INDOZONE.ID - Kadang tempat yang kelihatannya damai justru nyimpen rahasia paling gelap, seperti salah satu kisah kelam dari peternakan babi di British Columbia, Kanada.
Dari luar sih peternakan biasa aja. Tapi di balik kandang dan lumpur, ada kisah nyata yang bisa bikin bulu kuduk berdiri. Bukan legenda urban atau fiksi horor, ini adalah kisah asli tentang Robert Pickton, si peternak yang ternyata serial killer.
Pickton tumbuh di Port Coquitlam bareng saudaranya. Setelah orang tua mereka meninggal, dua bersaudara ini nerusin peternakan keluarga.
Baca Juga: Undang-Undang Agraria 1870: Strategi Kolonial Belanda Menguasai Tanah Pribumi
Tapi siapa yang menyangka, ladang babi itu juga jadi ladang kematian.
Tahun 1994, Pickton mulai jual sebagian tanah warisan dan kantongin jutaan dolar. Duit itu dipake buat bikin yayasan amal bohongan, yang sebenernya jadi kedok buat ngundang perempuan ke pesta-pesta di peternakannya.
Targetnya perempuan dari lingkungan kumuh Downtown Eastside, Vancouver yang kebanyakan hidupnya lagi susah.
Salah satu korban selamat, Wendy Lynn Eistetter, sempat jadi target pembunuhan pada tahun 1997. Tapi dia berhasil kabur dan bersaksi di pengadilan.
Sayangnya, kesaksian Wendy dianggap nggak meyakinkan cuma karena latar belakangnya. Dari situlah, mimpi buruk beneran dimulai.
Pickton dikenal sebagai orang yang pendiam dan kikuk. Tapi di balik itu semua, dia jemput perempuan pakai mobil, ajak ke peternakan, lalu dikurung dan dihabisi.
Caranya buat menghabisi korban aja udah sangat sadis, tapi yang lebih bikin mual adalah apa yang dia lakuin setelahnya.
Jasad para korban dipotong-potong di rumah jagal pribadinya. Beberapa bagian diolah jadi sosis dan kabarnya disajikan ketika pesta.
Lebih parah lagi, ada dugaan lemak korban diproses jadi gelatin buat produk kecantikan. Ini bukan teori liar karena bukti-buktinya beneran ditemukan polisi.
Kejahatan ini akhirnya kebongkar tahun 2002. Polisi awalnya cuma mau nyita senjata ilegal, tapi mereka malah nemuin sisa-sisa tubuh di seluruh penjuru peternakan. Tengkorak, barang-barang korban, dan jejak DNA berserakan kayak tempat jagal manusia.
Di penjara, seorang polisi nyamar jadi tahanan dan berhasil ngebuat Pickton ngaku. Dia bilang udah bunuh 49 perempuan dan nyesel karena nggak sempat bikin genap 50. Tahun 2007, dia dihukum penjara seumur hidup.
Baca Juga: Fakta Menarik Tentang Bian Lian: Seni Ganti Wajah Tiongkok yang Memikat Dunia
Tapi hidupnya berakhir juga di balik jeruji. Tahun 2024, Pickton tewas dibunuh napi lain.
Meski dia udah nggak ada, luka dan trauma yang tinggalkan masih terus dirasain sama kerabat dan orang-orang sekitar.
Ini juga jadi bukti nyata kalau suara-suara dari orang yang paling rentan diabaikan, akibatnya bisa sebegitu mengerikannya.
Jadi, jangan pernah remehin sisi gelap manusia. Kadang monster nggak muncul dari hutan atau lorong gelap, tapi dari balik ladang, rumah biasa, bahkan senyum yang kelihatan nggak bersalah.
Penulis: Eliani Kusnedi
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Instagram @marikitaungkap