dengan Korps Tentara Wanita selama Perang Dunia II, bertugas sebagai kopral di Korps Medis dan ditempatkan di Jefferson City, Missouri. Setelah pengabdiannya berakhir, dia pindah ke Baldwin, New York.

Di sanalah dia mendapatkan pekerjaan sebagai akuntan di Kitab Engraving Company yang berlokasi di Manhattan. Saat bekerja di Manhattan ini Evelyn pertama kali bertemu dengan laki-laki yang kemudian menjadi tunangannya, Barry Rhodes.

Baca Juga: Menelusuri Eksistensi Miko di Peradaban Lampau hingga Modern Jepang yang Dipercaya jadi Perantara Dunia Manusia dengan Para Dewa

Mengapa Evelyn McHale Bunuh Diri?

The Most Beautiful Suicide.

Sebuah surat perpisahan yang Evelyn tinggalkan bisa dikatakan tidak begitu membantu untuk mengetahui alasannya bunuh diri. Apa yang dia tuangkan dalam surat tersebut terkesan samar dan sulit diartikan. Pada akhirnya, detektif yang bertugas dan orang-orang yang mengetahui isi surat itu jadi meraba-raba motif sebenarnya yang melatarbelakangi aksi bunuh diri itu.

Surat itu diawali dengan permintaan yang ditujukan kepada keluarganya dan orang pertama yang mungkin akan menemukan jasadnya.

"Aku tidak ingin siapapun, baik orang asing maupun keluargaku, untuk melihat bagian manapun dari diriku. Bisakah kamu menghancurkan tubuhku dengan kremasi? Aku mohon kepadamu dan keluargaku, jangan mengadakan upacara pemakaman atau peringatan kematian untukku," isi surat Evelyn McHale.

Setelahnya, Evelyn menyebutkan Barry dalam surat tersebut, membahas tentang bagaimana tunangannya itu ingin segera menikah dengannya.

"Tunanganku memintaku untuk menikah dengannya pada bulan Juni (1947," tulis Evelyn McHale.

Dalam surat tersebut, Evelyn juga mengungkapkan perasaannya akan ajakan menikah Barry. Alih-alih merasa senang, untaian kata yang ditulis untuk menggambarkan perasaannya justru terlihat kalut.

"Aku tidak berpikir aku akan menjadi istri yang baik untuk siapapun. Dia jauh lebih baik tanpaku," ungkap Evelyn.

Surat itu diakhiri dengan pesan samar yang ditujukan khusus pada ayahnya, mengaku bahwa dia memiliki kecenderungan yang terlalu banyak dengan ibunya.

Isi surat tersebut lantas menarik perhatian berbagai pihak, hingga memunculkan banyak pertanyaan yang sepertinya tak akan pernah terjawab.

Mulai dari apakah dia melarikan diri dari pernikahan dengan tunangannya, Barry? Apakah perceraian orangtuanya mengubah pandangannya terhadap pernikahan? Bahkan jika itu masalahnya, akan lebih mudah untuk memberi Barry jawaban tidak sambil meminta maaf.

Geladak observasi gedung Empire State.

Hal ini juga berlaku pada kalimat terakhir yang Evelyn tulis. Melansir dari codax99.com, ibunya diketahui menderita depresi, penyakit yang pada saat itu (era 1930-an) sangat mungkin tidak terdiagnosis dan diobati.

Namun, alih-alih bunuh diri, ibunya memilih untuk bercerai dengan ayahnya dan melanjutkan hidup seperti orang-orang pada umumnya, salah satunya dengan menikahi seorang pria bernama Carl Adams.

Jika melihat dari riwayat ibunya, sangat mungkin jika pada saat itu Evelyn juga sedang mengalami depresi. Namun, tetap saja, kecenderungan-kecenderungan yang Evelyn maksud tetap tak dapat diketahui secara pasti berbentuk apa.

Pada akhirnya, pesan yang Evelyn tinggalkan hanya mampu dipahami oleh keluarga, tunangan dan orang yang mengenal baik dirinya. Sedangkan orang-orang asing seperti kita hanya mampu menerka-nerka apa yang sebenarnya terjadi dalam diri Evelyn.

Sesuai dengan permintaannya, jasad Evelyn akhirnya dikremasi. Pihak keluarga pun tak mengadakan upacara pemakaman untuknya. Bahkan jejaknya pun tak ada, sebab tak ada batu nisan yang dibuat untuk mengenangnya. Meski demikian, Evelyn McHale tetap abadi dalam potret kematian yang tertangkap kamera Robert Wiles.

Pasca ditinggal sang kekasih, Barry Rhodes diketahui tak pernah menikah, entah karena memang hatinya telah abadi bertaut pada Evelyn atau alasannya lainnya. Meski begitu, dia sukses berkarir sebagai seorang insinyur dan memutuskan pindah ke bagian selatan. Pada 9 Oktober 2007, saat usianya 86 tahun, Barry meninggal dunia di Melbourne, Florida.

Writer: Putri Octavia Saragih


Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.

Z Creators,

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: TIME