Selasa, 07 JANUARI 2025 • 17:30 WIB

Daftar 5 Kecelakaan Pesawat Terparah Sepanjang Sejarah

Author

Ilustrasi kecelakaan pesawat.

INDOZONE.ID - Akhir tahun 2024, dunia dikejutkan dengan kecelakaan tragis pesawat asal Korea Selatan Jeju Air dengan penerbangan 2216. Pesawat tersebut gagal melakukan pendaratan dan menabrak tembok beton, setelah roda gagal berfungsi akibat terjadi kontak dengan burung, atau disebut bird strike.

Dari 181 penumpang, hanya 2 yang berhasil selamat, sedangkan sisanya tewas dengan kondisi yang mengenaskan, mengingat kondisi pesawat yang juga hancur akibat meledak dan terbakar.

Kecelakaan Jeju Air 2216 tentu semakin menambah daftar panjang kecelakaan fatal pesawat yang memakan banyak korban jiwa.

Baca Juga: Kisah Korban Selamat Kecelakaan Pesawat di Pegunungan Andes, Berubah Jadi Kanibal: Makan Mayat Teman Sendiri!

Sebelum Jeju Air, ada banyak kecelakaan pesawat yang terjadi, yang di antaranya menjadi kecelakaan terparah yang tercatat dalam sejarah dunia penerbangan.

Berikut adalah 5 kecelakaan pesawat terparah sepanjang sejarah:

1. Kecelakaan di Bandara Tenerife, Spanyol

Kecelakaan KLM Boeing 747 vs Pan Am Boeing 747.

Kecelakaan di Bandara Tenerife merupakan sebuah kecelakaan yang menimpa dua pesawat yang saling bertabrakan pada 27 Maret 1977.

Kecelakaan ini bermula ketika terjadinya ledakan bom di Bandara Las Palmas yang ditanam oleh sebuah kelompok separatis bernama Movimiento por la Autodeterminacion e Independencia del Arcipelago Canario (Penentuan Nasib Sendiri dan Kemerdekaan Kepulauan Canary), di Bandara Las Palmas.

Akibat hal ini, seluruh penerbangan di Kepualuan Canaria dialihkan ke Bandara Los Rodeos, Tenerife, termasuk dua pesawat yang terlibat dalam tragedi ini, yaitu KLM Royal Dutch Boeing 747-206B Penerbangan 4805 dan PanAm Boeing 747-121 Penerbangan 1736.

Singkat cerita, kedua pesawat sudah berada di landasan pacu Bandara Los Rodeos. Kemudian, terjadi kesalahan komunikasi antara KLM dengan Menara ATC Los Rodeos, di mana pilot KLM keliru menafsirkan bahwa mereka sudah diizinkan untuk take off, sementara di depan mereka masih terdapat PanAm 1736.

Akibatnya, tabrakan kedua pesawat ini pun tak terhindarkan, dan menimbulkan kerusakan besar serta korban jiwa mencapai 583 orang, dengan rincian seluruh 248 penumpang KLM 4805, dan 335 penumpang PanAm 1736 dari total 396 penumpang.

2. Japanese Airlines (JAL) Penerbangan 123

JAL Boeing 747-146SR penerbangan 123 mengalami kecelakaan pada 12 Agustus 1985, 12 menit setelah pesawat ini take off dari Bandara Haneda, Tokyo menuju Osaka.

Pesawat ini mengalami dekompresi akibat sekat tekanan belakang yang pecah dan berujung pada hilangnya bagian penting dari sirip vertikal dan kerucut ekornya, sehingga berdampak parah pada kontrol penerbangan pesawat ini.

Pesawat pun mengalami terbang tak terkendali selama beberapa menit hingga akhrinya menabrak sebuah pegunungan. Korban tewas mencapai 520 jiwa, dari total 524 penumpang.

Akar masalah dari kecelakan JAL123 ini yaitu perbaikan yang tidak memadai pada sekat tekanan belakang setelah megalami sebuah insiden yang terjadi 7 tahun sebelum kecelakaan ini, yaitu pada 2 Juni 1978.

Buntut dari kecelakaan ini, Presiden JAL memutuskan untuk mengundurkan diri, serta seorang manajer perawatan JAL di Haneda memutuskan untuk bunuh diri akibat rasa malu yang ditanggungnya.

3. Tabrakan udara Chakri Dadri

Kecelakaan Saudi Arabian Airlines Boeing 747-168B Penerbangan 763 dan Kazakhstan Airlines Ilyushin II-76TD Penerbangan 1907.

Sesuai namanya, kecelakaan ini terjadi di atas langit Kota Chakri Dadri, India, pada 12 November 1996. Kecelakaan ini melibatkan dua pesawat, yaitu Saudi Arabian Airlines Boeing 747-168B Penerbangan 763 dan Kazakhstan Airlines Ilyushin II-76TD Penerbangan 1907.

Penyebab utama kecelakaan ini yaitu akibat kesalahan dari Pilot Kazakhstan Airlines 1907 saat sedang mempertahankan ketinggian pesawat.

Disebutkan, kesalahan ini terjadi karena buruknya kemampuan bahasa inggris sang pilot mengakibatkan kesalahan penafsiran pada perintah ATC.

Kecelakaan ini mengakibatkan 349 orang tewas, dengan rincian seluruh 312 penumpang Saudi Arabian Airlines 763, dan seluruh 37 penumpang Kazakhstan Airlines 1907.

4. Turkish Airlines 981

Pada 3 Maret 1974, Turkish Airlines DC-10 penerbangan 981 akan terbang dari Bandara Yesilkoy Istanbul menuju Bandara Heathrow London, dengan transit di Bandara Orly, Paris.

Penerbangan dari Yesilkoy menuju Orly berjalan lancar, dengan 50 orang dari 167 penumpang turun, dan digantikan dengan 216 penumpang tambahan, yang mayoritas disebabkan pemogokan British Airways. Pesawat pun berangkat menuju London pada pukul 12:30.

Tak lama setelah terbang, pesawat mengalami dekompresi akibat pintu kargo belakang kiri terbuka, sehingga menyebabkan lantai kabin atas runtuh, merusak kabel-kabel kontrol, dan hampir melumpuhkan mesin nomor 2.

Pilot sempat berusaha menstabilkan pesawat, namun akhirnya tetap gagal, dan akhirnya pesawat terjatuh di Hutan Ermenonville. Sebanyak 346 orang tewas pada kecelakaan ini. Kesalahan desain dituding menjadi penyebab kecelakaan pesawat ini.

5. Air India 182

Air India Boeing 747-237B.

Pada 23 Maret 1985, Air India Boeing 747-237B dengan penerbangan 182, mengalami ledakan dahsyat pada ketinggian 31.000 kaki di atas Samudera Atlantik, setelah lepas landas dari Montreal dan akan menuju London.

Ledakan itu menyebabkan pesawat mengalami dekompresi cepat dan disintegrasi sturktural sebelum jatuh ke laut.

Baca Juga: Kilas Balik Insiden Garuda Indonesia Penerbangan 152, Kecelakaan Pesawat Paling Mematikan di Indonesia

Seluruh 329 penumpang pada pesawat ini tidak ada yang selamat. Disebutkan, penyebab dari kecelakaan pesawat ini yaitu dari bukti tidak langusng yang mengarah pada sebuah ledakan di kompartmen kargo depan, dimungkinkan berasal dari sebuah koper.


Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk, bikin cerita dan konten serumu, serta dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.

Banner Z Creators.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Curcio Law