Selasa, 29 OKTOBER 2024 • 00:28 WIB

Kilas Balik Kasus Mutilasi 6 Anak di Riau, Demi Kesaktian dan 'Perkasa', Tega Memotong Kelamin Korban

Author

Kasus pembunuhan dan mutilasi di Riau pada 2013 - 2014 lalu. (X/mwv.mystic)

INDOZONE.ID - Ada kasus pembunuhan yang sangat sadis yang pernah terjadi di Riau beberapa tahun lalu. Kasus mutilasi terhadapa enam anak laki-laki oleh seorang pria yang nekat memotong alat kelamin mereka saat hidup.

Peringatan, artikel ini sedikit mengandung adegan yang sangat sadis dan perlu kebijaksanaan saat membacanya.

Sosok pelaku

M. Delfi adalah seorang pemuda yang tinggal di Kabupaten Siak, Riau, bersama ayahnya, Basri Tanjung. Setiap hari, ia mengerjakan berbagai pekerjaan serabutan, mulai dari membantu ayahnya menjual sate hingga mengambil pekerjaan sebagai buruh bangunan.

Kemudian, ia mendapatkan pekerjaan sebagai karyawan di sebuah usaha isi ulang galon. Di usia yang masih sangat muda, 19 tahun, tepatnya pada Februari 2013, Delfi menikah dengan Dita, yang juga seumur dengannya. Sayangnya, pernikahan mereka hanya bertahan selama delapan bulan tanpa dikaruniai anak.

Baca Juga: Kasus Pembunuhan Sadis Keluarga Miyazawa: 24 Tahun Belum Terungkap, Pelaku Sempat-sempatnya Bersantai Usai Membunuh

Ingin kesaktian seperti ayahnya

Kasus pembunuhan dan mutilasi di Riau pada 2013 - 2014 lalu. (X/mwv.mystic)

Ayah Delfi dikenal sebagai dukun di daerahnya. Ia pun ingin memiliki kemampuan yang sama dengan ayahnya.

Basri mensyaratkan Delfi harus meminum darah segar dari 7 kelamin laki laki yang tidak impoten. Menurut sang ayah, dengan hal itu, ia bisa kebal dengan senjata tajam dan “perkasa” diatas ranjang. Delfi nyatanya benar benar menginginkan hal itu bagaimanapun caranya.

Pada 2013, ia mulai melakukan beragam aksi pencarian mangsa untuk kebutuhan mewujudkan “cita cita”nya itu.

Sasaran yang diincar

Delfi mengincar anak laki laki untuk menjadi korbannya. Karena syarat yang diberikan adalah tidak impoten, maka Delfi akan mengetes dahulu alat vital korbannya untuk melihat apakah sang korban bereaksi atau tidak. Jika “on”, maka Delfi segera memotong alat vital korbannya itu dengan pisau cutter dalam keadaan anak itu masih hidup.

Baca Juga: Ubadssagen, Kisah Pembunuhan Keji dan Mutilasi Pemilik Kapal Selam ke Jurnalis Kim Wall

Darah yang keluar dari kelamin korban segera ia minum sebagian, dan sebagian lagi ia olesi di sekujur tubuhnya. Korban yang tentunya menjerit, Delfi “bungkam” dengan cara mengg*rok lehernya hingga t3was.

Sedangkan pada 2014, ia berhasil mendapatkan 4 sisanya, yakni FD(5) yang dihabisi di Kampung Baru, Rokan Hilir, MA(9) yang dihabisi di Bengkalis, MG (9) di kebun akasia Desa Pinang Sebatang Timur, Siak dan FM (10).

Pada 2014 ini, selain dengan Dita, Delfi dibantu oleh Sopiyan, terutama untuk menghabisi korban FM.

Delfi saat itu menjanjikan Sopiyan uang 500 ribu jika ia bersedia membantu menghabisi FM. Namun setelah Sopiyan membantunya, Delfi tidak punya uang untuk membayarnya.

Sebagai gantinya, Delfi dan Sopiyan memotong motong daging dan beberapa organ FM ke dalam kantong plastik dibantu oleh Diky(16).

Menjual daging mutilasi yang dijadikan rendang

Daging itu kemudian mereka jual ke berbagai tempat dengan claim sebagai daging sapi atau daging biawak, dan uang hasil penjualannya diberikan sepenuhnya untuk Sopiyan sebagai bayaran atas jasanya.

Salah satu pembelinya adalah Rawati, hari itu Sopiyan datang ke warung tuak miliknya dengan membawa daging yang ia sebut sebagai daging sapi.

Karena warungnya sedang ramai pelanggan dan ia mengenal Delfi, Rawati hanya menyuruh Delfi meletakkan daging itu di belakang dan membayarnya 30 ribu. Setelah dicek, plastik itu bukan berisi daging, melainkan jantung dan hati.

Baca Juga: Mengulik Tradisi Belian: Metode Pengobatan Gaib Suku Talang Mamak dari Riau

Sialnya, Rawati yang tidak tau itu adalah jantung dan hati manusia, lantas mengolahnya menjadi rendang dan dihidangkan untuk suami serta rekan suaminya yang saat itu bertamu. Hanya dalam dua kali makan, rendang itu habis tak bersisa.

Seminggu setelahnya, barulah Rawati mengetahui hati dan jantung yang ia masak dan sajikan untuk suami beserta tamunya itu ternyata berasal dari tubuh manusia. Sang suami lantas muntah-muntah saat mengetahui hal tersebut.

Terbongkarnya kasus

Kasus ini mulai terbongkar saat penemuan tengkorak FM pada 23 Juli 2014. Saksi mata (anak anak) yang terakhir melihat korban menyebutkan bahwa FM sempat bermain dengannya sebelum M Delfi datang dan membawa FM pergi.

Setelahnya, pada Agustus 2014, Delfi ditangkap bersama Sopiyan dan sempat diamuk massa. Lalu dari keterangan Delfi, Dita yang sudah berstatus sebagai mantan istrinya juga ditangkap, disusul dengan Diky yang juga terlibat.

 

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: