Selasa, 27 MEI 2025 • 11:46 WIB

Cerita Lengkap Kasus Glico-Morinaga dan Misteri Monster 21 Wajah di Jepang yang Belum Terpecahkan

Author

Kasus Monster 21 Wajah yang belum terpecahkan. (skycraper)

INDOZONE.ID - Kasus Glico dan Morinaga di Jepang pada era 80-an sampai saat ini berlum pernah terpecahkan. Tepatnya di 1984, muncul kelompok misterius yang menyebut diri mereka "Monster dengan 21 Wajah", diambil dari nama penjahat fiksi karya Edogawa Rampo, yang menculik dan meneror dua perusahaan dan para petingginya.

Kelompok ini menjadi terkenal karena melakukan serangkaian pemerasan, teror, dan ancaman terhadap perusahaan makanan besar seperti Ezaki Glico dan Morinaga.

Berikut ini adalah kisah lengkapnya yang dipilah dan diambil dari beberapa sumber, salah satunya dari situs Monsterwith21faces dan Findinguniverse.

Penculikan Presiden Glico

Pada malam 18 Maret 1984, dua pria bertopeng menculik Katsuhisa Ezaki, Presiden Glico, dari rumahnya. Mereka masuk menggunakan kunci yang dicuri dari rumah ibunya.

Baca Juga: Cerita Lengkap Misteri Joseph Bowne Elwell: Kasus Pembunuhan Ruang Tertutup di Dunia Nyata yang Aneh

Setelah menyekap istri dan anak-anaknya, Ezaki diculik dalam keadaan telanjang dan dibawa ke gudang di Osaka. Tiga hari kemudian, ia berhasil kabur, tetapi tak bisa mengenali para pelaku.

Tak lama setelah itu, kelompok ini membakar kendaraan milik Glico dan menaruh wadah berisi asam klorida di kantor perusahaan.

Teror Lewat Surat

Ilustrasi surat ancaman. (Monsterwith21Faces.com)

Kelompok ini mengirim banyak surat ancaman ke polisi, media, dan perusahaan. Nada surat-surat itu mengejek dan provokatif, seperti yang ditujukan kepada polisi:

"Kepada polisi Jepang yang bodoh, apa kalian benar-benar profesional? Tangkap aku kalau bisa. Kalau tidak, kalian pencuri pajak!"

Mereka memberikan petunjuk soal warna mobil dan tempat membeli makanan, tapi itu tidak membantu banyak dalam penyelidikan.

Baca Juga: Cerita Lengkap Dosen Ghaib di UNNES yang Viral 8 Tahun Lalu, Pesan Aneh yang Bikin Merinding

Surat-surat itu ditulis dengan gaya kasual dan sering menggunakan dialek Osaka. Dalam satu surat, mereka menulis:

"Jangan berbohong. Semua kejahatan dimulai dengan kebohongan, seperti yang kami katakan di Jepang. Tidakkah kalian tahu itu?"

Nada mereka seolah menyindir aparat, namun tetap memberi petunjuk samar. Dalam surat lain, mereka menyebut telah mencampur permen Glico dengan sianida dan akan menaruhnya di rak toko.

Akibat ancaman tersebut, Glico menarik semua produknya dari pasar, menyebabkan kerugian besar dan pemutusan kerja ratusan karyawan. Pada 26 Juni, mereka menyatakan telah “memaafkan” Glico dan menghentikan terornya.

Target Baru: Morinaga dan Perusahaan Lain

Namun, teror tidak berhenti. Setelah Glico, mereka menargetkan Morinaga, Marudai Ham, dan House Foods. Mereka mengirim surat kepada “Ibu-ibu di Jepang”, menyatakan bahwa 20 bungkus permen Morinaga telah diracuni.

Beberapa bungkus ditemukan berisi natrium sianida, tapi diberi label seperti “Bahaya: Mengandung Racun”, sehingga tidak ada korban jiwa.

Mereka juga mengancam untuk membunuh pimpinan Morinaga jika tidak diberi uang sebesar 200 juta yen. Mereka menginstruksikan Morinaga untuk membalas melalui iklan koran dengan kata-kata tertentu seperti "Teman jahat", "Polisi", dan "Uang". Morinaga menurut, dan kekerasan mereda.

Baca Juga: Kilas Balik Kisah Issei Sagawa: Sang Kanibal yang Lolos dari Hukuman, lalu Jadi Selebritas di Jepang!

Namun, surat-surat berlanjut, dengan pesan-pesan seperti:
"Kami melihat kekuatan kami. Jika tidak patuh, kami akan menghancurkan perusahaan kalian."

Penyelidikan Polisi dan Tersangka Misterius

Tersangka kasus Monster dengan 21 Wajah yang tak terpecahkan. (Wikipedia)

Polisi melakukan penyelidikan besar-besaran. Salah satu tersangka terekam kamera saat meletakkan produk Glico di rak toko. Pria ini memakai topi bisbol Yomiuri Giants.

Lalu ada sosok yang dijuluki “Pria Bermata Rubah”, yang terlihat saat transaksi rahasia dengan polisi, tapi berhasil kabur.

Manabu Miyazaki, putra mantan bos yakuza, sempat dicurigai karena kemiripan fisik dan masa lalunya dengan Glico. Namun, ia dibebaskan setelah terbukti tidak terlibat.

Akhir dari Teror Tapi Tak Terpecahkan

Pada Agustus 1985, Kepala Polisi Prefektur Shiga, Yamamoto, bunuh diri karena merasa gagal menangkap pelaku. Lima hari kemudian, Monster dengan 21 Wajah mengirim surat terakhir, mengatakan mereka berhenti dan jika ada teror serupa, itu bukan mereka.

Baca Juga: Warga Amerika Dilanda Phobia Pembunuh Berantai, Dipicu Banyaknya Orang Hilang dan Pembunuhan Tak Terpecahkan Sepanjang 2023

"Kami orang jahat. Tapi itu berarti kami punya hal lain yang harus dilakukan selain menindas perusahaan makanan."

Setelah itu, mereka menghilang.

Hingga undang-undang pembatasan habis pada tahun 2000, tidak ada satu pun tersangka yang ditangkap. Polisi menyelidiki lebih dari 125.000 orang dan menerima lebih dari 28.000 petunjuk. Kasus ini tetap menjadi salah satu misteri kriminal terbesar dalam sejarah Jepang — sebuah teka-teki tanpa akhir dari Monster dengan 21 Wajah.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Monsterwith21faces.com, Findinguniverse.com